Hambatan yang Dialami Oleh Ibu Teresa pada Awal Karyanya

31

F. Cinta Kasih Ibu Teresa 1. Mencintai Kristus dengan Melayani Sesama

Ibu Teresa sangat memahami bahwa cinta-Nya kepada Kristus membuat hidup-Nya berubah, baginya tidak ada artinya dia berkata bahwa dia mencintai Kristus tetapi tidak ikut ambil bagian dalam melayani Yesus. Apabila kita tidak dapat mencintai seseorang yang kelihatan, bagaimana mungkin kita bisa mencintai Kristus yang tidak kelihatan. Bagi Ibu Teresa mencintai saudara kita yang hadir secara nyata bersama kita merupakan perwujudan dari cinta kita kepada Kristus. Ibu Teresa sangat memahami bahwa cinta itu butuh pengorbanan tidak hanya sekedar kata-kata tetapi butuh tindakan nyata. Ibu Teresa sebagaimana yang dikutip oleh Krispurwana Cahyadi 2003c: 57. mengatakan bahwa: Cinta tidak bermakna jika tidak dibagikan. Cinta harus diletakkan dalam perbuatan nyata. Kita harus mencintai tanpa mengharapkan imbalan, semata-mata untuk cinta itu sendirian. Cinta yang dalam tidak mengharapkan apapun, cinta hanya memberi. Kita tidak perlu melakukan hal-hal yang besar kepada Tuhan dan sesama. Justru kemendalaman cinta yang kita nyatakan dalam perbuatanlah yang membuat perbuatan- perbuatan kita menjadi indah di mata Tuhan. Cinta Ibu Teresa kepada Yesus membuatnya tidak pernah lelah dalam melayani sesama karena baginya jika cinta itu tulus maka dia tidak akan pernah menuntut dan tidak akan pernah mengeluh dengan apa yang dikerjakannya. Oleh karena itu Ibu Teresa tidak pernah mengharapkan apapun dari orang yang dia layani karena dia mengerti betul bahwa yang dia layani itu adalah Yesus sendiri. Bagi Ibu Teresa Yesus adalah segala-galanya sehingga ketika dia melayani orang miskin dia merasakan bahwa yang dilayaninya itu adalah Yesus sendiri sehingga dia selalu berusaha melakukan yang terbaik bagi orang yang dia layani. Tentang karya- karyanya Ibu Teresa mengatakan sebagai berikut: “Aku melakukannya karena 32 Yesus, bersama Yesus, dalam Yesus dan untuk Yesus. Itu berarti mencintai sesama, sebagaimana Yesus sendiri mencintai kita semua, sampai mengorbankan diri-Nya sendiri demi cinta- Nya kepada kita” Krispurwana Cahyadi, 2003c: 59. Dahulu Yesus mengorbankan hidupNya demi kita dan sekarang apa yang dapat kita berikan untuk dia. Dia rela menjadi manusia dan menyerahkan nyawa- Nya untuk menebus dosa manusia. Itulah pelayanan yang Yesus berikan pada manusia dan itu bisa terjadi karena cinta-Nya kepada manusia. Pengorbanan Yesus membuat Ibu Teresa memahami bahwa cinta itu butuh pengorbanan dan harus siap untuk menderita, seperti Yesus yang rela menderita demi manusia itulah bukti cinta kasih-Nya kepada manusia. Oleh karena Kristus telah mau merendahkan diri demi manusia dan menyelamatkan seluruh umat manusia Ibu Teresa rela melakukan segalanya bagi Dia. Ibu Teresa juga percaya bahwa Kristuslah yang memanggil dia sehingga dia mampu melakukan semua karya pelayanannya, baginya Kristuslah yang berkarya dalam setiap karya yang dia kerjakan. Menurutnya semua orang dipanggil oleh Allah untuk meneruskan karya pelayanannya di dunia. Oleh karena itu jika kamu ingin mendengarkan panggilan Allah, kamu harus siap untuk mengosongkan diri supaya Allah yang mengisi Krispurwana Cahyadi, 2003a: 59.

