19
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni yang bersifat eksploratif menggunakan metode desain faktorial dengan dua faktor dan dua level
untuk mendapatkan sediaan gel anti-inflamasi ekstrak daun cocor bebek yang memenuhi persyaratan sifat fisik dan stabilitas fisik gel.
B. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
1. Variabel Penelitian
a. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah CMC Na level rendah dan
level tinggi dan propilen glikol level rendah dan level tinggi. b.
Variabel tergantung dalam penelitian ini adalah sifat fisik gel daya sebar dan viskositas dan stabilitas fisik gel pergeseran viskositas setelah
penyimpanan selama 48 jam dan 4 minggu. c.
Variabel pengacau terkendali dalam penelitian ini adalah kondisi dan wadah penyimpanan selama 48 jam dan 4 minggu, kecepatan putar, lama
pencampuran, alat - alat penelitian, habitat tumbuh tanaman cocor bebek, umur tanaman cocor bebek, waktu panen daun cocor bebek, berat hewan
uji, umur hewan uji, jenis kelamin hewan uji, dan galur hewan uji. d.
Variabel pengacau tak terkendali dalam penelitian ini adalah suhu ruangan, kelembaban ruangan, dan kondisi patofisiologis hewan uji.
2. Definisi Operasional
a. Gel anti-inflamasi adalah sediaan semipadat yang mempunyai efek
farmakologi mengurangi gejala-gejala inflamasi secara topikal.
b. Ekstrak daun cocor bebek adalah hasil ekstraksi daun cocor bebek
dengan metode maserasi selama 48 jam menggunakan etanol, kemudian dilakukan penguapan menggunakan vacuum rotary evaporator pada suhu
55
o
C dan waterbath pada suhu 70
o
C selama 3 jam dengan pengadukan
secara berkala 30 menit sekali.
c. Gel anti-inflamasi ekstrak daun cocor bebek adalah sediaan semipadat
yang mengandung zat aktif dari ekstrak daun cocor bebek Kalanchoe pinnata
Lam. yang mempunyai efek farmakologi mengurangi gejala-
gejala inflamasi secara topikal.
d. Gelling agent
adalah komponen dalam sediaan gel yang dapat membentuk jaringan struktural gel sehingga mempengaruhi sifat fisik
dan stabilitas fisik gel, dalam penelitian ini dilakukan optimasi terhadap gelling agent
CMC Na.
e. Humektan adalah komponen yang berfungsi sebagai pelembab untuk
sediaan gel, dalam penelitian ini dilakukan optimasi terhadap humektan
propilen glikol.
f. Sifat fisik dan stabilitas fisik gel adalah parameter yang digunakan untuk
mengetahui kualitas sediaan gel, dalam penelitian ini sifat fisik sediaan gel meliputi daya sebar dan viskositas gel sedangkan stabilitas fisik
meliputi pergeseran viskositas gel setelah penyimpanan 48 jam dan 4
minggu.
g. Desain faktorial adalah metode optimasi yang digunakan untuk
mengetahui efek yang lebih dominan dalam mempengaruhi sifat fisik dan stabilitas fisik sediaan gel dengan analisis hasil secara statistik
menggunakan program R versi 3.1.2.
h. Faktor adalah variabel yang diteliti pada suatu penelitian, dalam
penelitian ini digunakan 2 faktor yaitu CMC Na sebagai faktor A dan
propilen glikol sebagai faktor B.
i. Level adalah tetapan atau nilai dari suatu faktor yang dinyatakan secara
numerik. Level rendah CMC Na 6 gram dan level tinggi CMC Na 7,5 gram, sedangkan level rendah propilen glikol 20 gram dan level tinggi
propilen glikol 30 gram.
j. Respon adalah besaran yang akan diamati perubahan efeknya dan dapat
dihitung secara kuantitatif, dalam penelitian ini adalah hasil uji sifat fisik
viskositas dan daya sebar.
k. Efek adalah perubahan respon yang disebabkan adanya variasi level dan
faktor.
l. Viskositas adalah ketahanan gel anti-inflamasi ekstrak daun cocor bebek
untuk mengalir setelah diberi gaya.
m.
Daya sebar adalah diameter penyebaran tiap 1 gram gel anti-inflamasi
ekstrak daun cocor bebek selama 1 menit dengan pemberian beban 125
gram pada alat uji daya sebar.
n. Pergeseran viskositas adalah selisih viskositas gel antiiinflamasi ekstrak
daun cocor bebek setelah penyimpanan setelah 4 minggu dengan viskositas gel anti-inflamasi ekstrak daun cocor bebek setelah 48 jam
pembuatan pada suhu kamar.
o. Area optimum adalah area komposisi gelling agent CMC Na dan
humektan propilen glikol yang menghasilkan gel yang mempunyai sifat
fisik dan stabilitas fisik yang baik.
p. Contour plot
adalah grafik yang digunakan untuk memprediksi area optimum formula sediaan gel yang memenuhi parameter sediaan gel
yang baik.
q. Superimposed contour plot
adalah penggabungan contour plot daerah
optimum dari respon viskositas dan daya sebar.
C. Bahan Penelitian