76
2.  Langkah-langkah Shared Christian Praxis
Shared  Christian  Praxsis  merupakan  salah  satu  model  katekese  yang prosesnya  menekankan  penggalian  pengalaman  nyata  dalam  hidup  peserta  sendiri
yang diuraikan dalam 5 lima langkah pokok SCP, yang didahului dengan langkah 0  Awal:  pemusatan  aktivitas,  langkah  I  Pertama:  pengungkapan  pengalaman
hidup  faktual,  langkah  II  Kedua:  refleksi  kritis  atas  sharing  pengalaman  hidup faktual,  langkah  III  Ketiga:  mengusahakan  supaya  tradisi  dan  visi  kristiani  lebih
terjangkau, langkah IV Keempat: Interpretasi tafsir dialektis antara tradisi dan visi kristiani  dengan  tradisi  dan  visi  peserta,  langkah  V  Lima:  keterlibatan  baru  demi
terwujudnya Kerajaan Allah di dunia ini Sumarno, 2007: 18-22.
a.  Langkah 0 : Pemusatan Aktivitas
Langkah  nol  dalam  SCP  bertujuan  untuk  mendorong  peserta  untuk menemukan topik pertemuan yang bertolak dari kehidupan konkret peserta. Topik-
topik  yang  ditemukan  oleh  peserta  akan  menjadi  tema  dasar  pertemuan.  Dengan demikian tema tema besar yang ditemukan sungguh-sungguh mencerminkan pokok-
pokok  hidup,  keprihatinan,  permasalahan,  dan  kebutuhan  mereka.  Biasanya  sarana yang digunakan berupa simbol, cerita, bahasa foto, film atau sarana lain yang dapat
memicu  peserta  untuk  menemukan  salah  satu  aspek  yang  bisa  menjadi  topik  dasar pertemuan  tersebut  dan  diharapkan  tema  dasar  sungguh-sungguh  dapat  mendorong
peserta  untuk  dapat  terlibat  aktif  dalam  pertemuan.  Disini  pembimbing  memiliki peran untuk  menciptakan suasana  yang kondusif, memilih  sarana  dan merumuskan
prioritas  tema  yang  tepat  yang  akan  di  dalami  dalam  pendalaman  yang  akan dilaksanakan Sumarno, 2007: 18-19.
77
b.  Langkah  I:  Pengungkapan  Pengalaman  Hidup  Peserta  Mengungkapkan Pengalaman Hidup Peserta
Berdasarkan  pada  tema  dasar  pada  langkah  O,  langkah  ini  mengajak peserta  untuk  mengungkapkan  pengalaman  hidupnya  secara  nyata  dan  terbuka.  Di
samping  menyampaikan  pengalaman  hidupnya  sendiri  peserta  dapat  menceritakan atau  mengungkapkan  kejadian  yang  pernah  terjadi  di  dalam  kehidupan
bermasyarakatnya  atau  gabungan  dari  keduanya.  Disini  peserta  membagikan pengalaman  hidup  yang  sungguh-sungguh  dialami  dan  peserta  boleh  diam,  disini
tidak ada paksaan untuk membagikan pengalaman. Disini fasilitator bertugas untuk menciptakan  suasana  pertemuan  menjadi  hangat  dan  mendukung  peserta  untuk
mengungkapkan  pengalaman  hidupnya  yang  berkaitan  dengan  tema  dasar, merumuskan pertanyaan-pertanyaan  yang jelas  dan terarah dan tidak menyinggung
atau menyindir seseorang. Bersifat terbuka dan obyektif sesuai dengan pengalaman peserta supaya  peserta semakin memahami tujuan dari pendalaman bisa digunakan
tarian,  nyanyian  yang  dimengerti  oleh  peserta  lain.    Pembimbing  juga  diharapkan memiliki  sikap  ramah,  sabar,  hormat  dan  peka  pada  latar  belakang  keadaan  dan
permasalahan peserta. Dengan cara itu diharapkan peserta semakin terbuka dan peka terhadap keadaan sekitarnya Sumarno, 2007: 19.
