Cinta Kasih Ibu Teresa 1. Mencintai Kristus dengan Melayani Sesama

36 hadapan Allah. Doa merupakan perkara hati di mana dengan berdoa dengan hati memudahkan kita bertemu dengan Allah. Oleh karena itu Ibu Teresa selalu memberikan teladan yang baik supaya kita mencintai doa. Ibu Teresa sebagaimana yang dikutip oleh Beding 1989: 273 mengatakan “Hendaklah kita mencintai doa, hendaknya kita sering merasakan kebutuhan untuk berdoa sepanjang hari dan berusaha berdoa. Doa melapangkan hati hingga ia mampu menampung Allah yang menyerahkan diri-Ny a” Ibu Teresa merasakan, dengan berdoa dan melalui doa kita dapat bersatu dalam cinta dengan Kristus. Melalui doa juga kita akan lebih bisa terbuka kepada Allah. Berdoa kepada-Nya berarti bersama Dia duapuluh empat jam sehari. Doa juga mampu memberikan kedamaian bagi kita dan doa mampu memberikan kita kekuatan dalam menapaki jalan hidup ini. Begitulah pentingnya doa bagi Ibu Teresa.

3. Ibu Teresa Teladan dalam Iman

Dalam karyanya Ibu Teresa tidak mengajarkan tentang iman, tetapi dari cara berbuat dan melakukan suatu hal, Ibu Teresa sungguh menghayati imannya. Hal itu terlihat dari perbuatannya terhadap orang miskin Ibu Teresa sebagaimana yang dikutip oleh Beding 1989: 262 pernah juga mengatakan bahwa “di mana ada Misteri di sana ada Iman”. Bagi Ibu Teresa iman adalah menanggapi kasih Allah, menanggapi kasih Allah bukan berarti langsung mengasihi Allah, tetapi menanggapi kasih Allah berarti berbuat melakukan sesuatu untuk mereka. “iman sejati adalah iman yang terarah kepada manusia, bukan pada teks, iman yang menunjukkan Allah yang menyapa dan menyelamatkan umat manusia” Krispurwana Cahyadi, 2010: 211. Dengan begitu iman bukan hanya pada kata-kata tetapi bagaimana seseorang 37 itu mampu menunjukkan dengan perbuatan sesuai dengan iman yang dipercayainya. Begitu banyak orang yang mengaku beriman tetapi sedikit sekali orang yang menyatakan imannya dengan tindakan nyata. Ada begitu banyak agama dan masing- masing orang mempunyai jalan untuk mengikuti Allah dan saya mengikuti Yesus dan beriman kepadanya karena itu Yesus merupakan segala-galanya bagiku. Karena itu dia merasa tidak pernah takut dalam menghadapi segala ujian karena dia percaya bahwa Yesus selalu ada bersama dia dan dia begitu percaya pada Kristus sehingga dia selalu berkata bahwa semuanya yang dia lakukan karena Kristus dan untuk Kristus Vardey, 1997: 29.

4. Ibu Teresa Teladan dalam Cinta

Cinta membuat Ibu Teresa rela meninggalkan cita-cita masa kecilnya, kebahagiaan masa depan yang menjaminnya demi orang-orang yang ditemuinya di jalan-jalan yaitu mereka yang menderita, miskin, tersingkir dan kurang diperhatikan, mereka yang kesepian, semua itu dilakukan oleh Ibu Teresa karena cintanya kepada Kristus. Bagi Ibu Teresa percuma kita mencintai orang lain jika kita tidak mampu menderita baginya, karena cinta sejati tidak pernah meminta tetapi selalu memberi sampai merasakan sakit. Bukankah Yesus sendiri menderita karena cinta-Nya pada manusia. Bagi Ibu Teresa panggilan mengikut Kristus merupakan pemberian diri. Pemberian diri merupakan tanda cinta. Ibu Teresa sebagaimana yang dikutip oleh Krispurwana Cahyadi 2003c: 57 mengungkapkan demikian: Cinta tidak bermakna jika tidak dibagikan. Cinta harus diletakkan dalam perbuatan nyata, kita harus mencintai tanpa mengharapkan imbalan, semata-mata untuk cinta itu sendiri, jika kita mengharapkan imbalan itu bukan cinta. Kita tidak perlu melakukan hal-hal yang luar bisa untuk menyatakan cinta kita kepada Tuhan dan sesama. Justru kedalaman cinta 38 yang kita nyatakan dalam perbuatanlah yang membuat perbuatan- perbuatan kita indah di mata Tuhan. Tidak ada artinya kita berkata jika kita mencintai Tuhan, jika tidak melakukan apa-apa bagi sesama, karena cinta kepada Tuhan harus dinyatakan dengan perbuatan baik kepada sesama yang membutuhkan karena sesungguhnya lebih indah melakukan satu tindakan nyata yang menunjukkan cinta kita kepada Tuhan dari pada mengucapkan seribu kata cinta tetapi tidak melakukan apa-apa bagi-Nya.

