Tujuan Katekese Umat Shared Christian Praxis sebagai Suatu Model Katekese Umat

76

2. Langkah-langkah Shared Christian Praxis

Shared Christian Praxsis merupakan salah satu model katekese yang prosesnya menekankan penggalian pengalaman nyata dalam hidup peserta sendiri yang diuraikan dalam 5 lima langkah pokok SCP, yang didahului dengan langkah 0 Awal: pemusatan aktivitas, langkah I Pertama: pengungkapan pengalaman hidup faktual, langkah II Kedua: refleksi kritis atas sharing pengalaman hidup faktual, langkah III Ketiga: mengusahakan supaya tradisi dan visi kristiani lebih terjangkau, langkah IV Keempat: Interpretasi tafsir dialektis antara tradisi dan visi kristiani dengan tradisi dan visi peserta, langkah V Lima: keterlibatan baru demi terwujudnya Kerajaan Allah di dunia ini Sumarno, 2007: 18-22.

a. Langkah 0 : Pemusatan Aktivitas

Langkah nol dalam SCP bertujuan untuk mendorong peserta untuk menemukan topik pertemuan yang bertolak dari kehidupan konkret peserta. Topik- topik yang ditemukan oleh peserta akan menjadi tema dasar pertemuan. Dengan demikian tema tema besar yang ditemukan sungguh-sungguh mencerminkan pokok- pokok hidup, keprihatinan, permasalahan, dan kebutuhan mereka. Biasanya sarana yang digunakan berupa simbol, cerita, bahasa foto, film atau sarana lain yang dapat memicu peserta untuk menemukan salah satu aspek yang bisa menjadi topik dasar pertemuan tersebut dan diharapkan tema dasar sungguh-sungguh dapat mendorong peserta untuk dapat terlibat aktif dalam pertemuan. Disini pembimbing memiliki peran untuk menciptakan suasana yang kondusif, memilih sarana dan merumuskan prioritas tema yang tepat yang akan di dalami dalam pendalaman yang akan dilaksanakan Sumarno, 2007: 18-19. 77

b. Langkah I: Pengungkapan Pengalaman Hidup Peserta Mengungkapkan Pengalaman Hidup Peserta

Berdasarkan pada tema dasar pada langkah O, langkah ini mengajak peserta untuk mengungkapkan pengalaman hidupnya secara nyata dan terbuka. Di samping menyampaikan pengalaman hidupnya sendiri peserta dapat menceritakan atau mengungkapkan kejadian yang pernah terjadi di dalam kehidupan bermasyarakatnya atau gabungan dari keduanya. Disini peserta membagikan pengalaman hidup yang sungguh-sungguh dialami dan peserta boleh diam, disini tidak ada paksaan untuk membagikan pengalaman. Disini fasilitator bertugas untuk menciptakan suasana pertemuan menjadi hangat dan mendukung peserta untuk mengungkapkan pengalaman hidupnya yang berkaitan dengan tema dasar, merumuskan pertanyaan-pertanyaan yang jelas dan terarah dan tidak menyinggung atau menyindir seseorang. Bersifat terbuka dan obyektif sesuai dengan pengalaman peserta supaya peserta semakin memahami tujuan dari pendalaman bisa digunakan tarian, nyanyian yang dimengerti oleh peserta lain. Pembimbing juga diharapkan memiliki sikap ramah, sabar, hormat dan peka pada latar belakang keadaan dan permasalahan peserta. Dengan cara itu diharapkan peserta semakin terbuka dan peka terhadap keadaan sekitarnya Sumarno, 2007: 19.

