Sapaan Ipar Sapaan Kesa

50 Sapaan pa dan bu artinya bapak dan ibu. Sapaan ini juga sering digunakan secara umum untuk menyapa bapak dan ibu dengan profesi khusus misalnya guru, dokter, dan sebagainya. Contoh 54 melukiskan sapaan seorang anak murid terhadap bapak dan ibu gurunya. 54 Tabe gula pa Tabe gula bu „Selamat pagi bapak Selamat pagi ibu‟ Selain beberapa jenis sapaan diatas, dalam percakapan masyarakat Manggarai dikenal juga sapaan yang hanya menyebutkan profesi dari seseorang misalnya sapaan untuk seorang guru adalah guru, sapaan untuk seorang dokter adalah dokter.

3.4. Sapaan Berdasarkan Jabatan

Beberapa bentuk sapaan berdasarkan jabatan antara lain: kraeng, tuang, emaende diikuti nama jabatan, pa dan bu. Sapaan tuang dan kraeng memiliki arti yang sama dan mengandung makna untuk menghormati mitra tutur, namun dalam penggunaannya sedikit berbeda, karena sapaan kraeng memiliki nilai yang lebih tinggi terkait jabatan dibandingkan sapaan tuang. Sapaan tuang dalam perkembangannya tidak hanya digunakan untuk menyapa seseorang dengan profesi tertentu tetapi juga dapat digunakan untuk menyapa seseorang dengan jabatan tertentu, misalnya bupati, camat, lurah dan sebagainya. Pada contoh 51 sebelumnya, dapat juga melukiskan seorang ibu menyapa seorang lurah yang bertemu di jalan dekat rumahnya. Sejak zaman nenek moyang di Manggarai dikenal bentuk sapaan kraeng. Sama seperti sapaan tuang, sapaan kraeng secara harafiah artinya adalah tuan. 51 Kraeng khusus ditujukan untuk seseorang laki-laki yang berketurunan bangsawan, misalnya raja, kesatria, dan sebagainya. Berikut contoh 55 melukiskan penggunaan sapaan kraeng dimana seorang pelayan memberi kabar pada rajanya bahwa mereka kedatangan tamu kerajaan. 55 Kraeng, manga meka lau mai kerajaan Bima „Kraeng, ada tamu yang datang dari kerajaan Bima„ Seiring perkembangan zaman, sapaan kraeng memiliki pergeseran nilai yakni sapaan kraeng dan tuang memiliki kedudukan yang sama. Sapaan kraeng tidak hanya ditujukan untuk turunan bangsawan, tetapi juga digunakan secara umum terhadap orang-orang yang memiliki kedudukan atau jabatan dalam masyarakat seperti bupati, lurah, camat, dan sebagainya sebagai bentuk penghormatan. Contoh 56 melukiskan penggunaan sapaan kraeng dimana seorang bapak bertemu dan menyapa seorang tokoh masyarakat seperti lurah atau camat, dan sebagainya. 56 Kraeng, cepisa mulai dite kerja bakti? „Kraeng, kapan akan dilaksanakan kerja bakti?„ Sapaan ema dan ende secara harafiah artinya ayah bapak kandung dan ibu kandung, namun dapat digunakan pula sebagai bentuk penghormatan apabila disandingkan dengan jabatan tertentu dari mitra bicara. Sama halnya dengan sapaan kraeng, sapaan ema dan ende dalam kaitannya dengan jabatan hanya ditujukan untuk orang yang memiliki jabatan yang tinggi dalam lingkungan masyarakat. Sedikit berbeda dengan kraeng, sapaan ema dan ende dalam hal ini lebih pada sosok kebapaan atau seseorang yang dituakan dalam lingkungan