c. Langkah II: Refleksi Kritis atas Sharing Pengalaman Faktual Mendalami
Pengalaman Hidup Peserta
Langkah  kedua  ini  lebih  mendalami  langkah  pertama.  Dimana  pada langkah ini peserta diajak untuk  memperdalam saat  refleksi  dan mengantar peserta
kepada  kesadaran  kritis  akan  pengalaman-pengalaman  hidup  dan  tindakan  yang
78
meliputi: pertama, pemahaman kritis dan sosial  yang secara sistematis menganalisa pengalaman  hidup  dalam  masyarakat  yang  saling  berhubungan.  Kedua,  kenangan
analitis  dan  sosial  yang  menekankan  sejarah  hidup  peserta  dan  membentuk  serta mempengaruhi cara hidup peserta dan masyarakatnya. Ketiga, imajinasi kreatif dan
sosial  yang  bersifat  pribadi  dan  membayangkan  konsekuensi  akibat  dari  tindakan yang  dilakukan  dan  bagaimana  konsekuensi  yang  bersifat  pribadi  itu  membuka
kesadaran  dan  keterlibatan  serta  solidaritas  sosial.  Disini  pembimbing  memiliki peran  penting  untuk  menghargai  dan  memahami  situasi  peserta  serta  menciptakan
suasana yang benar-benar nyaman untuk peserta  Sumarno, 2007: 20.
d. Langkah  III:  Mengusahakan  Supaya  Tradisi  dan  Visi  Kristiani  Lebih
Terjangkau Menggali Pengalaman Iman Kristiani
Orientasi dari langkah ini adalah mengusahakan supaya Tradisi dan Visi Kristiani  menjadi  lebih  terjangkau,  dekat  dan  relevan  bagi  peserta  di  zaman
sekarang.  Tujuan  Tradisi  adalah  pengungkapan  pengalaman  iman  yang  sungguh dihidupi  Gereja sepanjang sejarahnya. Hal-hal  yang termasuk  tradisi Gereja adalah
dogma,  Kitab  Suci,  spiritualitas  dan  devosi,  kebiasaan  hidup  beriman,  aneka kesenian  Gereja,  liturgi,  kepemimpinan  dan  lain-lain.  Visi  merefeksikan  harapan
dan janji, mandat dan tanggung jawab yang muncul dari tradisi suci yang bertujuan untuk  mendorong  dan  meneguhkan  iman  peserta  dalam  keterlibatannya  untuk
mewujudkan nilai-nilai Kerajaan Allah. Langkah ini mengusahakan tradisi dan visi tersebut  menjadi  makin  terjangkau  dan  relevan  untuk  kehidupan  peserta.  Maka,
tradisi dan visi kristiani perlu dijelaskan dan diinterprestasikan. Disini pembimbing memiliki peran untuk menafsirkan oleh karena itu pembimbing harus menghormati
79
visi  dan  Tradisi  Kristiani,  bersifat  terbuka  dan  tidak  mendikte  sehingga  mampu membawa  peserta  kepada  tingkat  kesadaran,  pembimbing  tidak  bersikap  sebagai
orang  yang  paling  mengerti  tetapi  pembimbing  harus  bersikap  sebagai  orang  yang sama-sama belajar serta memiliki kesiapan yang matang  Sumarno, 2007: 20-21.