c. Langkah II: Refleksi Kritis atas Sharing Pengalaman Faktual Mendalami

Pengalaman Hidup Peserta Langkah kedua ini lebih mendalami langkah pertama. Dimana pada langkah ini peserta diajak untuk memperdalam saat refleksi dan mengantar peserta kepada kesadaran kritis akan pengalaman-pengalaman hidup dan tindakan yang 78 meliputi: pertama, pemahaman kritis dan sosial yang secara sistematis menganalisa pengalaman hidup dalam masyarakat yang saling berhubungan. Kedua, kenangan analitis dan sosial yang menekankan sejarah hidup peserta dan membentuk serta mempengaruhi cara hidup peserta dan masyarakatnya. Ketiga, imajinasi kreatif dan sosial yang bersifat pribadi dan membayangkan konsekuensi akibat dari tindakan yang dilakukan dan bagaimana konsekuensi yang bersifat pribadi itu membuka kesadaran dan keterlibatan serta solidaritas sosial. Disini pembimbing memiliki peran penting untuk menghargai dan memahami situasi peserta serta menciptakan suasana yang benar-benar nyaman untuk peserta Sumarno, 2007: 20.

d. Langkah III: Mengusahakan Supaya Tradisi dan Visi Kristiani Lebih

Terjangkau Menggali Pengalaman Iman Kristiani Orientasi dari langkah ini adalah mengusahakan supaya Tradisi dan Visi Kristiani menjadi lebih terjangkau, dekat dan relevan bagi peserta di zaman sekarang. Tujuan Tradisi adalah pengungkapan pengalaman iman yang sungguh dihidupi Gereja sepanjang sejarahnya. Hal-hal yang termasuk tradisi Gereja adalah dogma, Kitab Suci, spiritualitas dan devosi, kebiasaan hidup beriman, aneka kesenian Gereja, liturgi, kepemimpinan dan lain-lain. Visi merefeksikan harapan dan janji, mandat dan tanggung jawab yang muncul dari tradisi suci yang bertujuan untuk mendorong dan meneguhkan iman peserta dalam keterlibatannya untuk mewujudkan nilai-nilai Kerajaan Allah. Langkah ini mengusahakan tradisi dan visi tersebut menjadi makin terjangkau dan relevan untuk kehidupan peserta. Maka, tradisi dan visi kristiani perlu dijelaskan dan diinterprestasikan. Disini pembimbing memiliki peran untuk menafsirkan oleh karena itu pembimbing harus menghormati 79 visi dan Tradisi Kristiani, bersifat terbuka dan tidak mendikte sehingga mampu membawa peserta kepada tingkat kesadaran, pembimbing tidak bersikap sebagai orang yang paling mengerti tetapi pembimbing harus bersikap sebagai orang yang sama-sama belajar serta memiliki kesiapan yang matang Sumarno, 2007: 20-21. e. Langkah IV: InterpretasiTafsir Dialektis antara Tradisi dan Visi Kristiani dengan Tradisi dan Visi Peserta Menerapkan Iman Kristiani dalam situasi Peserta konkret Langkah ini mendorong peserta untuk menemukan bagi dirinya sendiri nilai hidup yang hendak digarisbawahi, sikap-sikap pribadi yang picik yang hendak dihilangkan dan nilai-nilai baru yang hendak diperkembangkan berdasarkan nilai Tradisi dan Visi Kristiani sehingga menjadi bagian hidup peserta. Tradisi dan Visi Kristiani meneguhkan, mengkritik dan mengundang peserta untuk melangkah pada praksis yang lebih maju. Langkah ini mendorong peserta untuk mendialogkan hasil pengolahan mereka pada langkah pertama dan kedua dengan isi pokok pada langkah ketiga. Supaya peserta dapat hidup lebih beriman demi semakin terwujudnya nilai- nilai Kerajaan Allah di tengah kehidupan manusia. Di sini pendapat peserta dianggap paling benar dan tafsiran pembimbing sebagai kebenaran satu-satunya. Di sini pembimbing memiliki peran untuk menghormati kebebasan dan hasil penegasan peserta, bahkan yang menolak tafsiran pembimbing. Pembimbing bertugas memberikan keyakinan pada peserta bahwa mereka mampu mempertemukan nilai pengalaman hidup dengan nilai Tadisi dan visi Kristiani. Pembimbing juga bertugas untuk mendengarkan pendapat peserta dengan hati yang tulus dan penuh perhatian Sumarno, 2007: 22. 80

