21
BAB II DESKRIPSI KEADAAN BAHASA MASYARAKAT MANGGARAI
2.1. Sejarah Masyarakat Manggarai
Banyak cerita orang Manggarai mengenai asal usul mereka. Ada yang mengatakan keturunan Turki yang lalu bermukim di Mandosawu, keturunan dari
Bima di Sumbawa, Bugis Luwu di Sulawesi, Melayu Malaka dan Minangkabau. Kenyataannya tidak ada satu suku Manggarai tetapi orang Manggarai terdiri dari
berbagai kelompok suku, subsuku atau klan. Masing-masing gelombang pendatang menempati wilayah tertentu dan
dalam perkembangannya mengembangkan pusat kekuasaan dengan adat tersendiri. Asal keturunan Bugis Luwu yang tiba dalam beberapa gelombang
misalnya menumbuhkan suku adak Bajo di bagian selatan sampai barat. Keturunan Turki bermukim pegunungan di dekat puncak gunung Mandosawu
tetapi kemudian pindah ke tempat Mano sekarang di kaki pegunungan bagian utara. Salah satu tokoh suku yang dikenal sebagai Suku Kuleng bernama Rendong
Mataleso diakui sebagai nenek moyang aliansi adak Cibal, Lambaleda, dan Poka. Pendatang dari Minangkabau konon tiba di Flores di dekat Labuan Bajo di
tempat yang namanya Waraloka. Orang-orang Minangkabau ini, di bawah pimpinan Kraeng Mashur, membangun adak Todo. Mereka bermukim di daerah
Todo dan Pongkor sekarang. Di situlah, konon mereka bertemu dengan orang- orang asli yang menurut cerita bertubuh kecil, berbulu, dan tidak mengenal
pakaian atau api. Demikian suku-suku yang lain bercampur baur menjadi Suku Manggarai yang tidak lagi dapat dipisahkan.
22 Sejak abad 11 Manggarai menjadi perebutan antara kesultanan Bima di
Sumbawa dan Kesultanan Gowa di Sulawesi untuk memperoleh monopoli perdagangan. Meskipun secara nyata kekuasaan asing dirasakan hanya di pesisir,
kedua penguasa ini meninggalkan pengaruh dalam bentuk struktur kekuasaan dan gelar. Di Reok dan Pota, di pantai utara ditempatkanlah perwakilan Sultan Bima.
Suku-suku yang sementara itu sudah mulai terorganisasi dalam aliansi suku menjadi kedaluan yang dikepalai seorang dalu yang terutama bertanggungjawab
untuk mengumpulkan upeti bagi Sultan Bima. Di bawah Dalu ditempatkan gelarang yang menguasai satu atau lebih wilayah tuan tanah
tu’a teno. Dalu maupun gelarang kebanyakan dipilih di antara toko adat, kemudian dalam
perkembangannya menjadi gelar turun-temurun. Letusan gunung Tambora tahun 1815 mematahkan kekuasaan Bima.
Kesempatan ini dimanfaatkan beberapa Dalu besar untuk mencoba memperbesar kekuasaan. Terjadilah perebutan kekuasaan antara Todo dan Cibal yang
dimenangkan oleh Todo. Ketika Belanda datang di Manggarai pada awal abad 20 dan mengambil
alih penguasaan atas Manggarai dari Bima, mereka menemukan dan meneruskan struktur administrasi pemerintahan tersebut. Sementara itu, masyarakat biasa
kebanyakan masih hidup dalam kampung-kampung kecil yang terisolasi, yang umumnya terdiri dari beberapa rumah khas berbentuk bundar dengan atap kerucut.
Orang Manggarai pada dasarnya petani ladang meskipun di tempat-tempat yang memungkinkan banyak juga yang beralih ke sawah. Kehidupan dan
penghidupan terbentuk dari cara penguasaan dan pengelolaan lahan, yang umumnya pola ladang gilir.
23 Pembangunan
dimulai pada
masa pendudukan
Belanda, yang
mempersatukan kedaluan menjadi satu kerajaan. Aleksander Baruk dari Todo dipilih dan dipersiapkan menjadi Raja. Pada 1929, ia dinobatkan sebagai
pemimpin Manggarai dengan ibu kota adalah Ruteng Sisipan National Geogaphic Indonesia, 2008.
2.2. Letak Geografis
Secara geografis wilayah Kabupaten Manggarai terletak diantara 8º LU - 8º.30 LS dan 119,30º - 12,30º BT. Merupakan salah satu dari 21 KabupatenKota
yang terdapat di Provinsi Nusa Tenggara Timur, dengan batas-batas wilayah sebagai berikut:
Tabel 2.1. Batas Wilayah Kabupaten Manggarai
Sebelah Barat Kabupaten Manggarai Barat
Sebelah Utara Laut Flores
Sebelah Timur Kabupaten Manggarai Timur
Sebelah Selatan Laut Sawu
Wilayah Kabupaten Manggarai terdiri dari 12 kecamatan yakni Kecamatan Satar Mese, Kecamatan Satar Mese Utara, Kecamatan Satar Mese Barat,
Kecamatan Langke Rembong, Kecamatan Ruteng, Kecamatan Wae Rii, Kecamatan Lelak, Kecamatan Rahong Utara, Kecamatan Cibal, Kecamatan Cibal
Barat, Kecamatan Reok dan Kecamatan Reok Barat. Secara jelasnya dapat dilihat pada Gambar 2.1. Peta Wilayah Administrasi Kabupaten Manggarai.