46
dia ajarkan atau katakan dapat dia lakukan melalui tindakannya, sehingga semangat hidupnya dapat menjadi inspirasi bagi umat dan masyarakat. Menjadi saksi Kristus
bukanlah tugas yang mudah karena katekis harus menyampaikan atau menunjukkan apa yang dialami dan diketahui tentang Kristus kepada orang lain. Gereja juga
mewartakan Injil kepada dunia dengan kesaksian hidup yang setia pada Tuhan Yesus. Menjadi saksi Kristus dapat menuai banyak resiko. Dengan demikian dalam
situasi apapun katekis harus tetap berpegang pada Kristus sehingga pada akhirnya nanti ketika katekis mendapat banyak ujian yang sulit untuk mereka pahami mereka
tetap yakin bahwa berpegang pada Kristus adalah cara terbaik untuk mengatasi semua masalah KomKat KWI, 1997: 27.
3. Semangat Misioner
Katekis tidak bisa tidak harus memiliki semangat kerasulan yang tinggi, dan hanya ingin mengetahui dan mewartakan kasih akan Kristus kepada semua
orang tanpa pandang bulu. Katekis harus benar-benar mewartakan Kabar Gembira Allah kepada semua orang tak terkecuali mereka yang belum mengenal Kristus.
Katekis harus mengingat bahwa lambang kemurnian semangat misioner adalah salib. Kristus yang diwartakan ketekis adalah Kristus yang tersalib. Maka katekis
harus menyiapkan diri untuk tetap mencintai tugasnya sebagai panggilan khusus, memiliki kegembiraan di tengah kesulitan yang dihadapi dalam menjalankan
panggilan dan perutusannya, mereka harus tetap mengikuti Yesus meskipun dijalan yang sulit. Karena menjadi pengikut Kristus bukanlah hal yang mudah katekis harus
siap ikut ambil bagian dalam tugas Kristus dalam memikul salib. Semangat misioner seorang katekis adalah mewartakan Kerajaan Allah kepada seluruh umat manusia
47
baik kristiani maupun yang bukan kristiani, katekis harus menjadi hamba yang sanggup melayani dunia demi terwujudnya Kerajaan Allah. Katekis sebagai seorang
awam lebih memiliki kebebasan mewartakan Kerajaan Allah di tengah-tengah masyarakat dibandingkan dengan para imam karena katekis hidup bersama di
tengah-tengah masyarakat. Dengan demikian harapan akan terwujudnya Kerajaan Allah akan semakin nyata, karena Kerajaan Allah itu adalah Kerajaan cinta kasih,
keadilan dan keselamatan. Dimana di situ hanya ada kedamaian dan keteduhan hati, inilah yang harus dihadirkan oleh katekis dalam melaksanakan tugas misionernya
Komkat KWI, 1997: 27-29.
4. Devosi kepada Bunda Maria
Sikap menyerah pada penyelenggaraan Allah menuntunnya pada misteri penyelamatan, ketulusan hati Bunda Maria menjadikannya Ibu dari seorang
penyelamat. Sikap pasrah Bunda Maria kepada penyelenggaraan yang Illahi membuat Bunda Maria teguh dalam iman. Bunda Maria mampu mengosongkan diri
dan melepaskan keinginan pribadinya supaya Allah berkarya dalam dirinya. Dengan rendah hati Bunda Maria menyatakan diri sebagai hamba yang siap melaksanakan
kehendak Allah. Bunda Maria begitu pasrah dan tetap berpegang teguh pada kehendak Allah, sikap pasrahnya kepada rencana Allah inilah yang membuatnya
mampu tetap setia meskipun banyak rintangan yang dia hadapi bahkan dia merelakan putranya untuk menderita sengsara demi keselamatan dan perdamain
umat manusia. Melalui Devosi kepada Bunda Maria diharapkan mampu membawa katekis kepada sikap pasrah kepada rencana Allah dalam menjalani setiap tugas
pewartaannya KomKat KWI, 1997: 29-30.
48
C. Kemampuan yang Perlu dimiliki Katekis
Kemampuan merupakan suatu hal yang tidak bisa dikesampingkan oleh katekis oleh karena itu dibutuhkan persiapan yang khusus untuk menjadikan katekis
yang memiliki kemampuan. Persiapan menjadi seorang katekis tidaklah mudah, mengingat tugas yang dipercayakan kepada mereka sangat sukar. Oleh sebab itu,
para katekis perlu dipersiapkan sedemikian rupa melalui pembinaan dan pendidikan yang tepat, sehingga menjadi pejuang-pejuang misi yang tangguh dan memiliki
kemampuan dalam menjalankan tugas dalam segala karyanya. Karena itu katekis harus memiliki kemampuan dalam mendukung karyanya antara lain: Kemampuan
berkomunikasi dan berdialog, mampu menjadi teladan, kemampuan berefleksi, mampu menjadi pemimpin.
1. Kemampuan Berkomunikasi dan Berdialog
Komunikasi dan dialog merupakan suatu hal yang penting dalam meciptakan hubungan yang baik dengan orang lain, komunikasi dan dialog akan
melahirkan suatu kesepakatan antar manusia. Dengan menjalin komunikasi yang baik dengan orang lain maka akan menghasilkan yang baik pula, oleh karena itu
sebagai katekis yang hidup dalam masyarakat dan yang tidak dapat dipisahkan dari masyarakat, seorang katekis harus memiliki kemampuan berkomunikasi dan
berdialog yang baik sehingga di dalam melaksanakan karya pelayanannya katekis benar-benar dapat menjadi pewarta yang baik serta katekis harus menjadi kawan
seperjuangan mereka yang dilayani, serta katekis harus mengetahui kebutuhan- kebutuhan dan harapan orang yang dia layani dan ikut berperanserta mengambil
keputusan yang menentukan hidup mereka. Bukankah Gereja juga selalu