2. Melayani dengan Berbagi Kehidupan

Kehidupan merupakan sesuatu yang sangat berharga yang harus dijaga dan dipelihara, tetapi zaman sekarang ini kehidupan sangat memperihatinkan karena banyak orang yang tidak tahu bagaimana menghargai kehidupan. Kekerasan, pembunuhan, pemerkosaan, memakai obat-obatan terlarang, bahkan sering orang kalut dalam situasi yang salah yang membuat dirinya tidak segan-segan mengakhiri 33 nyawanya dan nyawa orang lain. Karena alasan ekonomi seorang ibu tega membunuh anaknya sendiri, bahkan banyak anak yang di bawah umur melakukan seks bebas, ini semua fenomena yang terjadi dalam kehidupan ini dan semua ini seolah-olah gaya hidup dan suatu pembenaran oleh orang-orang pada saat ini. Hal yang sangat membuat Ibu Teresa prihatin dalam kehidupan ini adalah kemiskinan rohani yang dialami oleh orang-orang, bagi Ibu Teresa kemiskinan rohani jauh lebih sulit diatasi dari pada kemiskinan jasmani. Kemiskinan jasmani bisa diatasi dengan memberi makanan atau uang tetapi kemiskinan rohani lebih dari itu makanan dan materi tidak dapat memenuhi kebutuhan hidup mereka, hidup-Nya hampa, merasa ditinggalkan, perasaan kesepian, tidak bermakna, ditolak, tidak diperhatikan kemiskinan yang sulit untuk diatasi sehingga Ibu Teresa dalam pelayanan-Nya tidak hanya memberi makanan jasmani tetapi dia juga memberikan makanan rohani. Ibu Teresa ingin mengatakan kepada semua orang bahwa tidak perlu takut untuk menjalani kehidupan ini karena Tuhan datang untuk memberikan kehidupan, ”Aku dating, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan” Yoh 10:10. Ibu Teresa sangat meyakini hal itu sehingga di dalam menjalani panggilan-Nya dia tidak pernah takut dan khawatir karena Tuhan pasti akan memberi jalan Krispurwana Cahyadi, 2003c: 136-137. Melayani tidak pernah lepas dari kata memberi, baik memberi diri, memberi kasih, memberi materi bahkan memberikan kehidupan bagi orang yang dilayani. Inilah yang dilakukan oleh Ibu Teresa dalam melakukan pelayanannya Ibu Teresa memberikan diri secara penuh kepada Allah sehingga dalam setiap pelayanannya dia benar-benar merasakan Yesus yang hadir secara tersamar di dalam pribadi setiap orang yang menderita tak terkecuali bayi yang masih di dalam 34 kandungan. Bagi Ibu Teresa Allah juga hadir bersama mereka oleh karena itu meskipun dia belum lahir tidak ada orang yang berhak mengahiri kehidupannya termasuk ibunya sendiri. Oleh karena itu perbuatan aborsi adalah perbuatan yang paling fatal yang tidak boleh dilakukan oleh siapapun termasuk ibu yang mengandungnya. Karena seorang ibu bertugas untuk menjaga dan memelihara kehidupan anak yang dikandungnya dan seorang Ibu harus memahami bahwa anak adalah milik Allah bukan miliknya jadi dengan begitu dia bisa menyadari bahwa dia tidak memiliki hak untuk mengakhiri hidup anak itu. Selain itu aborsi juga merusak suara hati seorang ibu. Karena dengan melakukan pengguguran seorang ibu mengajarkan pembunuhan ini jauh dari kodrat seorang perempuan yang merupakan sosok yang pemberi kehidupan Krispurwana Cahyadi, 2003c: 140-141.

G. Teladan Hidup Ibu Teresa

Komitmen pada Kristus adalah inti dari segala karya yang dilakukan Ibu Teresa, secara sederhana Ibu Teresa menunjukkan enam jalan sederhana yang dilaluinya yang dapat kita jadikan teladan dalam melayani kaum miskin yaitu Ibu Teresa teladan keheningan, Ibu Teresa teladan dalam doa, Ibu Teresa teladan dalam iman, Ibu Teresa teladan dalam cinta, Ibu Teresa teladan dalam melayani, Ibu Teresa teladan dalam perdamaian.

1. Ibu Teresa Teladan dalam Keheningan

Setiap hari Ibu Teresa selalu menyempatkan diri untuk meluangkan waktu hening, sesibuk apapun dia dalam menjalankan karyanya Ibu Teresa selalu menyempatkan diri untuk meninggalkan kebisingan dan hiruk pikuk pergi ke tempat