e.  Langkah  IV:  InterpretasiTafsir  Dialektis  antara  Tradisi  dan  Visi Kristiani dengan Tradisi dan Visi Peserta Menerapkan Iman Kristiani
dalam situasi Peserta konkret
Langkah  ini  mendorong  peserta  untuk  menemukan  bagi  dirinya  sendiri nilai hidup yang hendak digarisbawahi, sikap-sikap pribadi yang picik yang hendak
dihilangkan  dan  nilai-nilai  baru  yang  hendak  diperkembangkan  berdasarkan  nilai Tradisi dan Visi Kristiani  sehingga menjadi  bagian hidup  peserta. Tradisi dan Visi
Kristiani meneguhkan,  mengkritik  dan mengundang peserta untuk  melangkah pada praksis yang lebih maju. Langkah ini mendorong peserta untuk mendialogkan hasil
pengolahan mereka pada langkah pertama dan kedua dengan isi pokok pada langkah ketiga. Supaya peserta  dapat hidup lebih beriman demi semakin terwujudnya nilai-
nilai  Kerajaan  Allah  di  tengah  kehidupan  manusia.  Di  sini  pendapat  peserta dianggap paling benar dan tafsiran pembimbing sebagai kebenaran satu-satunya. Di
sini pembimbing memiliki peran untuk menghormati kebebasan dan hasil penegasan peserta,  bahkan  yang  menolak  tafsiran  pembimbing.  Pembimbing  bertugas
memberikan  keyakinan  pada  peserta  bahwa  mereka  mampu  mempertemukan  nilai pengalaman hidup dengan nilai Tadisi dan visi Kristiani. Pembimbing juga bertugas
untuk  mendengarkan pendapat peserta dengan hati yang tulus dan penuh perhatian Sumarno, 2007: 22.
80
f. Langkah V: Keterlibatan Baru demi makin Terwujudnya Kerajaan Allah
di Dunia Ini Mengusahakan Suatu Aksi Konkret
Langkah ini mengajak peserta agar sampai pada  keputusan praktis  yang dipahami  sebagai  tanggapan  jemaat  terhadap  pewahyuan  Allah  yang  terus
berlangsung di dalam sejarah kehidupan manusia. Peserta diajak untuk menghidupi iman Kristiani pada konteks hidup mereka. Peserta mengambil keputusan-keputusan
berdasarkan tema-tema
dasar yang
diolah pada
pertemuan katekese.
Kerpihatinannya  adalah  praktis,  yakni  mendorong  keterlibatan  baru  dengan  jalan mengusahakan  metanoia,  pertobatan  pribadi  dan  sosial  yang  kontinyu  dalam
kehidupan peserta. Karena  dipengaruhi  oleh  topik  dasar  maka  keputusan  dapat  beraneka
ragam  bentuk  baik  penekanannya  pada  aspek  kognitif,  afektif  atau  tingkah  laku. Sifatnya  bisa  menyangkut  personal  atau  interpersonal.  Keputusan  yang  diambil
hendaknya  praktis  dan  tidak  muluk-mulu,  tetapi  mudah  dilaksanakan.    Subyeknya, dapat  bersifat  aktivitas  pribadi  atau  tindakan  bersama.  Memiliki  arah  untuk
kepentingan  kelompok  atau  di  luar  kelompok  keterlibatan  kepada  sesama. Pembimbing  bertanggung  jawab  untuk  menyadari  hakikat  praktis  dan  inovatif  dari
langkah  ini,  merumuskan  pertanyaan  dan  mengarahkan  supaya  peserta  sampai kepada keputusan pribadi dan bersama. Pembimbing juga bertanggung jawab untuk
merangkum hasil langkah pertama sampai keempat supaya lebih membantu peserta. Untuk  mengakhiri  pertemuan  peserta  diajak  merayakan  liturgi  sederhana  untuk
mendoakan  keputusan  yang  mereka  ambil  supaya  semakin  mengesankan, mempertajam, mendalam dan menyemangati peserta dalam mengusahakan aksi baru
dalam kehidupan mereka Sumarno, 2007: 22.
