BAB 3: Menjadi Entrepreneur Itu Mudah — 131
sudah dimulai pada tahun 1684, seiring dibangunnya lembaga penerjemahan dan terus berkembang sampai jaman
modern. Biasanya terjemahan buku bahasa Jepang sudah tersedia dalam beberapa minggu sejak buku asingnya
diterbitkan. Saya biasa membeli buku literatur terjemahan bahasa Jepang karena harganya lebih murah daripada buku
asli bahasa Inggris.
8. KERJASAMA KELOMPOK
Budaya di Jepang tidak terlalu mengakomodasi kerja-kerja yang terlalu bersifat individualistik. Termasuk klaim hasil pekerjaan,
biasanya ditujukan untuk tim atau kelompok tersebut. Fenomena ini tidak hanya di dunia kerja, kondisi kampus dengan
lab penelitiannya juga seperti itu, mengerjakan tugas mata kuliah biasanya juga dalam bentuk kelompok. Kerja dalam kelompok
mungkin salah satu kekuatan terbesar orang Jepang. Ada anekdot bahwa “1 orang profesor Jepang akan kalah dengan
satu orang profesor Amerika, akan tetapi 10 orang profesor Amerika tidak akan bisa mengalahkan 10 orang profesor Jepang
yang berkelompok”. Musyawarah mufakat atau sering disebut dengan “rin-gi” adalah ritual dalam kelompok. Keputusan
strategis harus dibicarakan dalam “rin-gi”.
9. MANDIRI
Sejak usia dini anak-anak dilatih untuk mandiri. Irsyad, anak saya yang paling besar sempat merasakan masuk TK yochien
di Jepang. Dia harus membawa 3 tas besar berisi pakaian ganti, bungkusan makan siang bento, sepatu ganti, buku-
buku, handuk dan sebotol besar minuman yang menggantung di lehernya. Di yochien setiap anak dilatih
untuk membawa perlengkapan sendiri, dan bertanggung jawab terhadap barang miliknya sendiri. Lepas SMA dan
132
T A
PA S
IH DA
RI U
N IV
E RS
IT A
S ?
masuk bangku kuliah hampir sebagian besar tidak meminta biaya kepada orang tua. Teman-temen seangkatan saya dulu
di Saitama University mengandalkan kerja part-time untuk biaya sekolah dan kehidupan sehari-hari. Kalaupun kehabisan
uang, mereka “meminjam” uang ke orang tua yang nanti akan mereka kembalikan di bulan berikutnya.
10. JAGA TRADISI
Perkembangan teknologi dan ekonomi tidak membuat bangsa Jepang kehilangan tradisi dan budayanya. Budaya
perempuan yang sudah menikah untuk tidak bekerja masih ada dan hidup sampai saat ini. Budaya minta maaf
masih menjadi refleks orang Jepang. Kalau suatu hari Anda naik sepeda di Jepang dan menabrak pejalan kaki, maka
jangan kaget kalau yang kita tabrak malah yang minta maaf duluan. Sampai saat ini orang Jepang relatif menghindari
berkata “tidak” untuk apabila mendapat tawaran
dari orang lain. Jadi kita harus hati-hati dalam
pergaulan dengan orang Jepang karena ”hai” belum
tentu “ya” bagi orang J e p a n g . P e r t a n i a n
merupakan tradisi leluhur dan asset penting di Jepang.
Persaingan keras karena masuknya beras Thailand
dan Amerika yang murah, tidak menyurutkan langkah
pemerintah Jepang untuk
BAB 3: Menjadi Entrepreneur Itu Mudah — 133