f. Langkah V: Keterlibatan Baru demi makin Terwujudnya Kerajaan Allah

di Dunia Ini Mengusahakan Suatu Aksi Konkret Langkah ini mengajak peserta agar sampai pada keputusan praktis yang dipahami sebagai tanggapan jemaat terhadap pewahyuan Allah yang terus berlangsung di dalam sejarah kehidupan manusia. Peserta diajak untuk menghidupi iman Kristiani pada konteks hidup mereka. Peserta mengambil keputusan-keputusan berdasarkan tema-tema dasar yang diolah pada pertemuan katekese. Kerpihatinannya adalah praktis, yakni mendorong keterlibatan baru dengan jalan mengusahakan metanoia, pertobatan pribadi dan sosial yang kontinyu dalam kehidupan peserta. Karena dipengaruhi oleh topik dasar maka keputusan dapat beraneka ragam bentuk baik penekanannya pada aspek kognitif, afektif atau tingkah laku. Sifatnya bisa menyangkut personal atau interpersonal. Keputusan yang diambil hendaknya praktis dan tidak muluk-mulu, tetapi mudah dilaksanakan. Subyeknya, dapat bersifat aktivitas pribadi atau tindakan bersama. Memiliki arah untuk kepentingan kelompok atau di luar kelompok keterlibatan kepada sesama. Pembimbing bertanggung jawab untuk menyadari hakikat praktis dan inovatif dari langkah ini, merumuskan pertanyaan dan mengarahkan supaya peserta sampai kepada keputusan pribadi dan bersama. Pembimbing juga bertanggung jawab untuk merangkum hasil langkah pertama sampai keempat supaya lebih membantu peserta. Untuk mengakhiri pertemuan peserta diajak merayakan liturgi sederhana untuk mendoakan keputusan yang mereka ambil supaya semakin mengesankan, mempertajam, mendalam dan menyemangati peserta dalam mengusahakan aksi baru dalam kehidupan mereka Sumarno, 2007: 22. 81 D. Usulan Program Katekese Umat bagi Katekis dalam Mewujudkan Semangat Pelayanan bagi Kaum Miskin Berdasarkan Teladan Pelayanan Ibu Teresa Program katekese ini merupakan satu usulan atau tawaran bagi pelaksana katekese umat dalam upaya meningkatkan semangat katekis dalam melayani kaum miskin berdasarkan teladan pelayanan Ibu Teresa. Diantaranya adalah latar belakang program katekese umat dan alasan pemilihan tema dalam katekese umat.

1. Latar belakang Program Katekese Umat

Pada halaman berikut penulis membuat usulan program katekese umat untuk pengembangan spiritualitas Ibu Teresa. Program ini penulis buat bertujuan untuk memberi gambaran sebagai alternatif untuk melaksanakan suatu katekese umat tentang kaum miskin berinspirasikan dari semangat pelayanan Ibu Teresa dalam melayani kaum miskin. Diharapkan program ini dapat membantu katekis untuk semakin menghayati tugas perutusannya bagi kaum miskin dan pada akhirnya dia mampu menggugah hati umat dan masyarakat untuk melayani kaum miskin, sehingga kaum miskin semakin merasakan kehadiran Allah dalam hidupnya.