81
D.  Usulan  Program  Katekese  Umat  bagi  Katekis  dalam  Mewujudkan Semangat  Pelayanan  bagi  Kaum  Miskin  Berdasarkan  Teladan  Pelayanan
Ibu Teresa
Program katekese ini merupakan satu usulan atau tawaran bagi pelaksana katekese umat dalam upaya meningkatkan semangat  katekis  dalam melayani  kaum
miskin berdasarkan teladan pelayanan Ibu Teresa. Diantaranya adalah latar belakang program katekese umat dan alasan pemilihan tema dalam katekese umat.
1.  Latar belakang Program Katekese Umat
Pada  halaman  berikut  penulis  membuat  usulan  program  katekese  umat untuk  pengembangan  spiritualitas  Ibu  Teresa.  Program  ini  penulis  buat  bertujuan
untuk  memberi  gambaran  sebagai  alternatif  untuk  melaksanakan  suatu  katekese umat  tentang  kaum  miskin  berinspirasikan  dari  semangat  pelayanan  Ibu  Teresa
dalam  melayani  kaum  miskin.  Diharapkan  program  ini  dapat  membantu  katekis untuk semakin menghayati tugas perutusannya bagi kaum miskin dan pada akhirnya
dia  mampu  menggugah  hati  umat  dan  masyarakat  untuk  melayani  kaum  miskin, sehingga kaum miskin semakin merasakan kehadiran Allah dalam hidupnya.
2. Alasan Pemilihan Tema
Tema  umum  yang  diangkat  dalam  usalan  program  ini  adalah “Spiritualitas pelayanan Ibu Teresa sebagai teladan bagi katekis dalam mewujudkan
semangat  pelayanan  bagi  Tuhan  melalui    sesama  yang  miskin.  Adapun  tujuannya
adalah “Membantu  para  katekis  untuk  semakin  memahami  dan  menghayati
spiritualitas  pelayanan  Ibu  Teresa  dan  pada  akhirnya  memampukan  peserta  untuk
82
mewujudkan  semangat  pelayanan  bagi  kaum  miskin  berdasarkan  inspirasi  dan teladan dari karya pelayanan Ibu Teresa
”. Tema umum ini penulis angkat mengingat pada  zaman  sekarang  ini  sangat  susah  untuk  menemukan  orang  yang  peka  dan
peduli  terhadap  kaum  miskin  dan  tak  terkecuali  katekis,  keegoisan  merajai  setiap hati  manusia,  sebagian  besar  dari  mereka  menjadikan  uang  sebagai  alasan  untuk
tidak  melakukan  pelayanan  bagi  kaum  miskin.  Bagi  mereka  kebutuhan  hidup mereka saja sudah sulit untuk terpenuhi bagaimana mungkin mereka bisa membantu
orang  miskin,  banyak  orang  yang  rela  membuang  waktu  banyak  untuk  memenuhi kesenangannya  tetapi  tidak  mampu  memberikan  waktu  untuk  melayani  kaum
miskin. Saat ini orang cendrung mementingkan kesenangan sendiri dan menjadikan uang sebagai “Raja” yang mampu mengendalikan dan melakukan apapun. Sulit bagi
orang  untuk  melihat  Tuhan  dalam  diri  kaum  miskin.  Berdasarkan  tema  yang dijabarkan dalam katekese umat ini diharapkan para katekis semakin mengenal dan
memahami  sosok  Ibu  Teresa  dan  karya  pelayanannya  sehingga  dengan  begitu katekis  dapat  meneladani  semangat  Ibu  Teresa  dalam  mewujudkan  pelayanan
kepada kaum miskin.
7. Rumusan  Tema dan Tujuan Katekese Umat
Tema Umum                     :  Spiritualitas pelayanan Ibu Teresa sebagai teladan bagi katekis dalam mewujudkan semangat pelayanan bagi
Tuhan melalui sesama yang miskin. Tujuan umum                      :  Membantu para katekis  untuk  semakin memahami dan
menghayati spiritualitas pelayanan Ibu Teresa sehingga peserta  mampu  mewujudkan  semangat  pelayanan  bagi
83
kaum  miskin  berdasarkan  inspirasi  dan  teladan  dari karya pelayanan Ibu Teresa.
