Pinjaman Borrowings Perubahan kebijakan akuntansi dan pengungkapan Changes in accounting policies and disclosure

250 251 2013 Annual Report PT Vale Indonesia Tbk Laporan Tahunan 2013 PT Vale Indonesia Tbk Catatan atas Laporan Keuangan Notes to the Financial Statements PT Vale Indonesia Tbk PT Vale Indonesia Tbk 31 Desember 2013 dan 2012 December 31, 2013 and 2012 2. Ikhtisar kebijakan akuntansi yang signifikan lanjutan 2. Summary of significant accounting policies continued

2.21. Utang usaha Utang usaha adalah kewajiban untuk membayar atas barang atau jasa

yang telah diperoleh dari pemasok dalam transaksi bisnis pada umumnya. Utang usaha dikelompokkan sebagai liabilitas jangka pendek apabila pembayaran jatuh tempo dalam waktu satu tahun atau kurang. Jika tidak, utang usaha tersebut disajikan sebagai liabilitas jangka panjang. Utang usaha pada awalnya diakui pada nilai wajar dan kemudian diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. 2.21. Trade payables Trade payables are obligations to pay for goods or services that have been acquired in the ordinary course of business from suppliers. Trade payables are classified as current liabilities if payment is due within one year or less. If not, they are presented as non-current liabilities. Trade payables are recognized initially at fair value and subsequently measured at amortized cost using the effective interest rate method.

2.22. Dividen Pembayaran dividen kepada pemegang saham Perseroan diakui sebagai

liabilitas dalam laporan keuangan Perseroan pada periode dimana dividen tersebut dideklarasikan.

2.22. Dividends Dividend distributions to the Company’s shareholders are recognized as

a liability in the Company’s statements of financial position in the period in which the dividends are declared. 2.23. Transaksi dengan pihak-pihak berelasi Seorang individu atau anggota keluarga dekat dari individu tersebut akan berelasi dengan entitas pelapor ketika invidu bersangkutan: i memiliki pengendalian atau pengendalian bersama atas entitas pelapor; ii memiliki pengaruh signifikan atas entitas pelapor; atau iii merupakan manajemen kunci entitas pelapor atau entitas induk dari entitas pelapor.