5. Ibu Teresa Teladan dalam Melayani

Bagi Ibu Teresa melayani mereka yang miskin, menderita, cacat dan kelaparan adalah hal yang paling penting karena mereka adalah orang-orang yang butuh perhatian sehingga Ibu Teresa memberikan diri dengan tulus kepada mereka yang membutuhkannya. Menurut Ibu Teresa setiap orang mampu memberikan pelayanan pada orang lain dan itu tidak perlu sama seperti yang dia lakukan karena baginya pelayanan yang orang lakukan belum tentu bisa dia lakukan dan pelayanan yang dia lakukan belum tentu orang lain bisa lakukan, yang terpenting adalah membuka hati untuk orang lain, kalau masalah uang atau yang lain itu pasti akan ada jalannya yang terpenting adalah hati. Ibu Teresa sebagaimana yang dikutip oleh Beding 1989: 89 pernah mengatakan bahwa “Tidak pernah saya memikirkan soal uang. Uang selalu datang. Tuhan mengirimkanya. Soalnya kami melakukan karya- Nya. Maka Ia menyediakan sarana, jika Tuhan tidak memberikan sarana itu sudah merupakan satu petunjuk bahwa Ia tidak merestui pekerjaan tersebut. Nah mengapa cemas?”. Ibu Teresa percaya bahwa dalam melakukan pelayanan jangan pernah 39 takut tidak ada uang karena jika Allah memberikan pekerjaan maka Ia juga akan menyediakan sarana. Tugas orang beriman hanyalah memberikan karya kasih agar dengan karya kasih itu umat manusia semakin beriman dan bisa merasakan kasih Allah dalam hidupnya sehingga dalam penderitaanpun dia mampu merasakan kehadiran Allah melalui karya yang kita lakukan.

6. Ibu Teresa Teladan dalam Perdamaian

Ibu Teresa banyak melakukan karya perdamaian, karya damai yang Ibu lakukan tidak hanya di sekitar kota India tetapi di luar India seperti Amerika, Inggris, Ethopia dan masih banyak yang lainnya. Semua yang Ibu Teresa lakukan untuk menciptakan kedamaian. Bagi Ibu Teresa dia akan merasakan damai jika dia bisa berbuat bagi orang lain. Ibu Teresa sebagaimana yang dikutip oleh Beding 1989: 283 pernah mengatakan bahwa “Hendaknya kita memancarkan kedamaian Allah, memancarkan cahaya-Nya, dan mematikan segala kebencian dalam dunia ini, dalam hati segala orang, mematikan cinta akan kekuasaan”. Karena dengan itu orang akan merasakan damai. Bagi Ibu Teresa jika orang ingin merasakan kedamaian ia terlebih dahulu harus berdamai dengan dirinya sendiri karena orang yang menaruh dendam, benci dan amarah tidak akan bisa merasakan kedamaian apalagi membawa kedamaian itu sangat tidak mungkin, begitu juga dengan orang yang mencari kekuasaan sampai mengorbankan orang lain mereka tidak akan merasakan damai. Jadi untuk mendapatkan kedamaian semuanya harus dimulai dari diri sendiri dan pada akhirnya bisa memberikannya bagi orang lain.