Tema 1                         :   Cinta kasih Ibu Teresa kepada Allah terwujud melalui cinta  kepada sesama yang miskin dan menderita.
Tujuan 1                           :  Bersama-sama  pendamping,  peserta  dapat    semakin mampu
memahami dan
menghayati pentingnya
mencintai  Allah,  yang  terwujud  dalam  cinta  kepada sesama yang menderita, sehingga cinta kasih Ibu Teresa
dalam  mencintai  dapat  menjadi  teladan  kita  untuk mencintai  dengan  tulus  sesama  yang  miskindan
menderita di dalam hidup sehari-hari. Tema 2                             :  Spiritualitas pelayanan Ibu Teresa
Tujuan 2                           :  Bersama  pendamping  peserta  semakin  memahami  dan menyadari  spiritualitas  pelayanan  Ibu  Teresa  sehingga
peserta mampu  meneladani  semangat  Ibu Teresa dalam melayani kaum miskin dan menderita.
Tema 3                             :  Kegembiraan dalam berbagi Tujuan 3                           :  Bersama  pendamping,  peserta  semakin  memahami  arti
dan  makna  berbagi  sehingga  di  dalam  kehidupan bersama  di  tengah-tengah  masyarakat  peserta  merasa
bahagia  dalam  berbagi  dengan  saudara-saudari  yang kurang mampu.
Tema  4                            :  Teladan hidup Ibu Teresa
84
Tujuan 4                           :  Bersama pendamping katekis semakin mengenal  karya- karya  pelayanan  Ibu  Teresa  dan  teladan  hidup  Ibu
Teresa  sehingga  pada  akhirnya  peserta  mampu meneladani  karya  hidup  Ibu  Teresa  dalam  melayani
Tuhan melalui sesama. Tema 5                             :  Teresa Ibu Kaum miskin
Tujuan 5                           :  Bersama  pendamping  peserta  semakin  memahami  dan menyadari  pelayanan  Ibu  Teresa  dalam  melayani  kaum
miskin  sehingga  peserta  mampu  mewujudkan  karya- karya Ibu Teresa dalam hidup bersama di masyarakat.
Tujuan 6                           :  Pelayanan kasih Ibu Teresa Tujuan 6                           :  Bersama-sama  pendamping  peserta  semakin  menyadari
sikap  melayani  bagi    sesama    sehingga  peserta  mampu memberikan
pelayanan kasih
kepada sesama
sebagaimana yang dilakukan oleh Ibu Teresa.
E. Penjabaran Usulan Program Katekese model SCP
Tema Umum                        :  Spiritualitas  pelayanan  Ibu  Teresa  sebagai  teladan  bagi  katekis  dalam  mewujudkan  semangat  pelayanan  bagi  Tuhan melalui  sesama yang miskin.
Tujuan umum                  : Membantu para katekis untuk semakin memahami dan menghayati spiritualitas pelayanan Ibu Teresa sehingga peserta mampu mewujudkan semangat pelayanan bagi kaum miskin berdasarkan inspirasi dan teladan dari karya pelayanan Ibu
Teresa.
No Tema
Tujuan Tema Uraian Materi
Metode Sarana
Sumber bahan 1
2 3
4 5
6 7
1 Cinta kasih Ibu
Teresa kepada Allah terwujud
melalui cinta kepada sesama
yang miskin dan menderita.
Bersama-sama pendamping, peserta dapat  semakin
mampu memahami dan menghayati pentingnya
mencintai Allah, yang terwujud dalam cinta kepada
sesama yang menderita, sehingga cinta kasih Ibu
Teresa dalam mencintai Cinta yang besar
kepada Tuhan memampukan
kita berkorban bagi sesama
yang miskin Cinta yang tak
kunjung padam Penyampaian
informasi Pengolahan
Refleksi
Pribadi Diskusi
kelompok Sharing
Pengalaman Teks Lagu
“Bahasa Cinta” dan “Kasih
Pasti Lemah Lembu
t” Teks Kitab
Suci Perjanjian Baru
Lilin dan Salib Mat 22:34-40
Leks, 2003: 470- 476.
