Beda Antara Kebenaran dan Kebetulan — 79

BAB 2: Beda Antara Kebenaran dan Kebetulan — 79

Menengok Arah P enelitian TEKNOL OGI Informasi dan K omunikasi di Indonesia SEJAK AKHIR tahun 2005, kebetulan saya diminta membantu Kementrian Negara Riset dan Teknologi KNRT dalam kegiatan pembuatan buku putih penelitian dan pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi TIK di Indonesia. Sebenarnya kegiatan KNRT untuk pembuatan buku putih tidak hanya dalam bidang TIK, tetapi juga beberapa bidang lain yang disebut dengan 6 bidang prioritas pembangunan Iptek 2005- 2025, yang terdiri dari: 1. Teknologi Ketahanan Pangan dan Pertanian 2. Teknologi Energi: Energi Alternatif dan Terbarukan 3. Teknologi Transportasi 4. Teknologi Informasi dan Komunikasi 5. Teknologi Kesehatan dan Obat-Obatan 6. Teknologi Pertahanan Dan pada tanggal 26 Juli 2006 diadakan acara penyempurnaan draft final buku putih untuk ke 6 bidang di atas, dimana Menristek pak Kusmayanto Kadiman dalam keynote 80 T A PA S IH DA RI U N IV E RS IT A S ? speech-nya memaparkan beberapa panduan dan filosofi mengapa buku putih harus ada. Tentu dalam tulisan ini saya tidak akan mengupas isi buku putih ke 5 bidang lain selain TIK, karena tugas saya memang hanya di buku putih TIK. Ada satu catatan menarik bahwa sedikit perdebatan hangat terjadi pada pertemuan tanggal 26 Juli 2006, khususnya tentang posisi buku putih ini sendiri. Pak Kusmayanto menyebut bahwa muara kerangka pikir buku putih berasal dari Jakstranas Iptek 2005-2009 dan Agenda Riset Nasional ARN. Sedangkan pemikiran rekan-rekan penyusun ARN, bahwa justru ARN yang seharusnya disusun berdasarkan Buku Putih, karena lingkup tahun buku putih yang lebih panjang yaitu 2005- 2025. Kedua pemikiran ini berlandaskan pada dokumen yang resmi, meskipun saya sendiri kurang jelas, mana madzab yang lebih shohih Penyusunan buku putih yang lengkapnya bernama Buku Putih Penelitian Pengembangan dan Penerapan Iptek Bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi Tahun 2005-2025, sempat tertatih-tatih dan mengalami beberapa pergantian tim nara

BAB 2: Beda Antara Kebenaran dan Kebetulan — 81