32
BAB III JENIS-JENIS SAPAAN DALAM BAHASA MANGGARAI BERDASAKAN
REFERENNYA
3.1. Pengantar
Bahasa Manggarai mengenal berbagai jenis sapaan yang biasa digunakan dalam percakapan sehari-hari. Jenis sapaan dalam bahasa Manggarai dibedakan
berdasarkan referennya, yakni sapaan berdasarkan hubungan kekerabatan, sapaan berdasarkan profesi, sapaan berdasarkan jabatan, sapaan dengan menyebut nama,
sapaan berdasarkan kata ganti, dan sapaan gabungan.
3.2. Sapaan Berdasarkan Hubungan Kekerabatan
Sapaan kekerabatan di daerah Manggarai adalah jenis sapaan yang paling banyak ditemui. Sapaan kekerabatan adalah sapaan yang digunakan untuk
menyapa seseorang yang memiliki hubungan pertalian kekerabatan. Dalam penggunaannya jenis sapaan ini tidak hanya digunakan untuk menyapa mitra tutur
yang memiliki hubungan pertalian kekerabatan tetapi juga untuk menyapa mitra tutur yang bahkan tidak mempunyai hubungan pertalian kekerabatan apa-apa.
Sapaan yang berasal dari pertalian kekerabatan itu adalah ende, mama, oma, ema, bapa, opa, inang, tanta, amang, om, kae, ase, ende koe, mama koe, ema koe, bapa
koe, ende tu’a, mama tua, ema tu’a, bapa tua, enu, nana, nara, weta, empo, kesa, ipar, koa, wote, to’a. Berikut ini akan diuraikan sapaan-sapaan kekerabatan itu
satu per satu.
33
a. Sapaan Ema
Sapaan ema dalam bahasa Indonesia artinya ayahbapak. Sapaan ema adalah sapaan yang digunakan untuk menyapa ayah kandung penutur, bisa juga
digunakan untuk menyapa ayah kandung dari suami atau istri penutur. Contoh kalimat 6 berikut ini melukiskan bagaimana seorang anak mengajak ayahnya
untuk makan siang. 6 Ema, mai hang leso ga
„AyahBapak, ayo kita makan siang„ Pada perkembangannya sapaan ema jarang digunakan lagi untuk menyapa
seorang ayah karena masyarakat Manggarai lebih banyak menggunakan sapaan bapa. Contoh 7 berikut melukiskan anak penutur menawarkan minuman kopi
dan teh kepada ayahnya yang baru pulang dari ladang. 7 Bapa
, ngoeng inung apa mane ho’o? Ngoeng kopi ko teh? „AyahBapak, mau minum apa sore ini? Mau kopi atau teh?‟
Sapaan ema juga mengalami perluasan penggunaan yaitu ema bisa juga digunakan oleh penutur untuk menyapa kakek kandungnya. Contoh 8
melukiskan seorang anak bertanya pada kakeknya dimana letak sarung yang hendak diambil.
8 Nia na’an towe dite ema?
„Kakek, di mana kakek menyimpan sarung?„ Selain itu, sapaan ema juga bisa dipakai untuk menyapa kakek yang sudah
tua tanpa adanya pertalian darah atau kekerabatan. Contoh berikut 9 adalah