BAB 4: Knowledge Mestinya is Power — 185
tidak membosankan, meskipun dimasukkan berbagai filsafat dan konsep hidup tokoh-tokoh di atas.
Seri 3 Menit Belajar Pengetahuan Umum juga tidak kalah menarik. Dalam satu judul bisa berisi ratusan pertanyaan
“mengapa” beserta penjelasannya yang berbentuk komik cerita. Misalnya dalam judul 3 Menit Belajar Pengetahuan Umum:
Makanan, Kesehatan dan Olahraga, akan diceritakan dalam bentuk komik tentang apa manfaat cuka, mengapa susu baik untuk
tubuh, mengapa warna udang berubah setelah direbus, dsb. Mudah-mudahan ini adalah awal yang baik untuk memotivasi
penulis-penulis buku pelajaran untuk mencoba pendekatan komik ini untuk bahan ajar pendidikan.
1 8
6
DAPAT APA SIH DARI UNIVERSITAS?
BAB 4: Knowledge Mestinya is Power — 187
Langkah P
ara Ilmuwan Mempopulerkan
ILMU PENGET
AHU
AN
SAYA TERTARIK membaca tulisan ringan di Koran
Tempo 27 Januari 2008 lalu yang ditulis Dian R Basuki dengan judul “Buku Sains Yang Populer,
Kok Langka?” Tanpa bermaksud menambah polemik tentang pencarian ilmuwan yang
membumi Saya justru ingin belajar dan melihat kembali bagaimana sih langkah para ilmuwan
dalam mempopulerkan ilmu pengetahuan yang mereka miliki. Oh ya, jangan lupa saya sempat
singgung masalah mempopulerkan ilmu pengetahuan di artikel tentang komik pen-
didikan, yang kita lihat akhir-akhir ini mulai bermunculan di Indonesia. Trend ini saya pikir
sangat positif dan membantu anak muda kita dalam membentuk budaya dan minat
dalam membaca. Mudah-mudahan bisa “meng- goda” para ilmuwan, peneliti dan dosen di
Indonesia untuk mencoba “menjlentrehkan” ilmu pengetahuan dalam bentuk yang mudah
188
T A
PA S
IH DA
RI U
N IV
E RS
IT A
S ?
dimengerti oleh masyarakat umum. Paling tidak ada tiga cara para ilmuwan mempopulerkan ilmu pengetahuan mereka. Apa saja
itu? Yuk kita bahas … Langkah para ilmuwan mempopulerkan ilmu pengetahuan
yang pertama adalah dengan “komikisasi” atau apalah namanya.
Intinya memaparkan ilmu pengetahuan dalam bentuk cerita komik. Dan ini sudah merupakan hal jamak di Jepang, bahkan ini
berlanjut ke tahap meng-komik-kan bahan ajar, dari pelajaran- pelajaran dasar seperti sejarah, biologi, fisika, matematika sampai
filsafat. Sebelum pulang ke Indonesia saya sempat membeli seri komik manga dan buku bergambar zukai dengan tema sulit
seperti pemrograman, UML, extreme programming, filsafat, dsb. Nanti saya pinjami kalau ada yang tertarik Pendekatan visualisasi
dengan komik biasanya digunakan untuk menarik minat baca kaum muda dan mempermudah pembaca dalam memahami
materi yang akan disampaikan. Dari situ budaya baca masyarakat tumbuh, dan di Jepang kita akan dengan mudah menemukan
pembaca-pembaca buku dari berbagai usia di setiap lorong-lorong densha kereta listrik, bus ataupun kursi tunggu di eki stasiun
densha dan halte bus. Dari Korea, ada Kim Seok-Cheon yang
membuat seri “3 Menit Belajar Pengetahuan Umum” yang juga tidak kalah menarik. Dalam satu
judul bisa berisi ratusan pertanyaan “mengapa” beserta penjelasannya yang berbentuk komik cerita.
Misalnya dalam judul “3 Menit Belajar Pengetahuan Umum: Makanan, Kesehatan dan Olahraga”, akan
diceritakan dalam bentuk komik tentang apa manfaat cuka, mengapa susu baik untuk tubuh,
mengapa warna udang berubah setelah direbus,
BAB 4: Knowledge Mestinya is Power — 189