2.23. Related party transactions A person or a close member of the person’s family is related to a

reporting entity if that person: i has control or joint control over the reporting entity; ii has significant influence over the reporting entity; or iii is a member of the key management personnel of the reporting entity or of a parent of the reporting entity. Suatu entitas berelasi dengan entitas pelapor jika memenuhi salah satu hal berikut: i Entitas dan entitas pelapor adalah anggota dari kelompok usaha yang sama artinya entitas induk, entitas anak, dan entitas anak berikutnya terkait dengan entitas lain. ii Satu entitas adalah entitas asosiasi atau ventura bersama dari entitas lain atau entitas asosiasi atau ventura bersama yang merupakan anggota suatu kelompok usaha, yang mana entitas lain tersebut adalah anggotanya. iii Kedua entitas tersebut adalah ventura bersama dari pihak ketiga yang sama. iv Satu entitas adalah ventura bersama dari entitas ketiga dan entitas yang lain adalah entitas asosiasi dari entitas ketiga. v Entitas tersebut adalah suatu program imbalan pascakerja untuk imbalan kerja dari salah satu entitas pelapor atau entitas yang terkait dengan entitas pelapor. Jika entitas pelapor adalah entitas yang menyelenggarakan program tersebut, maka entitas sponsor juga berelasi dengan entitas pelapor. vi Entitas yang dikendalikan atau dikendalikan bersama oleh individu berelasi seperti didefinisikan diatas. vii Orang yang memiliki pengendalian atau pengendalian bersama atas entitas pelapor yang memiliki pengaruh signifikan atas entitas atau personil manajemen kunci entitas atau entitas induk dari entitas. An entity is related to a reporting entity if any of the following conditions applies: i The entity and the reporting entity are members of the same group which means that each parent, subsidiary and fellow subsidiary is related to the others. ii One entity is an associate or joint venture of the other entity or an associate or joint venture of a member of a group of which the other entity is a member. iii Both entities are joint ventures of the same third party. iv One entity is a joint venture of a third entity and the other entity is an associate of the third entity. v The entity is a post-employment benefit plan for the benefit of employees of either the reporting entity or an entity related to the reporting entity. If the reporting entity itself is such a plan, the sponsoring employers are also related to the reporting entity. vi The entity is controlled or jointly controlled by a related person as identified above. vii A person that has control or joint control over the reporting entity that has significant influence over the entity or is a member of the key management personnel of the entity or of a parent of the entity. 3. Perubahan kebijakan akuntansi dan pengungkapan 3. Changes in accounting policies and disclosure 3.1. Standar baru dan revisi yang diadopsi oleh Perseroan yang wajib diterapkan untuk pertama kali pada tahun buku yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2013 - Penyempurnaan tahunan atas Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan “PSAK” No. 60 - Instrumen Keuangan: Pengungkapan Perkembangan dari standar ini terutama berhubungan dengan pengungkapan aset keuangan, termasuk penghapusan beberapa pengungkapan yang diwajibkan sebelumnya. 3.1. New and amended standards adopted by the Company that are mandatory for the first time for the financial year beginning on January 1, 2013 - Annual improvement of Statement of Financial Accounting Standards “SFAS” No. 60 - Financial Instruments: Disclosures The improvement of this standard mainly relates to the disclosure of financial assets, including the removal of some previously required disclosures. Catatan atas Laporan Keuangan Notes to the Financial Statements PT Vale Indonesia Tbk PT Vale Indonesia Tbk 31 Desember 2013 dan 2012 December 31, 2013 and 2012 2. Ikhtisar kebijakan akuntansi yang signifikan lanjutan 2. Summary of significant accounting policies continued 2.19. Penurunan nilai dari aset keuangan lanjutan 2.19. Impairment of financial assets continued i Aset yang dicatat berdasarkan biaya perolehan diamortisasi lanjutan i Assets carried at amortized cost continued Jika terdapat bukti objektif bahwa kerugian penurunan niIai telah terjadi, maka jumlah kerugian tersebut diukur sebagai selisih nilai tercatat aset dengan nilai kini estimasi arus kas masa depan tidak termasuk kerugian kredit di masa depan yang belum terjadi yang didiskonto menggunakan suku bunga efektif awal dari aset tersebut. Nilai tercatat aset tersebut dikurangi, baik secara langsung maupun menggunakan pos cadangan. Jumlah kerugian yang terjadi diakui pada laporan laba rugi. If there is objective evidence that an impairment loss has been incurred, the amount of the loss is measured as the difference between the carrying amount of the asset and the present value of estimated future cash flows excluding future credit losses that have not been incurred discounted at the original effective interest rate of the financial asset. The carrying amount of the asset is reduced either directly or through the use of an allowance account. The amount of the loss is recognized in profit or loss. Jika, pada periode berikutnya, jumlah kerugian penurunan nilai berkurang dan pengurangan tersebut dapat dikaitkan secara objektif pada peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai diakui seperti meningkatnya peringkat kredit debitur, maka kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui harus dipulihkan, baik secara langsung, atau dengan menyesuaikan pos cadangan. Pemulihan tersebut tidak boleh mengakibatkan nilai tercatat aset keuangan melebihi biaya perolehan diamortisasi sebelum adanya pengakuan penurunan nilai pada tanggal pemulihan dilakukan. Jumlah pemulihan aset keuangan diakui pada laporan laba rugi. If, in a subsequent period, the amount of the impairment loss decreases and the decrease can be related objectively to an event occurring after the impairment was recognized such as an improvement in the debtor’s credit rating, the previously recognized impairment loss will be reversed either directly or by adjusting an allowance account. The reversal will not result in the carrying value of the financial asset exceeding what the amortized cost would have been had the impairment not been recognized at the date of the impairment reversal. The reversal amount will be recognized in profit or loss. ii Aset yang tersedia untuk dijual ii Assets classified as available-for-sale Ketika penurunan nilai wajar atas aset keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok tersedia untuk dijual telah diakui secara langsung dalam ekuitas dan terdapat bukti objektif bahwa aset tersebut mengalami penurunan nilai, maka kerugian kumulatif yang sebelumnya diakui secara langsung dalam ekuitas harus dikeluarkan dari ekuitas dan diakui pada laporan laba rugi meskipun aset keuangan tersebut belum dihentikan pengakuannya. Jumlah kerugian kumulatif yang dikeluarkan dari ekuitas dan diakui pada laporan laba rugi merupakan selisih antara biaya perolehan dengan nilai wajar kini, dikurangi kerugian penurunan nilai aset keuangan yang sebelumnya telah diakui pada laporan laba rugi. When a decline in the fair value of an available-for-sale financial asset has been recognized directly in equity and there is objective evidence that the assets are impaired, the cumulative loss that had been recognized in equity will be reclassified from equity to profit or loss even though the financial asset has not been derecognized. The amount of the cumulative loss that is reclassified from equity to profit or loss will be the difference between the acquisition cost and the current fair value, less any impairment loss on that financial asset previously recognized in profit or loss. Kerugian penurunan nilai yang diakui pada laporan laba rugi atas investasi instrumen ekuitas yang diklasifikasikan sebagai instrumen ekuitas yang tersedia untuk dijual tidak boleh dipulihkan melalui laporan laba rugi. The impairment losses recognized in profit or loss for an investment in an equity instrument classified as available-for-sale will not be reversed through profit or loss. Jika, pada periode berikutnya, nilai wajar instrumen utang yang diklasifikasikan dalam kelompok tersedia untuk dijual meningkat dan peningkatan tersebut dapat secara objektif dihubungkan dengan peristiwa yang terjadi setelah pengakuan kerugian penurunan nilai pada laporan laba rugi, maka kerugian penurunan nilai tersebut harus dipulihkan melalui laporan laba rugi. If, in a subsequent period, the fair value of a debt instrument classified as available-for-sale increases and the increase can be objectively related to an event occurring after the impairment loss was recognized in profit or loss, the impairment loss is reversed through profit or loss. 2.20. Pinjaman 2.20. Borrowings Pada saat pengakuan awal, pinjaman diakui sebesar nilai wajar, dikurangi dengan biaya-biaya transaksi yang terjadi. Selanjutnya, pinjaman diukur sebesar biaya perolehan diamortisasi; selisih antara penerimaan dikurangi biaya transaksi dan nilai pelunasan dicatat pada laporan laba rugi selama periode pinjaman dengan menggunakan metode bunga efektif. Borrowings are recognized initially at fair value, net of transaction costs incurred. Borrowings are subsequently carried at amortized cost; any difference between the proceeds net of transaction costs and the redemption value is recognized in profit or loss over the period of the borrowings, using the effective interest rate method. Biaya yang dibayar untuk memperoleh fasilitas pinjaman diakui sebagai biaya transaksi pinjaman sepanjang besar kemungkinan sebagian atau seluruh fasilitas akan ditarik. Dalam hal ini, biaya memperoleh pinjaman ditangguhkan sampai penarikan pinjaman terjadi. Sepanjang tidak terdapat bukti bahwa besar kemungkinan sebagian atau seluruh fasilitas akan ditarik, biaya memperoleh pinjaman dikapitalisasi sebagai pembayaran di muka untuk jasa likuiditas dan diamortisasi selama periode fasilitas yang terkait. Fees paid on establishment of loan facilities are recognized as transaction costs of the loan to the extent that it is probable that some or all of the facility will be drawn down. In this case, the fee is deferred until draw-down occurs. To the extent there is no evidence that it is probable that some or all of the facility will be drawn down, the fee is capitalized as a pre-payment for liquidity services and amortized over the period of the facility to which it relates. Pinjaman diklasifikasikan sebagai liabilitas jangka pendek kecuali Perseroan mempunyai hak tanpa syarat untuk menunda pembayaran untuk paling tidak 12 bulan setelah tanggal posisi keuangan. Borrowings are classified as current liabilities unless the Company has an unconditional right to defer settlement of the liability for at least 12 months after the balance sheet date. 252 253 2013 Annual Report PT Vale Indonesia Tbk Laporan Tahunan 2013 PT Vale Indonesia Tbk Catatan atas Laporan Keuangan Notes to the Financial Statements PT Vale Indonesia Tbk PT Vale Indonesia Tbk 31 Desember 2013 dan 2012 December 31, 2013 and 2012 3. Perubahan kebijakan akuntansi dan pengungkapan lanjutan 3. Changes in accounting policies and disclosure continued 3.4 Standar baru, revisi dan intepretasi yang telah diterbitkan, tetapi berlaku efektif untuk tahun buku yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2015 dan tidak diterapkan lebih awal - PSAK No. 65 - Laporan Keuangan Konsolidasian ; - PSAK No. 66 - Pengaturan Bersama ; - PSAK No. 67 - Pengungkapan Kepentingan dalam Entitas Lain ; - PSAK No. 68 - Pengukuran Nilai Wajar ; - PSAK No. 1 Revisi 2013 - Penyajian Laporan Keuangan ; - PSAK No. 4 Revisi 2013 - Laporan Keuangan Tersendiri ; - PSAK No.15 Revisi 2013 - Investasi pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama ; dan - PSAK No.24 Revisi 2013 - Imbalan Kerja . Pada saat penerbitan laporan keuangan ini, manajemen masih mempelajari dampak yang mungkin timbul dari penerapan standarinterpretasi ini dan pengaruhnya pada laporan keuangan Perseroan. Penerapan dini revisi dan standar baru diatas sebelum 1 Januari 2015 tidak diijinkan . 3.4 New standards, amendments and interpretations issued but not yet effective for the financial year beginning January 1, 2015 and not early adopted - SFAS No. 65 - Consolidated Financial Statements ; - SFAS No. 66 - Joint Arrangements ; - SFAS No. 67 - Disclosure of Interests in Other Entities ; - SFAS No. 68 - Fair Value Measurement ; - SFAS No. 1 Revised 2013 - Presentation of Financial Statements ; - SFAS No. 4 Revised 2013 - Separate Financial Statements ; - SFAS No. 15 Revised 2013 Investment in Associates and Joint Ventures ; and - SFAS No. 24 Revised 2013 Employee Benefits . As at the issuance of these financial statements, management is still evaluating the impact of these revised standardsinterpretations and their effect on the Company’s financial statements. Early adoption of these new and revised standards prior to January 1, 2015 is not permitted. 4. Estimasi dan pertimbangan akuntansi penting

4. Critical accounting estimates and judgements