Tindakan Tingkat Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan Remaja Laki-laki tentang

orang 3,33 responden yang termasuk dalam tingkat sikap dengan kategori kurang, sedangkan pada post intervensi pertama hingga yang ketiga tidak ada lagi responden dengan kategori sikap yang kurang. Berdasarkan hasil tersebut telah dapat dibuktikan bahwa tingkat sikap yang dimiliki responden mengenai antibiotika sudah baik, karena responden sudah cukup memahami dan dapat memberikan tanggapan yang positif tentang bagaimana menggunakan antibiotika yang baik dan benar. Peningkatan sikap responden dengan kategori baik yang terjadi pada post intervensi 1, post intervensi 2, dan post intervensi 3 dapat terjadi karena beberapa faktor, seperti perubahan sikap yang terjadi karena responden telah memperoleh pengetahuan dan pengalaman. Perubahan sikap yang semakin baik dapat terjadi karena responden telah mendapatkan pengetahuan yang baik mengenai penggunaan antibiotika melalui intervensi CBIA. Metode CBIA telah terbukti efektif dapat meningkatkan sikap responden mengenai antibiotika. Sedangkan faktor lain yang juga dapat mempengaruhi terjadinya perubahan sikap responden adalah informasi yang diperoleh dari surat kabar, televisi, radio, dan lain sebagainya Azwar, 2007.

3. Tindakan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat tindakan dengan kategori baik pada saat pre intervensi terdapat sebanyak 6 orang 20, kemudian terjadi peningkatan jumlah responden yang signifikan pada saat post intervensi pertama menjadi 11 orang 36,67, selanjutnya pada post intervensi yang kedua jumlah responden meningkat menjadi sebanyak 13 orang 43,33, dan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI pada post intervensi yang ketiga jumlah responden pada kategori ini semakin meningkat menjadi 16 orang 53,33. Tindakan responden dengan kategori cukup juga menunjukkan adanya peningkatan, yaitu jumlah responden dari 23 orang 76,67 pada pre intervensi menjadi 19 orang 63,33 setelah post intervensi yang pertama, kemudian pada post intervensi yang kedua jumlah responden menjadi 16 orang 53,33, dan untuk post intervensi yang ketiga jumlah responden hanya berjumlah 14 orang 46,67. Setelah itu peningkatan tindakan responden pada kategori yang kurang dapat dilihat dari hasil pre intervensi yaitu terdapat 1 orang 3,33, kemudian pada post intervensi yang pertama menjadi tidak ada lagi responden yang berada pada kategori ini, lalu pada saat post intervensi yang kedua jumlah responden meningkat menjadi 1 orang 3,33, dan untuk post intervensi yang ketiga sudah tidak ada lagi responden yang memiliki tingkat tindakan dengan kategori kurang. Berdasarkan hasil tersebut diketahui bahwa terjadi peningkatan tindakan responden dengan kategori baik mengenai penggunaan antibiotika pada post intervensi yang pertama hingga ketiga, terutama terlihat pada peningkatan tingkat responden dengan kategori baik yang tertinggi yaitu terjadi pada post intervensi 3. Perbaikan tindakan responden tersebut dapat terjadi antara lain karena adanya faktor motivasi yang muncul karena adanya kebutuhan dan keinginan yang harus dipenuhi, dimana keinginan tersebut dapat mendorong responden untuk melakukan suatu tindakan Sarwono, 2008. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Keinginan dalam penelitian ini dapat diartikan sebagai keinginan untuk meningkatkan derajat kesehatan, yaitu tindakan untuk menggunakan antibiotika secara rasional sehingga dapat mencegah terjadinya resistensi. Terjadinya peningkatan tindakan responden mengenai penggunaan antibiotika tersebut dapat membuktikan kembali bahwa CBIA efektif dalam meningkatkan tindakan responden. Berikut ini akan dipaparkan perbandingan jumlah responden berdasarkan aspek pengetahuan, sikap, dan tindakan dengan kategori baik sesudah dilakukan intervensi CBIA. Pada Gambar 4 hanya kategori baik saja yang ditampilkan karena dalam penelitian ini lebih difokuskan pada upaya peningkatan pengetahuan, sikap, dan tindakan responden mengenai penggunaan antibiotika dengan metode CBIA. Dari hasil yang diperoleh terlihat bahwa terjadi peningkatan secara signifikan dari aspek pengetahuan, sikap, dan tindakan responden yang dibuktikan dari jumlah responden pada kategori baik yang semakin meningkat mulai dari pre intervensi, post intervensi 1, post intervensi 2, dan post intervensi 3. Gambar 4. Distribusi jumlah responden berdasarkan aspek pengetahuan, sikap, dan tindakan dengan kategori baik pada sesudah intervensi CBIA

D. Perbandingan Tingkat Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan tentang

Dokumen yang terkait

Peningkatan pengetahuan, sikap dan tindakan wanita pra lansia di Kecamatan Umbulharjo tentang antibiotika dengan metode CBIA.

1 8 113

Peningkatan pengetahuan, sikap dan tindakan pria usia lanjut di Kecamatan Tegalrejo Kota Yogyakarta tentang diabetes melitus dengan metode CBIA.

0 0 148

Peningkatan pengetahuan, sikap, dan tindakan wanita dewasa di Kecamatan Tegalrejo Kota Yogyakarta tentang diabetes melitus dengan metode CBIA.

0 0 134

Peningkatan pengetahuan, sikap, dan tindakan wanita usia dewasa tentang antibiotika dengan metode CBIA di Kelurahan Warungboto, Kecamatan Umbulharjo Kota Yogyakarta periode Desember 2014 – Maret 2015.

6 63 133

Peningkatan pengetahuan, sikap dan tindakan ibu-ibu lansia di Kecamatan Tegalrejo Kota Yogyakarta tentang diabetes melitus dengan metode CBIA.

0 2 142

Peningkatan pengetahuan, sikap dan tindakan pria usia lanjut di Kecamatan Umbulharjo tentang antibiotika dengan metode CBIA.

0 0 128

Peningkatan pengetahuan, sikap dan tindakan pria dewasa tentang antibiotika di Kecamatan Gondokusuma Yogyakarta dengan metode seminar.

0 2 114

Peningkatan pengetahuan, sikap, dan tindakan pria dewasa tentang antibiotika dengan metode CBIA (Cara Belajar Insan Aktif) di Kecamatan Umbulharjo Kota Yogyakarta.

0 6 137

Peningkatan pengetahuan, sikap dan tindakan remaja wanita di Kecamatan Umbulharjo tentang antibiotika dengan metode CBIA.

0 2 122

PENINGKATAN PENGETAHUAN IBU HAMIL MEMILIH OBAT BEBAS MENGGUNAKAN METODE CBIA (CARA BELAJAR INSAN AKTIF)

0 0 8