2. Alasan Pemilihan Tema

Tema umum yang diangkat dalam usalan program ini adalah “Spiritualitas pelayanan Ibu Teresa sebagai teladan bagi katekis dalam mewujudkan semangat pelayanan bagi Tuhan melalui sesama yang miskin. Adapun tujuannya adalah “Membantu para katekis untuk semakin memahami dan menghayati spiritualitas pelayanan Ibu Teresa dan pada akhirnya memampukan peserta untuk 82 mewujudkan semangat pelayanan bagi kaum miskin berdasarkan inspirasi dan teladan dari karya pelayanan Ibu Teresa ”. Tema umum ini penulis angkat mengingat pada zaman sekarang ini sangat susah untuk menemukan orang yang peka dan peduli terhadap kaum miskin dan tak terkecuali katekis, keegoisan merajai setiap hati manusia, sebagian besar dari mereka menjadikan uang sebagai alasan untuk tidak melakukan pelayanan bagi kaum miskin. Bagi mereka kebutuhan hidup mereka saja sudah sulit untuk terpenuhi bagaimana mungkin mereka bisa membantu orang miskin, banyak orang yang rela membuang waktu banyak untuk memenuhi kesenangannya tetapi tidak mampu memberikan waktu untuk melayani kaum miskin. Saat ini orang cendrung mementingkan kesenangan sendiri dan menjadikan uang sebagai “Raja” yang mampu mengendalikan dan melakukan apapun. Sulit bagi orang untuk melihat Tuhan dalam diri kaum miskin. Berdasarkan tema yang dijabarkan dalam katekese umat ini diharapkan para katekis semakin mengenal dan memahami sosok Ibu Teresa dan karya pelayanannya sehingga dengan begitu katekis dapat meneladani semangat Ibu Teresa dalam mewujudkan pelayanan kepada kaum miskin.

7. Rumusan Tema dan Tujuan Katekese Umat

Tema Umum : Spiritualitas pelayanan Ibu Teresa sebagai teladan bagi katekis dalam mewujudkan semangat pelayanan bagi Tuhan melalui sesama yang miskin. Tujuan umum : Membantu para katekis untuk semakin memahami dan menghayati spiritualitas pelayanan Ibu Teresa sehingga peserta mampu mewujudkan semangat pelayanan bagi 83 kaum miskin berdasarkan inspirasi dan teladan dari karya pelayanan Ibu Teresa. Tema 1 : Cinta kasih Ibu Teresa kepada Allah terwujud melalui cinta kepada sesama yang miskin dan menderita. Tujuan 1 : Bersama-sama pendamping, peserta dapat semakin mampu memahami dan menghayati pentingnya mencintai Allah, yang terwujud dalam cinta kepada sesama yang menderita, sehingga cinta kasih Ibu Teresa dalam mencintai dapat menjadi teladan kita untuk mencintai dengan tulus sesama yang miskindan menderita di dalam hidup sehari-hari. Tema 2 : Spiritualitas pelayanan Ibu Teresa Tujuan 2 : Bersama pendamping peserta semakin memahami dan menyadari spiritualitas pelayanan Ibu Teresa sehingga peserta mampu meneladani semangat Ibu Teresa dalam melayani kaum miskin dan menderita. Tema 3 : Kegembiraan dalam berbagi Tujuan 3 : Bersama pendamping, peserta semakin memahami arti dan makna berbagi sehingga di dalam kehidupan bersama di tengah-tengah masyarakat peserta merasa bahagia dalam berbagi dengan saudara-saudari yang kurang mampu. Tema 4 : Teladan hidup Ibu Teresa 84 Tujuan 4 : Bersama pendamping katekis semakin mengenal karya- karya pelayanan Ibu Teresa dan teladan hidup Ibu Teresa sehingga pada akhirnya peserta mampu meneladani karya hidup Ibu Teresa dalam melayani Tuhan melalui sesama. Tema 5 : Teresa Ibu Kaum miskin Tujuan 5 : Bersama pendamping peserta semakin memahami dan menyadari pelayanan Ibu Teresa dalam melayani kaum miskin sehingga peserta mampu mewujudkan karya- karya Ibu Teresa dalam hidup bersama di masyarakat. Tujuan 6 : Pelayanan kasih Ibu Teresa Tujuan 6 : Bersama-sama pendamping peserta semakin menyadari sikap melayani bagi sesama sehingga peserta mampu memberikan pelayanan kasih kepada sesama sebagaimana yang dilakukan oleh Ibu Teresa.

