3. Optimasi formula gel
a. Formula. Formula yang digunakan pada penelitian ini mengacu pada
formula gel luka bakar ekstrak daun cocor bebek Hasyim dkk., 2012
Tabel II. Formula gel untuk luka bakar
Bahan Komposisi bv
Ekstrak daun cocor bebek 2,5
Carbopol 0,6
Trietanolamin 0,81
Gliserin 25
Propilen glikol 5
Metil paraben 0,18
Etanol 70 0,5
Aquadest ad
100 Formula tersebut dimodifikasi pada komposisi gelling agent dan
humektan menjadi formula baru pada tabel III.
Tabel III. Formula gel hasil modifikasi
Bahan Formula
1 g Formula
a g Formula
b g Formula
ab g
Ekstrak daun cocor bebek 5
5 5
5
CMC Na 6
7,5 6
7,5 Propilen glikol
20
20 30
30
Trietanolamin 1,62
1,62 1,62
1,62 Metil paraben
0,36 0,36
0,36 0,36
Etanol 70 1
1 1
1 Aquadest
162 162
162 162
Keterangan tabel: 1 = formula dengan faktor A pada level rendah 6 gram dan faktor B
pada level rendah 20 gram. a = formula dengan faktor A pada level tinggi 7,5 gram dan faktor B
pada level rendah 20 gram. b = formula dengan faktor A pada level rendah 6 gram dan faktor B
pada level tinggi 30 gram. ab = formula dengan faktor A pada level tinggi 7,5 gram dan faktor B
pada level tinggi 30 gram.
b. Pembuatan gel. CMC Na dikembangkan terlebih dahulu dalam 100 gram
aquadest dengan cara menaburkan CMC Na di atas aquadest campuran
1, pengembangan CMC Na dilakukan selama 24 jam. Metil paraben dilarutkan menggunakan etanol 70 dan propilen glikol campuran 2.
Campuran 1 dan 2 dicampur dan ditambahkan ekstrak daun cocor bebek kemudian dilakukan proses mixing dengan mixer dengan skala putar 1
selama 5 menit. Trietanolamin ditambahkan pada saat proses mixing pada menit ke-1 untuk mengatur pH sediaan gel anti-inflamasi ekstrak
daun cocor bebek.
4. Uji sifat fisik dan stabilitas fisik gel
a. Uji organoleptis dan pH. Uji organoleptis dan pH sediaan dilakukan pada
penyimpanan 48 jam dan 4 minggu. Sediaan gel ekstrak daun cocor bebek yang telah diformulasi dilakukan pengamatan fisik meliputi
bau, warna, homogenitas, dan pH sediaan. Pengukuran pH menggunakan
indikator pH pH stick dengan cara memasukkannya ke dalam sediaan gel kemudian warna yang dihasilkan dibandingkan dengan warna standar
pada pH stick. b.
Uji viskositas. Uji viskositas dilakukan 48 jam setelah formulasi gel. Masing-masing formula gel ditentukan viskositasnya menggunakan alat
Viskometer Rion seri VT 04. Ukuran paddle yang digunakan pada skala 2
rentang viskositas 100-4000 dPas. Cara pengujiannya yaitu gel dimasukkan ke dalam cup sampai terisi ¾. Paddle dipasang tegak lurus
pada Viskometer, kemudian cup dipasang dan rotor dinyalakan. Nilai
viskositas gel dapat diketahui dengan mengamati gerakan jarum penunjuk viskositas.
c. Uji pergeseran viskositas. Pergeseran viskositas gel ekstrak daun cocor
bebek diketahui dengan menghitung persentase perubahan viskositas gel setelah penyimpanan selama 4 minggu. Berdasarkan penelitian Yuliani
2010, rumus untuk menghitung persen pergeseran viskositas adalah:
d. Uji daya sebar. Pengukuran daya sebar sediaan gel dilakukan setelah 48
jam pembuatan. Pengukuran daya sebar dilakukan dengan cara gel ditimbang 1 gram kemudian diletakkan di tengah lempeng bulat berskala.
Kaca bulat lain dan pemberat diletakkan di atas gel tersebut sehingga berat kaca bulat dan pemberat 125 gram, didiamkan selama 1 menit,
kemudian dicatat diameter sebarnya Garg dkk., 2012.
5. Uji aktivitas anti-inflamasi dengan metode carrageenan-induced paw