Komisi Komunikasi SVD Jawa, 2008
dapat menjadi teladan kita untuk mencintai dengan
tulus sesama yang miskindan menderita di
dalam hidup sehari-hari. Tanya jawab
Peneguhan Laptop,
speaker dan LCD
Film “Mother Theresa”
2 Spiritualitas
pelayanan Ibu Teresa
Bersama pendamping peserta semakin memahami
dan menyadari spiritualitas pelayanan Ibu Teresa
sehingga peserta mampu meneladani semangat Ibu
Teresa dalam melayani kaum miskin dan menderita.
“Aku Haus” menjadi dasar
semangat pelayanan Ibu
Teresa Mampu
merasakan kehadiran Allah
Penyampaian informasi
Pengolahan Refleksi
Pribadi Diskusi
kelompok Sharing
Pengalaman Tanya jawab
Peneguhan Buku Mada
Bakti Cerita “ Aku
Haus” Teks Lagu
“Andaikan Aku Lakukan
“ dan “ Hidup
Rukun dan Damai
” Teks Kitab Suci
Laptop Instrumen
Mrk 8:27-35 Hani, 2003: 7.
Martasudjita, 2012:
96.
3 Teladan hidup
Ibu Teresa Bersama pendamping,
peserta semakin memahami Karya-karya
pelayanan Ibu Penyampaian
informasi Teks Cerita
“Dia Yoh 3:13-17
Arsuwendo
arti dan makna berbagi sehingga di dalam
kehidupan bersama di tengah-tengah masyarakat
peserta merasa bahagia dalam berbagi dengan
saudara-saudari yang kurang mampu.
Teresa Teladan hidup
Ibu Teresa Ibu Teresa
teladan dalam keheningan,
Doa, Iman, Cinta, melayani,
perdamaian Pengolahan
Refleksi
Pribadi Diskusi
kelompok Sharing
Pengalaman Peneguhan
Memberiku Segalanya
” Teks Kitab
Suci Perjanjian Baru
Buku Mada Bakti
Atmowiloto, 2003: 11.
Martasudjita, 2007: 556.
Martasudjita, 2012: 160.
4 Teresa Ibu  kaum
miskin Bersama pendamping
katekis semakin mengenal karya-karya pelayanan Ibu
Teresa dan teladan hidup Ibu Teresa sehingga pada
akhirnya peserta mampu meneladani karya hidup Ibu
Teresa dalam melayani Tuhan melalui sesama
Mampu merasakan
kehadiran saudara kita
yang miskin Mampu
memberikan cinta bagi kaum
miskin Diskusi
kelompok Refleksi
Pribadi Informasi
Tanya jawab Sharing
kelompok Peneguhan
Kisah”Pino Mencari
Tuhan” Teks  Kitab
Suci Perjanjian Baru
Buku Mada Bakti
Lilin dan Salib Laptop,
speaker Mat 6:19-28
Komisi Komunikasi
SVD Jawa, 2011. Sudarman, 2011:
17. Leks, 2003: 176-
178.
5 Kegembiraan
dalam berbagi Bersama pendamping
peserta semakin memahami dan menyadari pelayanan
Ibu Teresa dalam melayani kaum miskin sehingga
peserta mampu mewujudkan karya-karya Ibu Teresa
dalam hidup bersama di masyarakat.
