3. Uji daya sebar
Uji  daya  sebar  dilakukan  untuk  mengetahui  kemampuan  gel  dapat menyebar dan merata pada saat diaplikasikan. Daya sebar yang baik menjamin
pemerataan  aplikasi  gel  anti-inflamasi  ekstrak  daun  cocor  bebek  pada  kulit. Nilai  daya  sebar  berbanding  terbalik  dengan  viskositas.  Viskositas  semakin
tinggi  maka  daya  sebar  akan  semakin  kecil  dan  sebaliknya  semakin  rendah viskositas  sediaan  gel  maka  daya  sebarnya  akan  semakin  besar.  Sediaan  gel
yang ideal memiliki nilai daya sebar  yang tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil. Sediaan  gel  yang  mempunyai  daya sebar  yang baik  akan meningkatkan
kenyamanan  pasien  saat  mengaplikasikan  gel  tersebut  pada  kulit.  Hasil pengujian daya sebar gel ekstrak daun cocor bebek ditunjukkan pada tabel VI.
Tabel VI. Hasil uji daya sebar gel
Formula Daya Sebar cm
F1 5,025 ± 0,020
Fa 4,275 ± 0,054
Fb 5,125 ± 0,020
Fab 4,483 ± 0,031
Berdasarkan tabel VI, daya sebar gel ekstrak daun cocor bebek memiliki rentang daya sebar 4 hingga 5,2 cm. Rentang daya sebar tersebut sesuai dengan
rentang  daya  sebar  yang  diinginkan  yaitu  4,0 –  5,5  untuk  suatu  sediaan  gel
semisolid Lardy, Vennat, Pouget, dan Pourrat, 2000.
F. Stabilitas Gel Anti-inflamasi Ekstrak Daun Cocor Bebek
Stabilitas  gel  anti-inflamasi  ekstrak  daun  cocor  bebek  merupakan  salah satu  parameter  penting  yang  perlu  diperhatikan  pada  penelitian  ini.  Stabilitas
terkait  erat  dengan  konsistensi  sediaan  gel  selama  penyimpanan  dan  dosis  yang terkandung  di  dalam  gel  anti-inflamasi  ekstrak  daun  cocor  bebek.  Kestabilan
sediaan  gel  dapat  dipengaruhi  karena  faktor  eksternal  seperti  suhu  penyimpanan dan  wadah  penyimpanan  maupun  faktor  internal  sediaan  seperti  kandungan
ekstrak  ataupun  eksipien  pada  sediaan  gel.  Stabilitas  gel  anti-inflamasi  ekstrak daun  cocor  bebek  dapat  diketahui  dengan  menghitung  persen  pergeseran
viskositas yang terjadi setelah 4 minggu. Hasil uji pergeseran viskositas gel anti- inflamasi ekstrak daun cocor bebek ditunjukkan pada tabel VIII.
Tabel VIII. Hasil  pergeseran viskositas
Formula Pergeseran Viskositas
F1 4,679 ± 1,654
Fa 2,132 ± 0,902
Fb 3,859 ± 1,617
Fab 2,048 ± 1,203
Menurut  Yuliani  2010  sediaan  gel  dapat  dikatakan  stabil  jika mempunyai    pergeseran  viskositas  kurang  dari  10  selama  penyimpanan  4
minggu.  Berdasarkan  tabel  VIII,  semua  formula  menunjukkan  bahwa  semua formula stabil selama penyimpanan 4 minggu.
Hasil    pergeseran  viskositas  tersebut  juga  diperkuat  dengan  uji statistika  stabilitas  gel  menggunakan  t-test  berpasangan.  Uji  t-test  berpasangan
biasa  dilakukan  untuk  membandingkan  subyek  yang  berpasangan  atau  2 kelompok  data  yang  diperoleh  dari  pengukuran  pada  obyek  pengamatan  pada
waktu  yang  berbeda.  Kelompok  data  yang  dibandingkan  adalah  kelompok  data viskositas  gel  setelah  48  jam  dan  4  minggu.  Gel  anti-inflamasi  dikatakan  stabil
jika memiliki p-value  0,05.
Tabel IX. Uji  statistika stabilitas gel pada 48 jam dan 4 minggu
Formula p-value
1 0,07459
a 0,07418
b 0,07418
ab 0,1296
Tabel  IX  menunjukkan  semua  formula  memiliki  p-value    0,05  yang artinya sediaan gel pada penyimpanan 48 jam dan setelah penyimpanan 4 minggu
tidak  berbeda  bermakna.  Secara  keseluruhan  dapat  dikatakan  bahwa  semua formula  yaitu  formula 1, formula  a, formula b  dan formula  ab stabil secara fisik
selama  penyimpanan  4  minggu.  Grafik  viskositas  selama  penyimpanan  tersaji dalam gambar 9.
Gambar 9. Grafik viskositas setiap formula dari waktu ke waktu selama penyimpanan
G. Efek Penambahan CMC Na dan Propilen glikol serta Interaksi Kedua