28
a. Tradisi Caci
Tarian Caci merupakan tarian tradisional Manggarai seperti olahraga tradisional yang dijadikan tradisi ritual menempa diri. Keunikan dari tarian ini
adalah menari-nari sambil melantunkan nyanyian lokal. Permainan caci adalah permainan satu lawan satu yang dilakukan oleh pria. Permainan yang dilakukan
tak lain dari pertarungan saling pukul dan tangkis dengan menggunakan cemeti dan tameng. Ada dua pasang yang saling memukul dan menangkis. Lawan
memukul dengan cemeti sedang yang satu menangkis dengan menggunakan tameng berbentuk bulat yang terbuat dari kulit kamping, kerbau dan sapi.
Tarian Caci diyakini bisa menjaga jiwa sportivitas antar pemain. Pertunjukan ini biasa dilakukan di lapangan atau halaman kampung yang dalam
bahasa Manggarai biasa di sebut natas. Pertunjukan Caci diawali dengan pentas tarian Danding.
Tarian ini juga mengungkapkan sebuah kegembiraan dari orang Manggarai terhadap ritual adat, seperti perkawinan, syukuran atas tahbisan imam,
peresmian rumah adat. Bahkan warisan ini selalu ditampilkan pada perayaan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia di wilayah Kabupaten Manggarai.
b. Ritual Adat Penti
Penti dapat diartikan dengan syukuran. Penti dilaksanakan sekali setahun. Syukuran atas keberhasilan panen dan lain sebagainya. Satu kampung
berkumpul dalam satu rumah adat yang disebut Mbaru Gendang untuk mengucapkan rasa syukur atas keberhasilan selama setahun.
29 Penti juga sebagai perjumpaan kekeluargaan. Rasa kekeluargaan dan keakraban
sangat terasa. Seperti halnya upacara-upacara adat Manggarai yang lain, pesta Penti mampunyai norma yang mengatur hubungan antara Sang Pencipta Jari Agu
Dedek dengan ciptaannya. Memiliki norma yang mengatur hubungan antara sesama manusia dan antara manusia dengan lingkungannya Ngare, 2014.
c. Lodok
Lodok merupakan sebuah sistem pembagian tanah yang sangat adil. Lodok sering disebut dengan pembagian tanah seperti jaring laba-laba. Sebelum
mengenal pembagian tanah secara nasional, leluhur orang Manggarai memiliki sistem tersendiri dalam membagi tanah.
d. Arsitektur Rumah Gendang
Rumah Gendang yang berbentuk kerucut menjadi daya tarik bagi arsitektur Indonesia dan dunia untuk meneliti bentuk warisan leluhur orang
Manggarai dalam membangun rumah. Rumah adat Gendang orang Manggarai yang disebut Mbaru Niang selalu mengerucut ke langit. Orang Manggarai tidak
mengenal seng melainkan mengenal Wunut atau Ijuk. Jadi, orang Manggarai sering menyebut rumah adatnya dengan sebutan Mbaru Wunut.
2.6. Keadaan Bahasa
Bahasa yang digunakan di kabupaten Manggarai adalah bahasa Manggarai. Bahasa Manggarai digunakan oleh sebagian besar masyarakat yang
berada di wilayah kabupaten Manggarai yang tersebar di 12 kecamatan yakni Kecamatan Satar Mese, Kecamatan Satar Mese Utara, Kecamatan Satar Mese
Barat, Kecamatan Langke Rembong, Kecamatan Ruteng, Kecamatan Wae Rii,