Menyadari makna dari
berbagi Menyadari arti
kebahagian dalam berbagi
Diskusi kelompok
Refleksi Pribadi
Informasi Tanya jawab
Sharing
kelompok Peneguhan
Slide lagu Teks cerita
”Pino Siapa Saudaramu
” Slide bacaan
Kitab Suci Perjanjian Baru
Lilin dan Salib Laptop
Mat 15:21-28 Martasudjita, 2007:
480. Martasudjita,
2012: 138. Sudarman, 2011:
21. Leks, 2003: 339-
3347. 6
Pelayanan kasih Ibu Teresa
Bersama-sama pendamping peserta semakin menyadari
sikap melayani bagi  sesama sehingga peserta mampu
memberikan pelayanan kasih kepada sesama sebagaimana
yang dilakukan oleh Ibu Teresa.
Mampu melayani
mereka yang membutuhkan
Pelayanan yang tak kunjung
padam Cinta
memampukan orang untuk
melayani Diskusi
kelompok Refleksi
Pribadi Informasi
Tanya jawab Sharing
kelompok Peneguhan
Teks lagu “Jadilah Saksi
Kristu ”
Teks cerita”Ibu Teresa
Penampakan yang
Sederhana ”
Teks dari Kitab Suci
Lilin dan Salib Mat 20:17-28
Martasudjita, 2007:
450. Arsuwendo
Atmowiloto, 2003: 11.
89
F.  Petunjuk Pelaksananan Program
Dalam skripsi ini penulis mengusulkan program katekese umat bagi para katekis  amartir  maupun  propesional  yang  ada  di  Paroki  Santo  Petrus  Berastagi.
Direncanakan  program  ini  dilaksanakan  selama  6  enam  bulan  dan  pertemuan dilakukan satu bulan sekali dan yang akan melaksanakannya adalah penulis sendiri.
Pendalaman  ini  akan  menggunakan  model  Shared  Christian  Praxsis  yang  setiap pertemuannya akan dilaksanakan dalam waktu 90 menit. Usulan program ini terdiri
dari  enam  tema.  Masing-masing  tema  akan  diuraikan  secara  berurutuan  setiap  kali pertemuan  dilakukan.  Harapan  dari  penulis  dengan    mendalami  spiritualitas  Ibu
Teresa dan dengan melihat keberadaan kaum miskin di sekitar kita katekis semakin memahami pentingnya mencintai kaum miskin.
G. Contoh persiapan Katekese Umat 1. Identitas
a.  Tema                            :  Cinta  kasih  Ibu  Teresa  kepada  Allah  terwujud  melalui    cinta kepada sesama yang miskin dan menderita.
b.  Tujuan                  :  Bersama-sama  pendamping,  peserta  dapat    semakin  mampu memahami dan menghayati pentingnya mencintai Allah, yang
terwujud dalam cinta kepada sesama yang menderita, sehingga cinta kasih  Ibu Teresa dalam mencintai dapat menjadi teladan
kita  untuk  mencintai  dengan  tulus  sesama  yang  miskin  dan menderita di dalam hidup sehari-hari.
c. Peserta                 : Katekis
90
d. Waktu : 90 Menit
e. Metode : Penyampaian informasi
: Pengolahan : Refleksi pribadi
: Diskusi kelompok : Sharing pengalaman
: Tanya jawab : Peneguhan
f. Sarana                   : Teks lagu “Bahasa cinta”
: Teks  la gu “kasih pasti lemah lembut”
: Teks Kitab Suci : Lilin dan Salib
: Laptop, speaker dan LCD :
Film “Mother Theresa” : Shared Christian Praxsis
f. Sumber Bahan    : Mat  22 : 34 – 40
: Leks, Stefan. 2003. Tafsir Injil Matius. Yogyakarta: Kanisius. Hal. 473-476.
:  Komisi  Komunikasi  SVD  Jawa.  2008.  Berjalan  Bersama Sang  Sabda:  Refleksi  harian  Kitab  Suci  2008.  Surabaya:
Komisi Komunikasi SVD Jawa. Jumat 22 agustus dan Minggu 26 Oktober 2008.