p0,05, sedangkan apabila nilai p0,05 maka distribusi data tidak normal Umar, 2010. Pada data yang terdistribusi normal, analisis data dapat dilanjutkan dengan
melakukan uji varian terlebih dahulu. Uji varian digunakan untuk mengetahui homogenitas suatu data, apabila nilai p0,05 maka varian data tersebut homogen,
namun bila p0,05 maka varian data tersebut tidak homogen. Setelah diketahui homogenitas suatu data maka uji hipotesis dapat langsung dilakukan
menggunakan Paired T-test dengan aplikasi R. Pada uji T tersebut hipotesis diterima bila p-value 0,05 dan hipotesis ditolak jika p-value 0,05. Kemudian
untuk data dengan distribusi tidak normal maka analisis data dapat langsung dilakukan menggunakan uji hipotesis Wilcoxon, hipotesis diterima jika p-value
0,05, sedangkan hipotesis ditolak apabila p-value 0,05 Umar, 2010.
1. Pengetahuan
Tingkat pengetahuan responden tentang antibiotika khususnya mengenai pengertian, cara penggunaan, aturan penggunaan, cara memperoleh,
tempat memperoleh, dan resistensi antibiotika menunjukkan adanya peningkatan yang bermakna setelah dilakukan intervensi CBIA. Hal tersebut
ditunjukkan dari hasil perbandingan nilai pre-test pre intervensi dan post-test pada saat post intervensi 1, post intervensi 2, dan post intervensi 3.
Jumlah responden dengan tingkat pengetahuan yang baik pada saat pre intervensi sebanyak 7 orang 23,33, kemudian meningkat pada post
intervensi yang pertama menjadi 16 orang 53,33, lalu pada post intervensi yang kedua berjumlah 17 orang 56,67, dan pada post intervensi yang ketiga
jumlah responden sebesar 15 orang 50. Kemudian untuk jumlah responden PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dengan tingkat pengetahuan dalam kategori cukup pada saat pre intervensi sebanyak 14 orang 46,67, kemudian pada post intervensi yang pertama
berjumlah 13 orang 43,33, lalu pada post intervensi kedua terdapat sebanyak 11 orang 36,67, dan pada post intervensi yang ketiga menjadi
sebesar 10 orang 33,33. Sedangkan jumlah responden yang memiliki pengetahuan dengan kategori kurang terdapat sebanyak 9 orang 30 pada
pre intervensi, lalu pada post intervensi yang pertama hanya 1 orang 3,33, kemudian sebanyak 2 orang 6,67 pada post intervensi kedua, dan pada saat
post intervensi yang ketiga menjadi sebesar 5 orang 16,67. Berdasarkan hasil yang diperoleh pada pre intervensi, post intervensi
1, post intervensi 2, dan post intervensi 3 terlihat adanya peningkatan jumlah responden dengan pengetahuan yang semakin baik mengenai antibiotika.
Namun pada post intervensi yang ketiga terjadi penurunan jumlah reponden yang tidak signifikan pada tingkat pengetahuan dengan kategori baik, hal ini
dikarenakan rentang waktu dari setelah dilakukan intervensi CBIA dengan post intervensi 3 yang cukup lama sehingga kemampuan responden dalam
mengingat dapat ikut menurun. Pada penelitian ini lebih difokuskan pada upaya peningkatan pengetahuan responden mengenai penggunaan antibiotika,
sehingga pada Gambar.5 akan ditampilkan distribusi jumlah responden dengan tingkat pengetahuan pada kategori baik saja.
Hasil uji statistik juga menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan responden mengenai penggunaan antibiotika. Uji normalitas dengan Shapiro-
Wilk menggunakan aplikasi program R diperoleh bahwa p-value pada pre PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
intervensi sebesar 0,04 tidak normal, post intervensi 1 sebesar 0,20 normal, post intervensi 2 sebesar 0,10 normal, dan post intervensi 3 sebesar 0,02
tidak normal. Selanjutnya uji hipotesis dilakukan menggunakan uji Wilcoxon karena data yang diperoleh terdistribusi tidak normal. Berdasarkan hasil yang
didapatkan dari uji hipotesis tersebut diketahui bahwa nilai p-value yang diperoleh dalam penelitian ini 0,05 sehingga hipotesis diterima, hal itu
menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan responden mengenai penggunaan antibiotika setelah dilakukan intervensi CBIA. Hasil uji hipotesis
Wilcoxon akan disajikan dalam tabel VIII.
Tabel VII. Hasil uji hipotesis Wilcoxon tingkat pengetahuan responden sebelum dan sesudah intervensi CBIA
Proses belajar yang menumbuhkan sikap kritis dapat meningkatkan pengetahuan responden secara bermakna. Pengetahuan yang dimiliki remaja
laki-laki sebelum intervensi CBIA sudah cukup baik, kemudian setelah dilakukan CBIA menjadi semakin meningkat, hal tersebut membuat
pengetahuan yang dimiliki remaja laki-laki menjadi semakin mantap dan lebih bertahan lama sehingga dapat menjadi dasar perubahan sikap maupun tindakan.
Green Keuter 2000 berpendapat bahwa proses belajar yang melibatkan peserta didik secara aktif akan menghasilkan pengetahuan yang lebih mantap
dan dapat bertahan lama.
Klasifikasi Data p-value
Keterangan
Pre - Post intervensi 1 0,00
H
1
Diterima Pre - Post intervensi 2
0,00 H
1
Diterima Pre - Post intervensi 3
0,05 H
1
Ditolak PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. Sikap