Sapaan Amang JENIS-JENIS SAPAAN DALAM BAHASA MANGGARAI BERDASAKAN

41

g. Sapaan Ema Koe

Sapaan ema koe dalam bahasa Indonesia artinya bapak kecil. Sapaan ema koe digunakan untuk menyapa adik laki-laki dari ayah penutur dan juga untuk menyapa suami dari adik perempuan dari ibu penutur. Sapaan ema koe dapat juga diganti dengan sapaan bapa koe, perhatikan contoh 29. Contoh 28 berikut melukiskan seorang penutur yang menanyakan waktu kedatangan adik laki-laki dari ayah kandung penutur atau suami dari adik perempuan kandung ibu penutur untuk dijemput di bandara. Contoh 29 melukiskan seorang penutur menanyakan kabar dari adik laki-laki dari ayah kandung penutur yang merantau di Pulau Jawa. 28 Ema koe, jam pisa cai ce Ruteng tong? Kut jemput lami tong „Ema koe, tiba di Ruteng jam berapa? Nanti kami yang akan jemput„ 29 Bapa Koe, co kreba? Cepisa mai ce Manggarai? Bapa Koe, apa kabar? Kapan pulang ke Manggarai?

h. Sapaan Ende Koe

Sapaan ende koe berarti mama kecil. Sapaan ende koe digunakan untuk menyapa adik perempuan dari ibu penutur dan juga untuk menyapa istri dari adik laki-laki dari ayah penutur. Sapaan ende koe dapat juga diganti dengan sapaan mama koe, perhatikan contoh 31. Contoh 30 berikut melukiskan seorang penutur yang mengabarkan kedatangannya ke rumah adik perempuan dari ibu penutur atau istri dari adik laki-laki ayah penutur. Contoh 31 melukiskan seorang penutur memberitahu adik perempuan dari ibu penutur atau istri dari adik laki-laki ayah penutur yang tinggal di kampung bahwa ia akan berlibur. 42 30 Ende koe, ami ngo one mbaru diang Neka hemong teneng sot enak e? „Ende koe, kami akan kerumah besok Jangan lupa masak yang enak ya?„ 31 Mama Koe, minggu musi aku ngo libur sale beo ‘Mama Koe, minggu depan saya akan berlibur di kampung‟

i. Sapaan Ema Tu’a

Sapaan ema tu’a dalam bahasa Indonesia artinya bapak tua. Sapaan ema tu’a digunakan oleh penutur untuk menyapa kakak laki-laki dari ayah kandung penutur dan juga untuk menyapa suami dari kakak perempuan dari ibu kandung penutur. Pada penggunaannya sapaan ema tu’a dapat juga diganti dengan sapaan bapa tua, perhatikan contoh 33. Contoh 32 berikut melukiskan seorang penutur yang meminta agar dirinya diperbolehkan untuk ikut berburu babi hutan bersama kakak laki-laki dari ayah penutur. Contoh 33 berikut melukiskan seorang penutur memberitahukan adanya undangan pertemuan di rumah adat kepada kakak laki-laki dari ayah penutur. 32 Ema tu’a, nganceng lut aku ngo tembak motang? „Ema tu’a, bolehkah saya ikut pergi berburu babi hutan?„ 33 Bapa tua, manga undangan bo kut diang wie neki ca eta mbaru gendang. „Bapa tua, ada undangan agar besok malam ikut pertemuan di rumah adat.‟