E. Penjabaran Usulan Program Katekese model SCP

Tema Umum : Spiritualitas pelayanan Ibu Teresa sebagai teladan bagi katekis dalam mewujudkan semangat pelayanan bagi Tuhan melalui sesama yang miskin. Tujuan umum : Membantu para katekis untuk semakin memahami dan menghayati spiritualitas pelayanan Ibu Teresa sehingga peserta mampu mewujudkan semangat pelayanan bagi kaum miskin berdasarkan inspirasi dan teladan dari karya pelayanan Ibu Teresa. No Tema Tujuan Tema Uraian Materi Metode Sarana Sumber bahan 1 2 3 4 5 6 7 1 Cinta kasih Ibu Teresa kepada Allah terwujud melalui cinta kepada sesama yang miskin dan menderita. Bersama-sama pendamping, peserta dapat semakin mampu memahami dan menghayati pentingnya mencintai Allah, yang terwujud dalam cinta kepada sesama yang menderita, sehingga cinta kasih Ibu Teresa dalam mencintai Cinta yang besar kepada Tuhan memampukan kita berkorban bagi sesama yang miskin Cinta yang tak kunjung padam Penyampaian informasi Pengolahan Refleksi Pribadi Diskusi kelompok Sharing Pengalaman Teks Lagu “Bahasa Cinta” dan “Kasih Pasti Lemah Lembu t” Teks Kitab Suci Perjanjian Baru Lilin dan Salib Mat 22:34-40 Leks, 2003: 470- 476. Komisi Komunikasi SVD Jawa, 2008 dapat menjadi teladan kita untuk mencintai dengan tulus sesama yang miskindan menderita di dalam hidup sehari-hari. Tanya jawab Peneguhan Laptop, speaker dan LCD Film “Mother Theresa” 2 Spiritualitas pelayanan Ibu Teresa Bersama pendamping peserta semakin memahami dan menyadari spiritualitas pelayanan Ibu Teresa sehingga peserta mampu meneladani semangat Ibu Teresa dalam melayani kaum miskin dan menderita. “Aku Haus” menjadi dasar semangat pelayanan Ibu Teresa Mampu merasakan kehadiran Allah Penyampaian informasi Pengolahan Refleksi Pribadi Diskusi kelompok Sharing Pengalaman Tanya jawab Peneguhan Buku Mada Bakti Cerita “ Aku Haus” Teks Lagu “Andaikan Aku Lakukan “ dan “ Hidup Rukun dan Damai ” Teks Kitab Suci Laptop Instrumen Mrk 8:27-35 Hani, 2003: 7. Martasudjita, 2012: 96. 3 Teladan hidup Ibu Teresa Bersama pendamping, peserta semakin memahami Karya-karya pelayanan Ibu Penyampaian informasi Teks Cerita “Dia Yoh 3:13-17 Arsuwendo arti dan makna berbagi sehingga di dalam kehidupan bersama di tengah-tengah masyarakat peserta merasa bahagia dalam berbagi dengan saudara-saudari yang kurang mampu. Teresa Teladan hidup Ibu Teresa Ibu Teresa teladan dalam keheningan, Doa, Iman, Cinta, melayani, perdamaian Pengolahan Refleksi Pribadi Diskusi kelompok Sharing Pengalaman Peneguhan Memberiku Segalanya ” Teks Kitab Suci Perjanjian Baru Buku Mada Bakti Atmowiloto, 2003: 11. Martasudjita, 2007: 556. Martasudjita, 2012: 160. 4 Teresa Ibu kaum miskin Bersama pendamping katekis semakin mengenal karya-karya pelayanan Ibu Teresa dan teladan hidup Ibu Teresa sehingga pada akhirnya peserta mampu meneladani karya hidup Ibu Teresa dalam melayani Tuhan melalui sesama Mampu merasakan kehadiran saudara kita yang miskin Mampu memberikan cinta bagi kaum miskin Diskusi kelompok Refleksi Pribadi Informasi Tanya jawab Sharing kelompok Peneguhan Kisah”Pino Mencari Tuhan” Teks Kitab Suci Perjanjian Baru Buku Mada Bakti Lilin dan Salib Laptop, speaker Mat 6:19-28 Komisi Komunikasi SVD Jawa, 2011. Sudarman, 2011: 17. Leks, 2003: 176- 178. 5 Kegembiraan dalam berbagi Bersama pendamping peserta semakin memahami dan menyadari pelayanan Ibu Teresa dalam melayani kaum miskin sehingga peserta mampu mewujudkan karya-karya Ibu Teresa dalam hidup bersama di masyarakat. Menyadari makna dari berbagi Menyadari arti kebahagian dalam berbagi Diskusi kelompok Refleksi Pribadi Informasi Tanya jawab Sharing kelompok Peneguhan Slide lagu Teks cerita ”Pino Siapa Saudaramu ” Slide bacaan Kitab Suci Perjanjian Baru Lilin dan Salib Laptop Mat 15:21-28 Martasudjita, 2007: 480. Martasudjita, 2012: 138. Sudarman, 2011: 21. Leks, 2003: 339- 3347. 6 Pelayanan kasih Ibu Teresa Bersama-sama pendamping peserta semakin menyadari sikap melayani bagi sesama sehingga peserta mampu memberikan pelayanan kasih kepada sesama sebagaimana yang dilakukan oleh Ibu Teresa. Mampu melayani mereka yang membutuhkan Pelayanan yang tak kunjung padam Cinta memampukan orang untuk melayani Diskusi kelompok Refleksi Pribadi Informasi Tanya jawab Sharing kelompok Peneguhan Teks lagu “Jadilah Saksi Kristu ” Teks cerita”Ibu Teresa Penampakan yang Sederhana ” Teks dari Kitab Suci Lilin dan Salib Mat 20:17-28 Martasudjita, 2007: 450. Arsuwendo Atmowiloto, 2003: 11. 89

F. Petunjuk Pelaksananan Program

Dalam skripsi ini penulis mengusulkan program katekese umat bagi para katekis amartir maupun propesional yang ada di Paroki Santo Petrus Berastagi. Direncanakan program ini dilaksanakan selama 6 enam bulan dan pertemuan dilakukan satu bulan sekali dan yang akan melaksanakannya adalah penulis sendiri. Pendalaman ini akan menggunakan model Shared Christian Praxsis yang setiap pertemuannya akan dilaksanakan dalam waktu 90 menit. Usulan program ini terdiri dari enam tema. Masing-masing tema akan diuraikan secara berurutuan setiap kali pertemuan dilakukan. Harapan dari penulis dengan mendalami spiritualitas Ibu Teresa dan dengan melihat keberadaan kaum miskin di sekitar kita katekis semakin memahami pentingnya mencintai kaum miskin.

G. Contoh persiapan Katekese Umat 1. Identitas

a. Tema : Cinta kasih Ibu Teresa kepada Allah terwujud melalui cinta kepada sesama yang miskin dan menderita. b. Tujuan : Bersama-sama pendamping, peserta dapat semakin mampu memahami dan menghayati pentingnya mencintai Allah, yang terwujud dalam cinta kepada sesama yang menderita, sehingga cinta kasih Ibu Teresa dalam mencintai dapat menjadi teladan kita untuk mencintai dengan tulus sesama yang miskin dan menderita di dalam hidup sehari-hari. c. Peserta : Katekis 90 d. Waktu : 90 Menit e. Metode : Penyampaian informasi : Pengolahan : Refleksi pribadi : Diskusi kelompok : Sharing pengalaman : Tanya jawab : Peneguhan f. Sarana : Teks lagu “Bahasa cinta” : Teks la gu “kasih pasti lemah lembut” : Teks Kitab Suci : Lilin dan Salib : Laptop, speaker dan LCD : Film “Mother Theresa” : Shared Christian Praxsis f. Sumber Bahan : Mat 22 : 34 – 40 : Leks, Stefan. 2003. Tafsir Injil Matius. Yogyakarta: Kanisius. Hal. 473-476. : Komisi Komunikasi SVD Jawa. 2008. Berjalan Bersama Sang Sabda: Refleksi harian Kitab Suci 2008. Surabaya: Komisi Komunikasi SVD Jawa. Jumat 22 agustus dan Minggu 26 Oktober 2008.