SEMANGAT PELAYANAN KATEKIS BAGI KAUM MISKIN

45

2. Keutuhan dan Keaslian Hidup

Sebagai seseorang yang mewartakan Kabar Gembira Allah bagi semua orang katekis harus memiliki keutuhan dan keaslian hidup yang benar-benar mengutamakan Allah dalam hidupnya. Setiap gerak langkahnya terlihat bahwa Allah yang berkarya dalam hidupnya serta karya Allah itu benar-benar dia resapi sehingga semua orang dapat melihatnya dari perilaku dan perbuatan katekis di tengah-tengah masyarakat. Sebelum katekis mewartakan Sabda Alah terlebih dahulu dia harus menanamkan Sabda itu dalam hidupnya sehingga pada saat dia mewartakanya pada orang lain sabda itu bukan hanya sebagai bagian dari hidupnya tetapi sungguh-sungguh menjadi miliknya. Sebagai seorang pewarta, katekis perlu berkembang secara rohani dan memiliki sikap berani. Sehingga mampu membawa orang-orang menjadi semakin beriman dan percaya akan penyertaan Allah dalam hidup mereka KomKat KWI, 1997: 26. Sama seperti para kudus yang mewartakan hidup Yesus Kristus di dalam hidup mereka, katekis juga mewartakan hidup Yesus Kristus di dalam hidupnya. Itu berarti bahwa pewartaan katekis bukan hanya melalui ucapan kata saja, melainkan juga melalui tindakanya dan seluruh aspek kehidupannya. Hendaknya apa yang diajarkan oleh katekis sesuai dengan apa yang dipraktekkan dalam kehidupan yang katekis jalani. Bukan sebaliknya, kesaksian hidup seorang katekis menjadi batu sandungan bagi umat beriman atau bagi masyarakat yang ada di sekitarnya. Karena itu, seorang katekis sebaiknya memiliki spiritualitas yang utuh dan dewasa sehingga mampu menjadi seorang gembala yang dapat mengayomi umat ataupun orang-orang yang ada di sekitarnya. Katekis juga harus memiliki daya keteladanan dan daya juang yang tinggi, dimana seorang katekis tidak hanya berbicara saja tetapi apa yang 46 dia ajarkan atau katakan dapat dia lakukan melalui tindakannya, sehingga semangat hidupnya dapat menjadi inspirasi bagi umat dan masyarakat. Menjadi saksi Kristus bukanlah tugas yang mudah karena katekis harus menyampaikan atau menunjukkan apa yang dialami dan diketahui tentang Kristus kepada orang lain. Gereja juga mewartakan Injil kepada dunia dengan kesaksian hidup yang setia pada Tuhan Yesus. Menjadi saksi Kristus dapat menuai banyak resiko. Dengan demikian dalam situasi apapun katekis harus tetap berpegang pada Kristus sehingga pada akhirnya nanti ketika katekis mendapat banyak ujian yang sulit untuk mereka pahami mereka tetap yakin bahwa berpegang pada Kristus adalah cara terbaik untuk mengatasi semua masalah KomKat KWI, 1997: 27.

3. Semangat Misioner

Katekis tidak bisa tidak harus memiliki semangat kerasulan yang tinggi, dan hanya ingin mengetahui dan mewartakan kasih akan Kristus kepada semua orang tanpa pandang bulu. Katekis harus benar-benar mewartakan Kabar Gembira Allah kepada semua orang tak terkecuali mereka yang belum mengenal Kristus. Katekis harus mengingat bahwa lambang kemurnian semangat misioner adalah salib. Kristus yang diwartakan ketekis adalah Kristus yang tersalib. Maka katekis harus menyiapkan diri untuk tetap mencintai tugasnya sebagai panggilan khusus, memiliki kegembiraan di tengah kesulitan yang dihadapi dalam menjalankan panggilan dan perutusannya, mereka harus tetap mengikuti Yesus meskipun dijalan yang sulit. Karena menjadi pengikut Kristus bukanlah hal yang mudah katekis harus siap ikut ambil bagian dalam tugas Kristus dalam memikul salib. Semangat misioner seorang katekis adalah mewartakan Kerajaan Allah kepada seluruh umat manusia