Gelling Agent Humektan TINJAUAN PUSTAKA

E. Gel

Menurut Farmakope Indonesia Edisi IV 1995, gel adalah sistem semipadat yang terdiri dari suspensi yang dibuat dari partikel anorganik yang kecil atau molekul organik yang besar dan terpenetrasi oleh suatu cairan. Gel mempunyai kandungan air yang tinggi dibandingkan dengan sediaan semi solid yang lain. Setelah gel diaplikasikan pada kulit, air akan berevaporasi dan memberikan efek dingin. Hal ini menjadi salah satu kelebihan gel jika digunakan untuk sediaan anti-inflamasi dan sunscreen Baki dan Alexander, 2015. Gel juga bersifat lunak, lembut, mudah dioleskan, dan tidak meninggalkan lapisan berminyak pada permukaan kulit Abdassah, Sumiwi, dan Hendrayana, 2009. Gel dapat diklasifikasikan menjadi inorganik gel dan organik gel. Inorganik gel biasanya mempunyai sistem dua fase, sedangkan organik gel mempunyai sistem satu fase yang mengandung gelling agent seperti carbomer dan CMC Na. Berdasarkan sifat pembawanya, gel juga diklasifikasikan menjadi hidrogel dan organogel. Hidrogel memiliki komponen yang larut dalam air, sedangkan organogel memiliki komponen yang larut dalam pelarut nonaqueous Allen dan Ansel, 2014.

F. Gelling Agent

Gelling agent merupakan basis dari sediaan gel yang bersifat inert, aman dan non reaktif dengan komponen formula gel yang lain. Karakteristik gelling agent yang digunakan harus disesuaikan dengan bentuk sediaannya. Semakin tinggi konsentrasi gelling agent yang digunakan, semakin tinggi viskositas gel karena struktur gel semakin kuat Zats dan Kushla, 1996. Gambar 3. Struktur kimia CMC Na Rowe dkk., 2009 CMC Na gambar 3 merupakan polimer anionik yang berbentuk serbuk granul berwarna putih, tidak berbau, tidak berasa, dan bersifat higroskopis. CMC Na biasanya digunakan dalam sediaan topikal untuk meningkatkan viskositas sediaan. CMC Na dapat digunakan sebagai gelling agent pada konsentrasi 3.0 - 6.0 . CMC Na memiliki titik didih 227 o C, mengandung air kurang dari 10, dan dapat menyerap air pada suhu 37 o C dengan kelembaban 80 . CMC Na tidak larut dalam aseton, etanol 95, dan toluen, pada etanol 95 ia akan mengalami presipitasi. CMC Na stabil pada pH 2-10, pada pH dibawah 2 akan mengalami pengendapan dan diatas 10 akan mengalami penurunan viskositas Rowe dkk., 2009.

G. Humektan

Humektan menjaga kestabilan sediaan gel dengan mengabsorbsi lembab dari lingkungan, selain itu juga mempertahankan kelembaban kulit sehingga kulit tidak kering Rowe dkk., 2009. Gambar 4. Struktur kimia propilen glikol Rowe dkk., 2009 Propilen glikol gambar 4 merupakan cairan tidak berwarna yang mempunyai sifat viskos dan higroskopis, dengan rasa manis, yang sedikit tajam seperti gliserin. Propilen glikol dapat digunakan sebagai pelarut, ekstraktan, pengawet, humektan dan disinfektan pada berbagai sediaan parenteral maupun non parenteral. Propilen glikol lebih mudah melarutkan beberapa senyawa daripada gliserin seperti kortokosteroid, fenol, sulfa, alkaloid, vitamin A dan D. Propilen glikol dapat digunakan sebagai humektan pada konsentrasi hingga 15. Propilen glikol bersifat stabil pada suhu rendah sedangkan pada suhu tinggi akan teroksidasi menjadi propionaldehid, asam laktat, asam piruvat, dan asam asetat. Propilen glikol akan tetap stabil jika ditambahkan dengan etanol, gliserin, dan air Rowe dkk., 2009.

H. Desain Faktorial

Dokumen yang terkait

FORMULASI SEDIAAN GEL BASIS Na-CMC EKSTRAK ETANOL DAUN COCOR BEBEK (Kalanchoe pinnata (Lmk.) Pers.) SEBAGAI PENYEMBUH LUKA BAKAR PADA KELINCI Formulasi Sediaan Gel Basis Na-Cmc Ekstrak Etanol Daun Cocor Bebek (Kalanchoe Pinnata (Lmk.) Pers.) Sebagai Pe

0 10 16

FORMULASI SEDIAAN GEL BASIS Na-CMC EKSTRAK ETANOL DAUN COCOR BEBEK (Kalanchoe pinnata (Lmk.) Pers.) SEBAGAI Formulasi Sediaan Gel Basis Na-Cmc Ekstrak Etanol Daun Cocor Bebek (Kalanchoe Pinnata (Lmk.) Pers.) Sebagai Penyembuh Luka Bakar Pada Kelinci.

0 2 12

Optimasi sodium carboxymethyl cellulose sebagai gelling agent dan propilen glikol sebagai humektan dalam sediaan gel anti-aging ekstrak spirulina platensis menggunakan aplikasi desain faktorial.

2 13 114

Optimasi carbopol 940 sebagai gelling agent dan propilen glikol sebagai humektan dalam sedian gel anti-aging ekstrak spirulina platensis dengan aplikasi desain faktorial.

4 19 111

Optimasi gelling agent Carbopol dan humektan gliserin dalam sediaan gel anti-inflamasi ekstrak daun cocor bebek (Kalanchoe pinnata (Lam.)) dengan aplikasi desain faktorial.

2 30 132

Optimasi gelling agent Carbopol dan humektan propilen glikol dalam sediaan gel anti-inflamasi ekstrak daun cocor bebek (Kalanchoe pinnata (Lam.)) dengan aplikasi desain faktorial.

3 29 115

Optimasi gelling agent CMC-Na dan humetan gliserin dalam sediaan gel anti-inflamasi ekstrak daun cocor bebek (Kalanchoe pinnata (Lam.)) : aplikasi desain faktorial.

4 21 113

Optimasi humektan propilenglikol dan Gelling Agent CMC-Na dalam sediaan cooling gel ekstrak daun petai Cina (Leucaena leucocephala (Lam.) de Wit) : aplikasi desain faktorial.

0 2 88

Optimasi humektan propilenglikol dan Gelling Agent CMC-Na dalam sediaan cooling gel ekstrak daun petai Cina (Leucaena leucocephala (Lam.) de Wit) : aplikasi desain faktorial - USD Repository

0 0 86

Optimasi gelling agent cmc-na dan humektan polietilen glikol 400 dalam sediaan gel antiinflamasi ekstrak lidah buaya (aloe barbadensis mill.) dengan aplikasi desain faktorial - USD Repository

0 0 101