d. Variabel pengacau tak terkendali
Informasi yang didapatkan remaja laki-laki sebelum mengikuti CBIA melalui penjelasan dokter, apoteker atau media seperti televisi, radio,
internet, dan surat kabar.
2. Definisi operasional
a. Remaja laki-laki adalah siswa laki-laki yang berusia antara 15-17 tahun.
b. Tingkat pengetahuan remaja laki-laki mengenai penggunaan antibiotika.
Tingkat pengetahuan remaja laki-laki mengenai antibiotika dapat dikategorikan sebagai berikut :
1 Tingkat pengetahuan dikatakan baik jika responden mampu
menjawab pernyataan pada kuesioner dengan benar sebesar ≥ 75
yaitu dengan skor ≥ 13.
2 Tingkat pengetahuan dikatakan cukup jika responden mampu
menjawab pernyataan pada kuesioner dengan benar sebesar 56 - 74 yaitu dengan skor 9 - 12.
3 Tingkat pengetahuan dikatakan kurang jika responden mampu
menjawab pernyataan pada kuesioner dengan benar sebesar 55 yaitu dengan skor 9 Budiman, 2013.
c. Tingkat sikap remaja laki-laki mengenai penggunaan antibiotika.
Tingkat sikap remaja laki-laki dalam menggunakan antibiotika dapat dikategorikan sebagai berikut :
1 Tingkat sikap dikatakan baik jika responden mampu menjawab
pernyataan pada kuesioner dengan benar sebesar 76 – 100 yaitu
dengan skor 31 – 40.
2 Tingkat sikap dikatakan cukup jika responden mampu menjawab
pernyataan pada kuesioner dengan benar sebesar 56 – 75 yaitu
dengan skor 23 – 30.
3 Tingkat sikap dikatakan kurang jika responden mampu menjawab
pernyataan pada kuesioner dengan benar sebesar 56 yaitu dengan skor ≤ 22 Budiman, 2013.
d. Tingkat tindakan remaja laki-laki mengenai penggunaan antibiotika.
Tingkat tindakan remaja laki-laki mengenai antibiotika dapat dikategorikan sebagai berikut :
1 Tingkat tindakan dikatakan baik jika responden mampu menjawab
pernyataan pada kuesioner dengan benar sebesar 76 – 100 yaitu
dengan skor 31 – 40.
2 Tingkat tindakan dikatakan cukup jika responden mampu menjawab
pernyataan pada kuesioner dengan benar sebesar 56 – 75 yaitu
dengan skor 23 – 30.
3 Tingkat tindakan dikatakan kurang jika responden mampu menjawab
pernyataan pada kuesioner dengan benar sebesar 56 yaitu dengan
skor ≤ 22 Budiman, 2013. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
e. Cara Belajar Insan Aktif CBIA adalah metode edukasi untuk
meningkatan pengetahuan, sikap, dan tindakan responden yang digunakan pada penelitian ini.
f. Pre intervensi adalah keadaan pengetahuan, sikap, dan tindakan
responden sebelum dilakukan CBIA. g.
Post intervensi 1 adalah keadaan pengetahuan, sikap, dan tindakan responden sesaat setelah dilakukan CBIA.
h. Post intervensi 2 adalah keadaan pengetahuan, sikap, dan tindakan
responden 1 bulan 32 hari setelah dilakukan CBIA. i.
Post intervensi 3 adalah keadaan pengetahuan, sikap, dan tindakan responden 2 bulan 58 hari setelah dilakukan CBIA.
C. Populasi, Subjek, dan Kriteria Inklusi Penelitian
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa laki-laki di SMK Negeri 4 Yogyakarta. Subjek penelitian ini adalah remaja laki-laki yang sesuai
dengan kriteria inklusi. Subjek penelitian yang sesuai dengan kriteria inklusi yaitu responden berjenis kelamin laki-laki pada rentang usia 12-25 tahun dengan latar
belakang pendidikan non kesehatan yang merupakan siswa SMASMK di Kecamatan Umbulharjo, Kota Yogyakarta, memiliki kemampuan untuk membaca
dan menulis serta bersedia mengikuti kegiatan CBIA dan mengisi kuesioner. Kriteria eksklusi subjek penelitian adalah remaja laki-laki yang tidak mengikuti
kegiatan CBIA secara lengkap dan tidak bersedia mengisi kuesioner. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI