PT. Bayan Resources Tbk - Annual Reports
AnnuAl RepoRt
Lapor
an T
ah
unan 2010 Ann
ual R
epor
t
PT BA
Y
AN RESOURCES Tbk.
(2)
(3)
VISI, MISI, DAN STRATEGI KORPORASI
Vision, Mission, and Corporate strategies
IKHTISAR KEUANGAN
FinanCial HigHligHts
SAHAM PERSEROAN
sHare HigHligHts
PERISTIWA PENTING SEPANJANG TAHUN 2010
signiFiCant eVents in 2010
LAPORAN DEWAN KOMISARIS
report FroM tHe Board oF CoMMissioners
LAPORAN DIREKSI
report FroM tHe Board oF direCtors
ANALISIS MANAJEMEN
ManageMent analysis
•
Kegiatan Pertambangan dan Non-Tambang Mining and non-Mining operations
•
Tinjauan Pemasaran dan Penjualan
Marketing and sales review
•
Tinjauan Keuangan
Financial review
•
Sumber Daya Manusia Human resources
•
Komitmen Material
Material Commitments
•
Dividen
dividends
•
Kasus Hukum
legal Cases
TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN
Corporate soCial responsiBility(Csr)
•
Pengembangan masyarakat Community development
•
Kesehatan dan Keselamatan Kerja occupational Health and safety
•
Pengelolaan Lingkungan
environmental Management
PROSPEK DAN STRATEGI USAHA
Business prospeCts and strategies
TATA KELOLA PERUSAHAAN good Corporate goVernanCe
•
Pedoman Tata Kelola Perusahaan Indonesia
i
ndonesian Code of good Corporate governance
•
Dewan Komisaris
Board of Commissioners
•
Komite Remunerasi dan Nominasi
remuneration and nomination Committee
•
Komite Manajemen Risiko
risk Management Committee
•
Komite Tata Kelola Perusahaan
Corporate governance Committee
•
Direksi
Board of directors
•
Komite Audit
audit Committee
•
Sekretaris Perusahaan
Corporate secretary
•
Satuan Pengawas Internal
internal audit department
•
Akuntan Publik
public accountant
MANAJEMEN RISIKO
risk ManageMent
SURAT PERNYATAAN TENTANG KEBENARAN ISI LAPORAN TAHUNAN
stateMent on tHe aCCuraCy oF tHe annual report
DAFTAR ISI
Contents
2
4
6
8
10
14
20
21
25
29
34
36
36
36
38
39
41
42
44
54
55
55
56
57
58
58
61
64
65
66
68
76
(4)
VISI, MISI DAN STRATEGI KORPORASI
Vision, Mission and Corporate strategies
VISI
Berperan sebagai perusahaan pertambangan batubara terkemuka yang berkomitmen untuk menyediakan produk bermutu, jasa berkualitas tinggi dan pertumbuhan jangka panjang yang berkesinambungan dengan tetap meminimalkan dampak lingkungan.
MISI
Mengoptimalkan nilai pemegang saham melalui pencapaian kinerja terbaik di semua operasi kami.
Memaksimalkan kompetensi inti melalui pelaksanaan praktik bisnis terbaik.
Menjunjung Tanggung Jawab Sosial Perseroan dengan fokus pada peningkatan kesejahteraan karyawan, standar kesehatan dan keselamatan yang tinggi, kebijakan lingkungan yang berkesinambungan dan pengembangan masyarakat yang bertanggung jawab.
VISION
To be a highly respected coal mining company committed to delivering premium products, high quality service and sustainable growth in the long term whilst minimizing environmental impact.
MISSION
To optimize shareholders value by achieving best performance through all our operations.
To maximize core competencies by exercising best business practices.
To promote Corporate Social Responsibility with an emphasis on employee welfare, a high standard of health and safety, sustainable environmental policies, and responsible community development.
(5)
STRATEGI KORPORASI
Bisnis yang Efektif
• Membangun aliansi strategis dengan pelanggan dengan mempertahankan produk dan jasa berkualitas tinggi • Menerapkan pola pembiayaan yang efektif dan
menghasilkan produk yang bernilai tambah • Melaksanakan tata kelola perusahaan yang baik
Etika Tanggung jawab Sosial
• Komitmen yang jelas untuk berinvestasi pada pengembangan sumberdaya manusia untuk meningkatkan kondisi ketenagakerjaan melalui program pelatihan, skema insentif dan tunjangan untuk mewujudkan tingkat produktivitas yang lebih tinggi • Menegakkan kepatuhan yang ketat terhadap praktik
kesehatan dan keselamatan kerja
• Menerapkan standar praktik terbaik untuk mencapai kebijakan lingkungan yang berkesinambungan; dan • Mendukung pengembangan masyarakat melalui berbagai
program sosial yang akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Pertumbuhan yang Berkesinambungan
• Mendayagunakan cadangan batubara dan infrastruktur yang tersedia untuk mencapai pertumbuhan tingkat produksi yang berkesinambungan
• Menyempurnakan portofolio aset berkualitas tinggi yang tersedia melalui akuisisi strategis cadangan batubara
CORPORATE STRATEGIES
Effective Business Actions
• Establish strategic alliances with customers by maintaining high quality products and services
• Exercise cost effective measures and implement value added deliverables
• Practice good corporate governance
Responsible Social Conduct
• Clear commitment to invest in human resources development to improve the condition of the workforce through training programs, incentive schemes and beneits in order to realise a higher level of productivity • Enforce strict adherence to health and safety practices
• Adopt best practice standards to achieve sustainable environmental policies
• Foster community development through various social programs which will augment the economic prosperity of the community.
Sustainable Growth
• Capitalize on existing coal reserves and infrastructure to deliver sustainable growth in production levels • Improve current portfolio of high quality assets through
(6)
IKHTISAR KEUANGAN
FinanCial HigHligHts
2007 2006
2010 2009 2008
Laporan Laba-Rugi/Statement of Income
(dalam Rp miliar/in IDR billion)
Pendapatan/Revenue Laba Kotor/Gross Profit Laba Usaha/Operating Income Laba Bersih/ Net Income
Neraca/Balance Sheet Aset Lancar/Current Assets Aset Tetap/Fixed Assets
Aset Tidak Lancar/Non-Current Assets Total Aset/Total Assets
Kewajiban Lancar/Current Liabilities Kewajiban Tidak Lancar/Non-Current Liabilities Total Kewajiban/Total Liabilities
Ekuitas (Defisiensi Ekuitas)/Equity (Deiciency in Equity)
Rasio Keuangan Penting/Main Financial Ratios Laba Bersih terhadap Aset/Net Income to Assets Laba Bersih terhadap Ekuitas/Net Income to Equity Margin Laba Kotor/Gross Proit Margin
Margin Laba Usaha/Operating Margin
Aktiva Lancar terhadap Kewajiban Lancar/Current Assets to Current Liabilities Total Kewajiban terhadap Total Aset/Total Liabilities to Total Assets Total Kewajiban terhadap Ekuitas/Total Liabilities to Equity
Laba Bersih per Saham Dasar (Nilai Penuh)/Basic Earnings per share (full amount)
8,745.6 2,043.1 1,307.8 740.8 2,911.1 1,853.0 5,461.0 8,372.1 2,945.3 2,388.6 5,333.9 2,939.4 8.8 % 25.2 % 23.4 % 15.0 % 98.8 % 63.7 % 181.5 % 222 7,752.9 1,177.3 365.0 136.3 2,342.7 1,962.0 4,791.9 7,134.6 2,673.9 1,986.7 4,660.6 2,415.1 1.9 % 5.6 % 15.2 % 4.7 % 87.6 % 65.3% 193.0% 41 4,876.9 939.5 201.2 20.7 2,739.0 1,923.1 4,008.2 6,747.2 4,697.3 37.0 4,734.3 1,992.5 0.3% 1.0% 19.3% 4.1% 58.3% 70.2% 237.6% 7 3,439.5 955.0 410.5 252.7 952.2 1,091.4 1,885.6 2,837.7 1,432.2 1,189.3 2,621.5 213.7 8.9% 118.2% 27.8% 11.9% 66.5% 92.4% 1,226.7% 846*) 2,995.8 676.2 222.0 121.0 648.8 1,139.4 1,608.3 2,257.0 1,103.5 1,229.9 2,333.4 (76.6) 5.4% (158%) 22.6% 7.4% 58.8% 103.4% na 1,210*)
*) Disajikan kembali untuk mencerminkan pemecahan saham Perseroan berdasarkan perbandingan 10.000 banding 1/ Restated to reflect the split in the Company’s share on a 10,000 to 1 basis.
(7)
Pendapatan
•
revenue
10,500
9,000
7,500
6,000
4,500
3,000
1,500
0
2,9962006
3,4402007
Rp Miliar /
IDR Billion
4,877
2008
7,7532009
8,7462010
8,3722010
Total Aset
•
total assets
9,100
7,800
6,500
5,200
3,900
2,600
1,300
0
2,2572006
2007
Rp Miliar /
IDR Billion
6,747
2008
7,1352009
2,838 1,3082010
Laba Usaha
•
operating income
1,400
1,200
1,000
800
600
400
200
0
2222006
4112007
Rp Miliar /
IDR Billion
201
2008
3652009
5,3342010
Total Kewajiban
•
total liabilities
6,300
5,400
4,500
3,600
2,700
1,800
900
0
2,3332006
2,6222007
Rp Miliar /
IDR Billion
4,734
2008
4,661
2009
Laba Bersih
•
net income
Rp Miliar /
IDR Billion
Ekuitas
•
equity
(8)
SAHAM PERSEROAN
sHare HigHligHts
No. 1 2 3 4 5 6Nama Pemegang Saham/Shareholder Name
Dato’ Low Tuck Kwong Korea Electric Power Corporation Enel Investment Holding B.V. Engki Wibowo
Jenny Quantero
Publik, Manajemen dan Karyawan/ Public, Management and Employees
TOTAL
Jumlah Saham/
Number of Shares
Persentase / Percentage (%) 51.66 20.00 10.00 5.96 2.98 9.40 100.00
Komposisi Kepemilikan Saham PT Bayan Resources Tbk per 31 Desember 2010
PT Bayan Resources Tbk Shareholders Composition as of 31 December 2010
Kepemilikan Saham PT Bayan Resources Tbk oleh Manajemen
PT Bayan Resources Tbk Shares held by Management
1,722,010,000 666,667,000 333,333,500 198,695,000 99,497,500 313,130,500 3,333,333,500
No. Nama Pemegang Saham/Shareholder Name Jabatan /Position Number of SharesJumlah Saham / Percentage (%)Persentase /
DEWAN KOMISARIS/BOARD OF COMMISSIONERS
Dato’ Low Tuck Kwong Michael Sumarijanto Mauro Montenero Rozik B. Soetjipto Bimo Prakoso
TOTAL SAHAM YANG DIMILIKI OLEH KOMISARIS/ TOTAL SHARES HELD BY COMMISSIONERS DIREKSI/BOARD OF DIRECTORS
Chin Wai Fong dan Empire Management Corporation/ Chin Wai Fong and Empire Management Corporation
Lim Chai Hock dan Dynamic Resources Corporation/
Komisaris Utama /President Commissioner
Komisaris / Commissioner Komisaris /Commissioner
Komisaris Independen /Independent Commissioner
Komisaris Independen /Independent Commissioner
Direktur Utama / President Director Direktur / 1,722,010,000 300,000 1,722,310,000 53,427,000 88,868,000 1 2 3 4 5 1 2 51.66 0.01 -51.67 1.60 2.67
(9)
Pergerakan Harga dan Volume Perdagangan Saham BYAN per Kuartal sepanjang 2010
Quarterly Price Movement and Trading Volume of BYAN during 2010
Harga/Price Pembukaan/Opening Terendah/Lowest Tertinggi/Highest Penutupan/Closing
Volume Transaksi/Transaction Volume
1Q 2010 5,750 5,500 6,200 6,050 33,955,000
4Q 2010 11,500 11,050 18,000 18,000 16,213,000
2Q 2010 3Q 2010
6,100 5,900 6,400 6,400 56,634,000
6,650 6,600 11,350 11,250 35,586,000
(Rp/IDR) Periode /Period
5,000
4,500
4,000 3,500
3,000 2,500
2,000
Thousand Shares
20,000
18,000
16,000 14,000
12,000 10,000
8,000
Rp per Saham/
IDR per Share
Pergerakan Harga Saham BYAN
(10)
23 April 2010
PT Bayan Resources Tbk. menandatangani perjanjian Club Deal sebesar US$300 juta yang terdiri dari fasilitas pinjaman 5 tahun sebesar US$150 juta dan fasilitas modal kerja bergulir sebesar US$150 juta dengan sistem pembayaran sekaligus yang jatuh tempo dalam waktu 2 tahun.
PT Bayan Resources Tbk. secured US$300 million Club Deal which comprised US$150 million 5 year-term loan facility and US$150 million revolving working capital facility with a bullet repayment due in 2 years.
Korea Electric Power Plant Corporation (KEPCO) mengakuisisi 20% kepemilikan saham di Bayan dan setuju untuk membeli 2 juta MT batubara per tahun terhitung sejak tahun 2012, dan selanjutnya akan ditingkatkan menjadi 7 juta MT per tahun mulai dari tahun 2015.
Korea Electric Power Plant Corporation (KEPCO) acquired a 20% equity stake in Bayan and agreed to purchase 2 million MT of coal per annum commencing 2012 and 7 million MT of coal per annum from 2015 onwards.
26 July 2010
27 July 2010
Anak perusahaan Bayan, PT Perkasa Inakakerta (PIK), menandatangani kontrak pertambangan dengan PT Hareda
PERISTIWA PENTING SEPANJANG TAHUN 2010
signiFiCant eVents in 2010
(11)
PT Gunungbayan Pratamacoal (GBP) telah menerima 3 sertifikat dari SGS United Kingdom Ltd dan PT SGS Indonesia:
• ISO 9001 : 2008
Quality Management Systems
• ISO 14001: 2004
Environmental Management Systems
• OHSAS 18001 : 2007
Occupational Health and Safety Assessment Series PT Gunungbayan Pratamacoal (GBP) received the following certiicates from SGS United Kingdom Ltd and PT SGS Indonesia:
• ISO 9001 : 2008
Quality Management Systems
• ISO 14001: 2004
Environmental Management Systems
• OHSAS 18001 : 2007
Occupational Health and Safety Assessment Series PT Wahana Baratama Mining (WBM), telah menerima 3
sertifikat dari SGS United Kingdom Ltd dan PT SGS Indonesia:
• ISO 9001 : 2008
Quality Management Systems
• ISO 14001: 2004
Environmental Management Systems
• OHSAS 18001 : 2007
Occupational Health and Safety Assessment Series PT Wahana Baratama Mining (WBM) received the following certiicates from SGS United Kingdom Ltd and PT SGS Indonesia:
• ISO 9001 : 2008
Quality Management Systems
• ISO 14001 : 2004
Environmental Management Systems
• OHSAS 18001 : 2007
Occupational Health and Safety Assessment Series
Bayan menandatangani perjanjian untuk membeli 9 konsesi batubara dan aset tambang di Kalimantan Timur dari PT Ilthabi Bara Utama (IBU) dan Prime Mine Resources Ltd (PMR)
18 November 2010
27 September 2010
(12)
LAPORAN DEWAN KOMISARIS
(13)
Para Pemegang Saham yang Terhormat,
Permintaan batubara pada tahun 2010 terus mengalami peningkatan karena pertumbuhan industri di negara Asia yang terus menguat. Industrialisasi negara-negara berkembang yang pesat terutama di China dan India, merupakan faktor utama yang memicu permintaan. Pemulihan di negara-negara maju juga menunjukkan gambaran positif seiring dengan meningkatnya kegiatan ekonomi karena dampak berbagai stimulus ekonomi yang dilakukan pemerintah. Meskipun ekspansi kapasitas dan infrastruktur telah dilaksanakan untuk memenuhi permintaan yang semakin bertambah, pasokan batubara tetap terbatas. Keterbatasan ini diperparah oleh cuaca buruk yang dialami Australia dan Indonesia. Peristiwa-peristiwa inilah yang melatarbelakangi kenaikan harga acuan batubara termal Newcastle dari US$84,8/MT pada awal tahun 2010 hingga mencapai US$128,5/MT pada akhir tahun.
Saya dengan bangga mengatakan bahwa Bayan telah melaju menjadi semakin kuat pada akhir-akhir ini meskipun dengan adanya berbagai kesulitan karena krisis keuangan dunia. Kami terus mencatat prestasi keuangan yang baik di tengah ketidakpastian. Laba bersih meningkat lebih dari empat kali lipat dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Perseroan terus berinvestasi untuk masa depan dan mendorong pertumbuhan produksi. Modal yang diinvestasikan Bayan di tahun 2008 pada tambang-tambang dan infrastruktur baru, telah mulai membuahkan hasil. Akumulasi laju pertumbuhan produksi batubara per tahun yang dicapai pada tiga tahun terakhir sebesar 36,3% meskipun dengan kondisi cuaca yang sangat buruk pada tahun 2010. Kami juga mampu memperkuat posisi keuangan kami karena kemampuan Perseroan memperoleh manfaat dari kenaikan harga batubara melalui peningkatan produksi batubara.
Kami tetap berkomitmen untuk memenuhi harapan konsumen tradisional pemasaran batubara kami dan pada saat yang sama terus mencari dan mengembangkan aliansi baru. Pada
Dear Shareholders,
Coal demand in 2010 continued to improve as the fundamentals driving Asian growth remained robust. Rapid industrialization of the emerging markets primarily led by China and India was the key factor that spurred demand. Recovery in the developed markets also indicated a positive outlook as economic activity picked up when government stimulus measures had started to take effect. Although capacity and infrastructure expansion were well underway to meet increasing demand, coal supply remained tight. It didn’t help that Australia and Indonesia were further beleaguered by unseasonally poor weather conditions that further exacerbated the shortage in coal supply. Against this background, Newcastle thermal coal benchmark price strengthened from US$84.8/MT at the beginning of the year to US$128.5/MT by the end of 2010.
I am pleased to say despite the adversities caused by the global inancial crisis, Bayan has gone from strength to strength in recent years. We continued to post record inancial results amidst uncertainties. Net income increased more than four times compared to the previous year. The Company continued to invest for the future and pushed the production pipeline to be even more robust. Bayan’s capital investment in new mines and infrastructure in 2008 has started to pay off. The compounded annual growth rate of coal production achived in the last three years was 36.3% even with unseasonally poor weather conditions in 2010. We were also able to strengthen our inancial position given the Company was well positioned to beneit from the increase in coal prices with the rapid ramp up of coal production.
We remain committed in fulilling the expectations of the traditional markets we operate in and at the same time, continue to venture and develop new alliances. In July 2010,
2010
(14)
Sejalan dengan profil pertumbuhan Bayan, kami mengadakan perjanjian jual-beli bersyarat untuk mengakuisisi sembilan (9) konsesi batubara yang bersebelahan dengan konsesi Tabang di Kalimantan Timur berikut aset-aset yang ada di lokasi tambang tersebut. Kami juga mengadakan perjanjian bersyarat dengan Kangaroo Resources Limited (KRL), perusahaan publik, terdaftar di Australia, yang memiliki lima (5) konsesi batubara coking dan termal di Indonesia. Perjanjian tersebut meliputi penyertaan kesembilan (9) konsesi dan aset tambang tersebut ke dalam KRL sebagai kompensasi penerbitan saham baru yang akan menjadikan Bayan sebagai Pemegang Saham mayoritas dan pengendali di KRL.
Pada saat finalisasi perjanjian, cadangan dan sumberdaya batubara Bayan masing-masing akan menjadi 0,87 miliar dan 4,2 miliar MT. Pada intinya, nilai tambah konsesi-konsesi ini adalah peningkatan cadangan dan sumber daya batubara yang signifikan dan sinergi ketersediaan infrastruktur yang menjamin peningkatan pesat produksi batubara dari aset-aset gabungan tersebut.
Kami hendak menegaskan kembali komitmen Dewan pada standar tata kelola perusahaan yang tinggi, melalui upaya peningkatan kinerja secara terus-menerus yang akan mendukung integritas, penegakan akuntabilitas dan pendekatan usaha yang beretika.
Pada tahun 2010, Dewan mengkaji beberapa kebijakan dan praktik yang mencakup hal-hal berikut:
•
Pedoman Pelaksanaan dan Etika Usaha•
Remunerasi dan Kompensasi•
Proses evaluasi kinerjaFaktor penting lainnya yang kami pertimbangkan adalah tanggung jawab kami untuk memberikan pertumbuhan yang berkesinambungan. Kami bekerja sama dengan penduduk setempat untuk mengembangkan proyek-proyek baru yang dapat menciptakan manfaat sosial-ekonomi jangka panjang bagi masyarakat. Bersamaan dengan hal tersebut, kami selalu terdorong untuk sedapat mungkin melestarikan lingkungan dan memprioritaskan kesehatan dan keselamatan kerja karyawan di mana pun kami beroperasi.
In line with Bayan’s growth proile, we entered into a conditional purchase agreement to acquire nine (9) coal concessions which are adjacent to the Tabang concessions in East Kalimantan plus mining assets. We also have a conditional agreement with Kangaroo Resources Limited (KRL), a publicly listed company in Australia which has ive (5) concessions consisting of coking and thermal coal in Indonesia. The agreement consists of injecting the nine (9) concessions and the mining assets into KRL and in exchange, new shares will be issued which will give Bayan the majority and controlling interest in KRL.
Upon the closing of these agreements, Bayan’s coal reserves and resources will be 0.87 billion MT and 4.2 billion MT, respectively. In essence, the value added of these concessions are the signiicant increase in coal reserves and resources and the synergy of existing infrastructure ensuring the rapid ramp up of coal production of the consolidated assets.
I would like to reiterate the Board’s commitment to high standards of governance. We continually seek ways to improve our performance that will advocate integrity, instill accountability, and adhere to an ethical approach to business.
In 2010, the Board reviewed a number of the policies and practices which included the following:
•
Code of Business Conduct and Ethics•
Remuneration and Compensation•
Performance evaluation processAnother key consideration we had taken into account was our responsibility to deliver sustainable development. We work in collaboration with the people in the local villages to develop new projects in a manner that creates lasting economic and social beneits for the community. Together with this, there will always be a compelling need to protect the environment to the greatest extent possible and prioritize health and safety of the workforce to the highest level wherever we operate.
(15)
Meskipun demikian, dalam suasana ketidakpastian ini, perusahaan harus melakukan investasi untuk berkembang sekaligus tetap dinamis dan produktif. Bayan menempati posisi strategis untuk mengarahkan usaha melalui berbagai pasang surut ekonomi. Akuisisi strategis akan tetap memainkan berperan penting dalam pertumbuhan Bayan di masa mendatang dalam hal peningkatan skala dan keragaman usaha. Meskipun mayoritas pelanggan kami berasal dari lingkungan tradisional, kami telah semakin mengukuhkan posisi kami di wilayah dengan pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan penduduk yang padat, terutama di India. Investasi dalam peningkatan kapasitas dan infrastruktur telah berjalan dengan baik, yang akan menjamin pengurangan biaya dan peningkatan produktivitas sehingga dalam jangka panjang dapat memperkuat hasil kerja operasi.
Dasar penunjang kesuksesan kami adalah pedoman praktik terbaik yang dilaksanakan oleh Direksi. Kami yakin Direksi akan terus menyusun rencana kerja yang mantap untuk pertumbuhan yang berkesinambungan, yang dapat memaksimalkan manfaat sosial dan ekonomi. Direksi telah berupaya menempatkan Perseroan pada posisi strategis untuk memanfaatkan pemulihan ekonomi lingkungan pasar utama kami. Direksi telah berhasil memenuhi harapan kami dengan menghasilkan pertumbuhan volume yang cukup besar disertai peningkatan keuntungan dan pengendalian biaya.
Untuk itu Dewan Komisaris hendak memberikan penghargaan kepada Direksi, manajemen, staf dan karyawan atas komitmen, upaya dan dedikasinya yang tinggi kepada Perseroan.
Terima kasih atas dukungan Anda pada Bayan. Hormat kami,
However, in this environment of uncertainties, companies must invest to grow, while staying dynamic and productive. Bayan is well positioned to navigate the business through different economic cycles and weather its peaks and troughs. Strategic acquisitions will continue to play a signiicant role in Bayan’s future growth in that it will add to the scale and diversity of the business. Whilst the majority of our customer base operate in traditional markets, we have deepened our position in high growth, populous economies especially India. Investments in capacity expansion and infrastructure are well underway which will ensure cost reductions and productivity improvements to further strengthen operational delivery in the longer term.
The fundamental basis of our success is guided by best practices supported by the Board of Directors. We believe they continue to build a solid platform for sustainable growth which will maximize social and economic advantages. They had concentrated their efforts to reposition the Company to beneit from the economic recovery of our key markets. They have successfully met our expectations by delivering substantial volume growth, improved margins, and managed costs.
The Board and I would like to express our appreciation to the Board of Directors and all the management and staff for their strong commitment, unwavering efforts, and dedication to Bayan.
I thank you for your interest and continued support of Bayan.
Yours sincerely,
(16)
LAPORAN DIREKSI
(17)
Para Pemegang Saham yang Terhormat,
Memasuki tahun 2010 Bayan mempunyai keyakinan yang kuat dengan gambaran masa depan yang mantap dibandingkan tahun sebelumnya. Pemulihan harga dan permintaan batubara, terutama di pasar Asia-Pasifik, terus menunjukkan tanda-tanda peningkatan yang kuat. Bangkitnya permintaan dari Asia, terutama China dan India, memberikan momentum dalam peningkatan harga batubara. Harga acuan batubara Newcastle, yang berada pada posisi US$84,8/MT di awal tahun, menguat hingga menjadi sekitar US$128,5/MT pada akhir tahun. Meskipun dengan adanya penguatan harga tersebut, produksi batubara Indonesia sangat dipengaruhi oleh curah hujan yang tinggi dan berkepanjangan mulai pada kuartal kedua 2010.
Kinerja Operasional
Terlepas dari keadaan cuaca yang buruk ini, Bayan tetap mampu memproduksi 11,9 juta MT pada tahun 2010 yang menghasilkan akumulasi laju pertumbuhan produksi tahunan sebesar 36,3% selama tiga tahun terakhir. Konsesi Tabang (FTB), PT Perkasa Inakakerta (PIK) dan PT Teguh Sinarabadi (TSA) menunjukkan kinerja yang memuaskan dan terus meningkatkan produksinya, bahkan hingga mencapai 60%.
Ikhtisar Keuangan
Saya bangga menyampaikan bahwa kinerja keuangan Bayan pada tahun 2010 menunjukkan pertumbuhan dan peningkatan dibandingkan dengan tahun 2009. Hal tersebut memperkuat posisi keuangan Bayan secara nyata yang diyakini dapat memberikan landasan yang kuat bagi pertumbuhan lebih lanjut di masa mendatang.
Total pendapatan naik sebesar 12,8% menjadi IDR 8.745,6 miliar (US$962,7 juta) karena harga jual rata-rata yang lebih tinggi sebesar US$75,5 per MT dibandingkan dengan US$62,0 per MT pada tahun 2009. Keadaan ekonomi yang positif pada umumnya memicu permintaan pasar yang
Dear Shareholders,
Bayan commenced 2010 with a conident and robust outlook compared to the previous year. Recovery in coal prices and demand led primarly by Asia-Paciic markets continued to show signs of solid improvement. The resurgence of demand from Asia and in particular, China and India, provided the momentum in coal prices. Newcastle coal benchmark prices were US$84.8/MT at the beginning of the year strengthening to approximately US$128.5/MT by year end. Indonesian coal production, however, was signiicantly affected by unseasonally high and prolonged rainfall from the second quarter of 2010.
Operational Performance
Despite the adverse weather conditions, Bayan produced 11.9 million MT in 2010 compared to the previous year which represented a compound annual growth rate of 36.3% over the last three years. The Tabang concessions (FTB), PT Perkasa Inakakerta (PIK) and PT Teguh Sinarabadi (TSA) performed well and these concessions continued to ramp up production, in certain cases, by up to approximately 60%.
Financial Highlights
I am pleased to announce that our inancial performance in 2010 delivered continued growth and improvement from the 2009 levels. This has substantially strengthened Bayan’s inancial position which we believe will form a solid basis for further growth.
Total revenues went up by 12.8% to IDR 8,745.6 billion (US$ 992.7 million) as a result of higher average selling price at US$75.5 per MT compared to US$62.0 per MT in 2009. Positive economic conditions prevailed which stimulated market demand providing the impetus for the increase in coal
2010
(18)
2009 which was principally due to the improved margins as selling prices increased and inlationary increases to cash costs were limited due to various cost saving initiatives undertaken by the company. The increase in cash costs that did eventuate was principally correlated to the increase in fuel prices and additional royalty fees generated by the increase in the selling price.
Bayan reported a net income of IDR 740.8 billion (US$81.5 million); an increase of 443.5% from IDR 136.3 billion (US$13.1 million) compared to the previous year.
Milestones in 2010
I would like to take this opportunity to highlight two events in 2010 which clearly demonstrates the continued evolution of the Group and will steer Bayan to supply a wider spectrum of customers and markets in the years to come.
20% Stake of KEPCO
In July 2010, KEPCO acquired a 20 percent stake in Bayan coupled with long term coal off-take agreements where the bulk of the coal will be sourced from the Tabang concessions. The strategic partnerships with ENEL and KEPCO underpin our growth strategy and will enable us to leverage off their global brands and inluence a more dynamic participation in various coal sectors.
Ilthabi and Kangaroo Coal Concessions
We ended 2010 by entering into an agreement to purchase nine (9) coal concessions and mining assets in East Kalimantan from IBU dan PMR. These concessions are located adjacent to Bayan’s Tabang mines and have existing infrastructure which we will make use of to fast-track the growth of production of the combined assets.
We also signed a conditional agreement to inject these (US$64,8 juta) pada tahun 2009, yang terutama disebabkan
oleh peningkatan margin yang diiringi kenaikan harga jual dan terbatasnya inflasi biaya tunai karena berbagai prakarsa penghematan biaya yang dilakukan Perseroan. Peningkatan biaya tunai yang terjadi terutama berkorelasi dengan kenaikan harga bahan bakar dan biaya royalti tambahan yang diakibatkan oleh karena kenaikan harga jual.
Bayan melaporkan pendapatan bersih sebesar IDR 740,8 miliar (US$81,5 juta), yang merupakan kenaikan sebesar 443,5% dari IDR 136,3 miliar (US$13,1 juta) dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Peristiwa Penting tahun 2010
Pada kesempatan ini saya hendak menggarisbawahi dua peristiwa penting pada tahun 2010 yang mencerminkan evolusi Group yang berkelanjutan dan mengarahkan Bayan untuk memasok pelanggan dan pasar dengan spektrum yang lebih luas di masa mendatang.
Akuisisi 20% Saham oleh KEPCO
Pada bulan Juli 2010, KEPCO mengakuisisi 20 persen saham Bayan dan mengadakan perjanjian jual beli batubara jangka panjang, yang sebagian besar akan dipasok dari konsesi Tabang. Kemitraan strategis dengan ENEL dan KEPCO mendukung strategi pertumbuhan kami dan memberikan kami kemampuan untuk meningkatkan reputasi Bayan secara global serta memicu peran serta yang lebih dinamis di berbagai sektor batubara.
Konsesi Batubara Ilthabi dan Kangaroo
Kami mengakhiri tahun 2010 dengan mengadakan perjanjian untuk membeli sembilan (9) konsesi batubara dan aset tambang di Kalimantan Timur dari IBU dan PMR. Konsesi-konsesi ini bersebelahan dengan lokasi tambang Tabang Bayan dan memiliki prasarana yang akan kami manfaatkan untuk mempercepat pertumbuhan produksi aset-aset gabungan.
(19)
Tata Kelola Perusahaan yang Baik
Kami percaya bahwa Dewan Komisaris bertanggung jawab meletakkan landasan praktik-praktik usaha terbaik dengan memberdayakan manajemen untuk melaksanakannya dan bertanggung-jawab atas hasilnya. Komitmen terhadap integritas dicerminkan dengan kajian dan pemantauan program tata kelola perusahaan yang terus-menerus untuk memastikan praktik-praktik tersebut dijalankan di semua aspek usaha. Kegiatan-kegiatan utama Bayan juga mencakup kajian Pedoman Pelaksanaan dan Etika Usaha, Remunerasi dan Kompensasi, serta Proses Evaluasi Kinerja.
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Dalam rangka menjamin standar yang tinggi dalam praktik bisnis, Bayan secara terus-menerus berupaya menyeimbangkan sumberdaya manusia, pertimbangan lingkungan, standar kesehatan dan keselamatan kerja dan pengembangan masyarakat.
Pada tahun 2010, Bayan menerima sertifikat ISO 9001
(Quality Management Systems), 14001 (Environmental Management Systems) dan OHSAS 18001 (Occupation Health and Safety Assessment Series for International Healthy and Safety Management System) atas nama WBM dan GBP, melengkapi sertifikasi untuk PIK dan DPP yang kami terima pada tahun 2009. Kami bermaksud melanjutkan proses ini ke semua tambang kami.
Secara konsisten Bayan sangat berperan aktif dalam menyejahterakan masyarakat. Mengingat misi kami untuk memupuk generasi muda, kami mendukung sejumlah prakarsa di bidang pendidikan. Sejalan dengan tujuan ini, program CSR kami meliputi beasiswa untuk siswa-siswa sekolah dasar dan menengah; pembangunan dan renovasi sekolah-sekolah; penyediaan buku pelajaran, seragam, sarana transportasi dan peralatan; serta memberikan dana kompensasi kepada para guru agar mereka bersedia mengajar di wilayah-wilayah terpencil.
Program kesehatan kami berfokus pada program pendidikan pencegahan di samping program perawatan kesehatan
Good Corporate Governance
I believe it is the Board’s responsibility to set the fundamentals of best business practices by empowering management to execute it and hold them accountable for the results. The commitment to integrity is embodied in the continual review and monitoring of corporate governance program to ensure that this is relected in all aspects of the business. Bayan’s key activities included the review of the Code of Business Conduct and Ethics; Remuneration and Compensation; and Performance Evaluation Process.
Corporate Social Responsibility
Bayan continuously endeavors to balance human resources, environment considerations, health and safety standards, and community development to maintain high standard business practices.
In 2010, Bayan received ISO 9001 (Quality Management Systems), 14001 (Environmental Management Systems certiicates), and OHSAS 18001 (Occupation Health and Safety Assessment Series for International Healthy and Safety Management System) for WBM and GBP adding to the certiications for PIK and DPP that we received in 2009. It is our objective to continue the roll-out of this process to all the remaining mine sites.
Bayan has consistently taken an active role in community welfare. Given our mission to nurture young minds, we support a number of education related initiatives. In line with this goal, our CSR programs includes: scholarships to students in primary and high school levels; building and renovating schools; providing books, uniforms, transportation facilities, and equipment; and funding teachers’ compensation to encourage them to travel and teach in far lung areas.
Our health programs focus on preventative education as well as providing free medical treatment including hepatitis
(20)
In 2010, our efforts were recognised when we received a prestigious award for “Best CSR in Indonesia” in the category of education and infrastructure from Majalah Bisnis & CSR La Toi Enterprise.
Outlook and Prospects
We remain encouraged by the fundamentals underpinning the sustained growth in Asia, principally in China and India. These rapidly urbanizing countries will continue to represent the driving force and major share of the demand growth of coal. In conjunction with this, the US and Europe medium to long term outlook show signs of recovery with industrial production starting to return to near normal.
Chinese government initiatives have taken proactive steps in managing the economy into sustainable growth. These positive measures will continue to mitigate the risk of inlation and potential overheating which we believe will keep the economy on track.
India’s importance in the coal sector has become more evident. Forecasts of construction spend which signiicantly impacts steel production and investments in energy generation strongly suggest that India will likely be the second largest coal consumer behind China. India’s proximity to Indonesia is a favorable advantage in terms of freight cost compared to other coal producing countries. In light of this and the anticipation of India’s demand growth proile, we have concentrated our efforts and will continue to do so, developing strong relationships in India. In the last few years, the evidence of our endeavors has borne fruits in that the Indian market has become Bayan’s biggest customer in terms of sales volume.
On the overall supply front, although capacity and infrastructure expansions are now underway and some projects are almost completed, we believe production growth will be relatively moderate in 2011. This is to a large extent due to the exceptionally poor weather that struck Australia Pada tahun 2010, kami menerima pengakuan dalam bentuk
penghargaan “Best CSR in Indonesia” kategori pendidikan dan infrastruktur dari Majalah Bisnis & CSR La Tofi Enterprise.
Prospek Usaha
Kami tetap percaya akan kondisi fundamental yang mendukung pertumbuhan berkelanjutan di Asia, terutama di China dan India. Negara-negara dengan urbanisasi pesat ini akan terus menjadi penggerak utama dan bagian penting pertumbuhan permintaan batubara. Pada saat yang sama, produksi industri yang mulai kembali normal di Amerika dan Eropa menandai gambaran pemulihan jangka menengah hingga jangka panjang.
Pemerintah China telah berinisiatif mengambil langkah-langkah proaktif dalam mengelola ekonomi untuk mencapai pertumbuhan yang berkesinambungan. Langkah-langkah positif ini akan mengimbangi risiko inflasi dan kemungkinan overheating yang kami yakini akan mampu menjaga kestabilan ekonomi.
Posisi India menjadi semakin penting di sektor batubara. Prakiraan pendanaan di bidang konstruksi yang secara signifikan mempengaruhi produksi baja dan investasi pembangkitan energi menunjukkan bahwa India kemungkinan akan menjadi konsumen batubara terbesar kedua setelah China. Jarak yang dekat antara India dan Indonesia memberikan keuntungan dalam biaya pengiriman dibandingkan negara produsen batubara lainnya. Mengingat hal tersebut dan antisipasi terhadap pertumbuhan permintaan dari India, kami telah mengonsentrasikan upaya kami untuk mengembangkan hubungan yang kuat dengan konsumen India. Dalam beberapa tahun terakhir, upaya-upaya kami telah membuahkan hasil di mana India menjadi pelanggan terbesar Bayan dalam hal volume penjualan.
Dalam hal pasokan secara keseluruhan, meskipun ekspansi kapasitas dan infrastruktur telah dilakukan dan beberapa proyek hampir diselesaikan, kami merasa pertumbuhan produksi relatif moderat pada tahun 2011. Hal ini terutama disebabkan oleh cuaca buruk di Australia pada awal tahun
(21)
The impact of these prevailing conditions on coal demand and supply is crystallized by the price outlook of thermal coal. The benchmark price forecast in the next three years is in the range of US$120/MT-US$130/MT. Given this scenario, the strong rally in coal price will be maintained and will help to boost Bayan’s inancial earnings since a major percentage of our committed sales volumes in the years to come are index linked and will allow us to participate in the continued strength and potential further upside to current levels. Moreover, the rapid ramp up of our production will enable us to beneit from the continued economies of scale and other cost reduction initiatives. Similar to the inancial outcome in 2010, higher coal prices will outpace and more than offset the increase in cash costs.
In tandem with the rapid development of WBM, TSA, and FKP which produce high quality CV coal, we have expanded into new markets that have signiicant demand for sub bituminous coal. We are investing signiicantly in the development of the infrastructure in Tabang to anticipate the requirements primarily from Indonesia, Korea, India, and even Singapore in the next few years. The intended acquisition of the nine (9) coal projects is in the vicinity of our Tabang concession which allows for synergies in infrastructure and economies of scale in the mining operations. Bayan has continuously improved the quality of existing assets and emphasized growing the business through acquisitions.
Together with the Board of Directors, I wish to express our appreciation to the Board of Commissioners, stakeholders, shareholders, the public and government at all levels for their contribution and continued support in making 2010 a successful year. With our growth options and dedicated people, we can certainly look forward to another dynamic and prosperous year.
Yours sincerely, Dampak keadaan tersebut terhadap permintaan dan pasokan
batubara tercermin pada prospek harga batubara termal. Harga acuan diperkirakan berada pada kisaran US$120/ MT - US$130/MT dalam tiga tahun ke depan. Dengan skenario tersebut, kami percaya bahwa harga batubara yang kuat akan tetap bertahan dan mendorong kenaikan pendapatan keuangan Bayan. Hal ini karena sebagian besar volume penjualan yang telah disepakati untuk beberapa tahun mendatang dikaitkan dengan indeks sehingga memungkinkan kami mengambil bagian dalam penguatan dan potensi kenaikan. Selain itu, peningkatan produksi yang pesat akan memungkinkan kami menarik manfaat dari skala ekonomis dan prakarsa penurunan biaya lainnya. Seperti halnya dengan prestasi keuangan pada tahun 2010, harga batubara yang lebih tinggi akan melampaui dan menutupi kenaikan biaya tunai.
Seiring dengan perkembangan pesat WBM, TSA dan FKP yang memproduksi batubara bermutu tinggi, kami telah melakukan ekspansi ke pasar-pasar baru yang membutuhkan batubara sub-bituminus dalam jumlah besar. Kami melakukan investasi yang signifikan dalam pembangunan infrastruktur di Tabang untuk mengantisipasi permintaan, terutama dari dalam negeri, Korea, India dan bahkan Singapura dalam beberapa tahun ke depan. Rencana akuisisi sembilan (9) proyek batubara di dekat konsesi Tabang memungkinkan sinergi pemanfaatan infrastruktur dan skala ekonomis dalam operasi pertambangan. Bayan telah meningkatkan mutu aset yang ada secara berkesinambungan dan menitikberatkan pengembangan usaha melalui akuisisi.
Bersama seluruh anggota Dewan Direksi, saya hendak menyampaikan penghargaan kepada Dewan Komisaris, para pemangku kepentingan, para pemegang saham, publik dan pemerintah di semua tingkat atas kontribusi dan dukungannya dalam mewujudkan keberhasilan di tahun 2010. Dengan opsi pertumbuhan perusahaan yang tersedia dan para karyawan yang berdedikasi tinggi, kami yakin akan kembali menyongsong tahun depan yang dinamis dan menjanjikan. Hormat kami
(22)
ANALISIS MANAJEMEN
ManageMent analysis
Meskipun curah hujan sangat tinggi, Bayan tetap dapat
memproduksi sejumlah 11,9 juta MT batubara
Despite the unusually high level of rainfall, Bayan produced a
total of 11.9 million MT of coal
(23)
KEGIATAN PERTAMBANGAN
Meskipun curah hujan sangat tinggi, Bayan tetap dapat memproduksi sejumlah 11,9 juta MT batubara, meningkat dari produksi tahun 2009 yaitu 11,4 juta MT. Peningkatan produksi gabungan konsesi PIK, FTB, TSA, dan FKP sebesar 1,41 juta MT mengimbangi penurunan produksi gabungan GBP dan WBM sebesar 0,94 juta MT, yang disebabkan musim hujan yang parah dan berkepanjangan.
Tabel berikut ini menunjukkan ikhtisar produksi dari tahun 2006 hingga 2010:
PT Gunungbayan Pratamacoal Blok 2 (GBP 2)
Proyek GBP 2 memproduksi 3,4 juta MT pada tahun 2010, turun sebesar 15% dari 4 juta MT batubara produksi tahun 2009. Penurunan produksi tersebut disebabkan keadaan cuaca yang buruk selama semester pertama, yang mengakibatkan pengumuman keadaan kahar pada bulan April 2010 sebagai akibat banjir yang cukup parah.PT Petrosea Tbk dan PT Bukit Makmur Mandiri Utama (BUMA) tetap menjadi kontraktor pengupasan overburden utama di lokasi tambang. Masing-masing kontraktor melakukan pengupasan overburden sebesar 61% dan 39%.
PT Gunungbayan Pratamacoal Blok 1 (GBP 1)
Proyek GBP 1 memproduksi 0,4 juta MT pada tahun 2010, sama dengan produksi tahun 2009.MINING OPERATIONS
Despite the unusually high level of rainfall, Bayan produced a total of 11.9 million MT of coal which was an increase in coal production compared to 11.4 million MT in 2009. The combined increase in production of PIK, FTB, TSA, and FKP of 1.41 million MT offset the combined decrease in production of GBP and WBM of 0.94 million MT. Heavy and prolonged wet weather conditions reduced production in GBP and WBM. The following table summarizes the production by project from 2006 to 2010:
PT Gunungbayan Pratamacoal Block 2 (GBP 2)
The GBP 2 Project produced 3.4 million MT in 2010 which was a 15% reduction from the 4.0 million MT of coal produced in 2009. The production shortfall was due to poor weather conditions during the irst half of the year which resulted in a force majeure declared in April 2010 as the result of severe looding.
PT Petrosea Tbk and PT Bukit Makmur Mandiri Utama (BUMA) continue to be main overburden removal contractors on site accounting for 61% and 39% of the volume removed, respectively.
PT Gunungbayan Pratamacoal Block 1 (GBP 1)
The GBP 1 Project produced 0.4 million MT in 2010 which was the same as in 2009.
Nama Proyek/Project Name
GBP Block 2 GBP Block 1 WBM PIK TSA/FKP FTB TOTAL 2009 4.03 0.36 2.89 1.98 1.34 0.78 11.38 2006 5.14 -5.14 2007 4.13 -0.01 0.55 0.02 -4.71 2008 3.55 0.02 0.77 1.14 0.19 0.23 5.90 2010 3.39 0.36 2.59 2.67 1.58 1.26 11.85 (dalam juta MT/in million MT)
(24)
rainfall resulting in the pit looding. In addition, the boundary coal initiatives that will have long term beneits for the continued expansion were implemented in the irst quarter which negatively impacted WBM’s coal production in the short term.
Force Majeure in WBM was declared in July as the mine experienced unusually heavy rains and uninterrupted bad weather resulting in the looding of the majority of the mining pit. Additional pumping equipment was mobilized to expedite dewatering efforts at the pit with initial positive results from this initiative displayed towards the end of the year. WBM and PT Arutmin Indonesia have agreed to jointly exploit coal reserves along a common lease boundary. The mining operations in this boundary area started in the irst quarter and strip ratio increased as a result of preliminary mining activities. It is anticipated, however, that as soon as the initial development is completed, it will contribute to the reduction of the overall strip ratio and enable the second phase of expansion to commence.
A revised mine plan of WBM was also implemented with the view of expanding the working area also to allow additional space to be opened to facilitate the future mobilization of additional equipment. In the short term, coal production was impacted but subsequent to this, more heavy equipment can be accommodated which will further improve the growth of the mining operations.
PT Perkasa Inakakerta Project (PIK)
The PIK Project produced 2.7 million MT in 2010 which was an increase of 35.0% from 2.0 million MT of coal produced in 2009.
BUMA continue to be the largest mining contractor at PIK accounting for approximately 88% of coal production in 2010. berkepanjangan yang mengakibatkan banjir di pit tambang.
Selain itu, prakarsa penerapan penambangan di daerah perbatasan pada kuartal pertama yang dilakukan untuk memberi manfaat jangka panjang bagi ekspansi yang berkelanjutan ternyata berdampak negatif pada produksi batubara WBM dalam jangka pendek.
Keadaan kahar di WBM dinyatakan pada bulan Juli saat tambang mengalami hujan lebat luar biasa dan cuaca buruk berkepanjangan, yang menyebabkan banjir di sebagian besar pit tambang. Pompa tambahan dimobilisasikan untuk mempercepat upaya pengeringan tambang yang menunjukkan hasil positif menjelang akhir tahun.
WBM dan PT Arutmin Indonesia telah sepakat untuk bekerja sama mengeksploitasi cadangan batubara di perbatasan konsesi. Operasi penambangan ini dimulai pada kuartal pertama yang awalnya menyebabkan kenaikan rasio pengupasan tanah. Walaupun demikian penyelesaian pengembangan awal tersebut diantisipasi akan menurunkan rasio pengupasan tanah secara keseluruhan dan memungkinkan dimulainya ekspansi tahap kedua.
Rencana tambang WBM yang telah direvisi juga telah diterapkan dengan tujuan memperluas wilayah kerja dan memberikan ruang untuk memfasilitasi mobilisasi peralatan tambahan di masa mendatang. Hal ini akan berdampak pada penurunan produksi batubara dalam jangka pendek, namun selanjutnya akan dapat mengakomodasi lebih banyak alat berat yang akan meningkatkan pertumbuhan operasi pertambangan lebih lanjut.
Proyek PT Perkasa Inakakerta (PIK)
Proyek PIK memproduksi 2,7 juta MT pada tahun 2010, meningkat sebesar 35,0% dari produksi 2,0 juta MT batubara pada tahun 2009.
BUMA tetap menjadi kontraktor tambang terbesar di PIK, yang menyumbang sekitar 88% produksi batubara pada tahun 2010.
(25)
During the year, PIK appointed PT Hareda Prima Jaya, to assist with the planned rapid expansion in coal production. The 5-year contract commenced in August and it includes the removal of overburden over the next 5 years.
The dozer push method of overburden removal was expanded in 2010 after a successful trial in 2009 by PIK. By year end, a total of 4 dozer leets were in operation which has resulted in additional coal production at low operating costs.
PT Teguh Sinarabadi Project / PT Firman
Ketaun Perkasa Project (TSA/FKP)
The TSA/FKP Project produced 1.6 million MT in 2010 which was an increase of 23.1% from 1.3 million MT of coal produced in 2009.
PT Thiess Contractors Indonesia, the main mining contractor onsite, mobilized an additional 3 sets of 250 tonne class excavator leets during the year accounting for the production increase.
Towards the end of the year, mining at the Melamuk pit was largely completed with the full focus now turning to the development and exploitation of Lisat pit. The performance of Thiess improved as their equipment eficiencies increased due to the larger work area available at the Lisat pit.
PT Fajar Sakti Prima, PT Bara Tabang, PT Brian
Anjat Sentosa (together the FTB project)
The FTB Project produced 1.3 million MT in 2010 which was an increase of 62.5% from 0.8 million MT of coal produced in 2009.
Selama tahun 2010, PIK menunjuk PT Hareda Prima Jaya, sebuah perusahaan kontraktor tambang untuk membantu ekspansi produksi batubara. Kontrak diberlakukan mulai pada bulan Agustus, mencakup pengupasan overburden selama lima tahun mendatang.
Metoda “dozer push” dalam pengupasan overburden diperluas pada tahun 2010 setelah uji coba pada tahun 2009 yang memuaskan. Pada akhir tahun, telah dioperasikan armada yang berjumlah 4 buldozer, yang memungkinkan dihasilkannya produksi batubara tambahan dengan biaya operasi yang rendah.
Proyek PT Teguh Sinarabadi / PT Firman Ketaun
Perkasa (TSA/FKP)
Proyek TSA/FKP memproduksi 1,6 juta MT pada tahun 2010, meningkat sebesar 23,1% dari 1,3 juta MT batubara produksi tahun 2009.
PT Thiess Contractors Indonesia, kontraktor utama di lokasi tambang, memobilisasikan tambahan 3 set excavator 250 ton selama tahun 2010 yang ikut menyumbang kenaikan produksi.
Menjelang akhir tahun, penambangan di pit tambang Melamuk sebagian besar telah diselesaikan. Fokus berikutnya adalah pengembangan dan eksploitasi pit tambang Lisat. Kinerja Thiess membaik karena peningkatan efisiensi peralatan sebagai akibat wilayah kerja yang lebih luas di tambang Lisat.
Proyek PT Fajar Sakti Prima, PT Bara Tabang
dan PT Brian Anjat Sentosa (secara bersama
proyek FTB)
Proyek FTB memproduksi 1,3 juta MT pada tahun 2010, meningkat sebesar 62,5% dari 0,8 juta MT batubara, pada produksi tahun 2009.
(26)
Produksi meningkat selama tahun 2010 karena mobilisasi peralatan bertambah untuk operasi pertambangan dan penunjukan Hareda Krida Utama untuk melaksanakan kegiatan pengupasan overburden dari bulan Juli 2010 dan seterusnya berdasarkan perjanjian 5 tahun.
Bayan mengadakan perjanjian jual beli dengan Korea Electric Power Corp (KEPCO) pada bulan Juli untuk memasok 5 juta MT batubara per tahun mulai dari tahun 2015, yang mendukung ekspansi proyek FTB di masa mendatang. Perjanjian ini akan mendukung peningkatan dan pengembangan tambang-tambang ini lebih lanjut.
Pada bulan Desember, Bayan mengadakan perjanjian untuk membeli sembilan (9) konsesi batubara di Kalimantan Timur dari IBU dan PMR. Konsesi-konsesi ini berlokasi strategis berdekatan dengan Proyek FTB. Akuisisi tersebut mencakup juga infrastruktur yang ada yang melengkapi dan mempercepat laju produksi aset-aset gabungan tersebut. Finalisasi transaksi diharapkan selesai pada paruh pertama 2011 setelah penyelesaian uji tuntas dan persetujuan pemegang saham.
Pembangunan conveyor belt sepanjang lima (5) km yang menghubungkan jalan pengangkutan Empaku dangan Fasilitas Pemuatan Tongkang Empaku ditunda sehubungan dengan kemungkinan akuisisi IBU dan PMR.
PT Kaltim Supacoal (KSC)
KSC, usaha patungan Bayan dan White Energy Company Ltd, terus menunjukkan kemajuan dalam hal jumlah batubara yang diproses dan kualitas serta nilai energi hasil upgrading batubara yang diproduksi.
Namun pada bulan April, masalah-masalah rekayasa yang terkait dengan injeksi batubara dan sistem ekstraksi debu telah memperlambat peningkatan produksi KSC sesuai jadwal sehingga menghambat pencapaian kapasitas operasi. Berbagai upaya dilakukan sepanjang tahun untuk menyelesaikan permasalahan ini.
Production increased during 2010 as the result of the mobilization of additional equipment for our owner-mining operations as well as the appointment of Hareda Krida Utama to perform overburden removal activities from July 2010 onwards under a 5 year agreement.
Bayan entered into off-take agreements with KEPCO in July underpinning the future expansion of the FTB project which entailed the supply of 5 million MT of coal per annum commencing in 2015. This agreement will support the further ramp up and development of these mines.
In December, Bayan entered into an agreement to purchase nine (9) a coal concessions in East Kalimantan from IBU and PMR. These concessions are strategically located adjacent to the FTB Project. The acquisition includes existing infrastructure which complements and fast tracks the rate of production of the combined assests. It is anticipated that the closing of the deal will be within the irst half of 2011 after the completion of due diligence and approval from shareholders.
The construction of the ive (5) km conveyor belt connecting the Empaku haul road with the Empaku Barge Loading Facility was put on hold as a result of the potential IBU and PMR acquisition.
PT Kaltim Supacoal (KSC)
KSC, the joint venture between Bayan and White Energy Company Ltd continued to make progress with regards to the throughput rates of coal processed together with the quality and energy value of the upgraded coal produced.
In April, however, engineering issues related to the plant’s coal injection and dust extraction systems slowed KSC’s scheduled production ramp up and hampered the operation of the plant to its nameplate capacity. Throughout the rest of the year, efforts were made to resolve these concerns.
(27)
Meskipun kami pada awalnya berhasil menjual sejumlah kecil batubara, masalah-masalah kendali mutu yang belum terselesaikan harus ditangani sebelum penjualan batubara dapat dimulai kembali.
KEGIATAN NON-TAMBANG
Balikpapan Coal Terminal (BCT)
Pada tahun 2010 BCT memuat 10,4 juta MT batubara untuk Bayan dan pelanggan pihak ketiga, sama-sama dengan jumlah di tahun 2009.
Pengguna BCT terutama adalah perusahaan-perusahaan Bayan Group dan Banpu Group (dengan volume kontrak 3 juta MT pada tahun 2010).
Kalimantan Floating Transfer Station (KFT)
Selama tahun 2010, kurang lebih 2,2 juta MT batubara telah dimuat ke kapal-kapal melalui Floating Transfer Station. Sepanjang tahun 2010, KFT tersebut ditempatkan di WBM.TINJAUAN PEMASARAN DAN PENJUALAN
Garis Besar
Harga batubara terkait dengan kondisi makroekonomi, khususnya produksi industri yang mendorong permintaan global, utamanya untuk energi. Permintaan yang bertambah dan pasokan yang terbatas menyebabkan harga batubara menguat pada tahun 2010. Harga acuan batubara Newcastle naik menjadi US$128,5/MT pada akhir tahun, yang merupakan peningkatan sebesar 51,5% dari US$84,8/MT pada awal tahun.
Konsumsi batubara yang semakin tinggi ini didukung oleh permintaan yang terus meningkat dari negara-negara yang mengalami proses industrialisasi dan urbanisasi, terutama China dan India. Permintaan yang berkesinambungan di pasar
Although a small volume of initial sales were achieved, quality control matters need to be addressed before coal sales can recommence.
NON-MINING OPERATIONS
Balikpapan Coal Terminal (BCT)
The BCT loaded 10.4 million MT of coal for Bayan and third party customers in 2010 which was the same volume compared to 2009.
The users of the BCT were mainly the Bayan Group companies and the Banpu Group (which had a contract volume of 3.0 million MT in 2010).
Kalimantan Floating Transfer Station (KFT)
During 2010, approximately, 2.2 million MT of coal was loaded onto vessels through the Floating Transfer Station and throughout the year, the KFT had been stationed at WBM.
MARKETING AND SALES REVIEW
Overview
Coal prices are linked to macro economic conditions and in particular, industrial production which drives global demand primarily for energy. Against the backdrop of increasing demand and tight supply, it is a understandable that coal prices further strengthened in 2010. Newcastle benchmark coal price went up to US$128.5/MT by year-end which was an increase of 51.5% from US$84.8/MT compared to the beginning of the year.
The higher consumption for coal is underpinned by the continued demand from industrialising and urbanising countries principally led by China and India. The on-going demand in the Asian Paciic markets is derived from continued
(28)
Asia Pasifik berasal dari pembangkit tenaga listrik yang ada dan pembangunan pembangkit listrik tenaga batubara baru yang diharapkan selesai dalam beberapa tahun mendatang. Berkembangnya momentum pertumbuhan ekonomi di China yang merangsang permintaan energi dalam negeri yang kuat, ditambah dengan serangkaian konsolidasi dan penutupan tambang, menyebabkan harga batubara dalam negeri lebih tinggi daripada pasar internasional, sehingga meningkatkan jumlah impor di China.
Impor batubara termal ke India juga terus meningkat sejalan dengan pertumbuhan GDP yang tinggi serta antisipasi pengoperasian pembangkit tenaga listrik mendatang. Permintaan impor telah meningkat dan akan terus bertambah dengan adanya kekurangan produksi batubara dalam negeri. Hal ini akan mendorong India dalam beberapa tahun mendatang terus mengimpor batubara karena pasokan dalam negeri tidak mencukupi permintaan.
Pemulihan pasar batubara di negara-negara maju mulai semakin nyata sebagai akibat diterapkannya stimulus ekonomi yang mendorong pertumbuhan lapangan kerja, tumbuhnya kembali kepercayaan usaha, yang menciptakan kembali peluang peningkatan konsumsi. Permintaan ini pada intinya didorong oleh penimbunan kembali persediaan sampai tingkat yang lebih normal. Namun situasi ini masih rentan karena pertumbuhan yang berkesinambungan terhambat oleh tingkat pengangguran yang tinggi, turunnya tingkat kekayaan, dan kemungkinan kenaikan pajak untuk mendanai paket stimulus ekonomi yang ada.
Sebagai akibat terjadinya investasi yang lebih rendah di bidang eksplorasi, infrastruktur dan pengembangan tambang, pasokan batubara relatif terbatas dan menyebabkan harga batubara yang lebih tinggi. Meskipun terjadi ekspansi kapasitas dan hampir selesainya beberapa proyek investasi, kami yakin bahwa permintaan akan terus melampaui pasokan.
Bersamaan dengan hal tersebut, curah hujan yang tinggi diluar kewajaran di Indonesia sejak tahun 2010 serta bencana
conversion of existing plants combined with newly built coal ired power plants that are anticipated to be completed in the next few years.
The economic growth momentum build up in China that stimulated strong domestic demand, coupled with a series of mine consolidation and closures, resulted in domestic coal prices higher than international market prices which led to an increase in net imports to China.
Thermal coal imports to India also continued to increase in line with strong GDP growth as well as with the anticipation of power plants coming on line. Import demand has grown and will continue to do so with the current structured shortage of domestic coal production. This will necessitate India to import coal in the years to come given domestic supply cannot meet demand.
The coal market’s recovery in the major developed countries started to become more evident as a result of the economic stimulus packages working through the system which provided the impetus to generate job growth, regain business conidence, and build the stage for renewed consumption. This demand was essentially driven by the restocking of inventories to more normalized levels. This remains a fragile condition, however, as continued growth is hampered by high unemployment rates, loss of wealth, and the probability of increased taxes to fund the existing stimulus packages.
As a consequence of lower investments in exploration, infrastructure, and mine development, there is a relatively tight supply of coal which has contributed to higher coal prices. Despite construction of expansion capacities taking place and some investments projects being close to completion, we believe that demand outlook will continue to outpace supply.
Simultaneous to this, the unseasonally heavy rainfall in Indonesia since 2010 and severe looding in Australia at the
(29)
banjir di Australia pada akhir tahun semakin mengganggu produksi dan menaikkan harga batubara. Harga batubara diperkirakan akan tetap tinggi selama keadaan cuaca tetap sulit diperkirakan.
Tinjauan Pemasaran
Bayan memasuki tahun 2010 dengan optimis seiring dengan menguatnya permintaan batubara sepanjang tahun. Menjelang akhir tahun, harga batubara acuan telah melampaui tingkat yang sebelumnya kami prakirakan dan terus mengalami penguatan. Volume produksi yang meningkat yang dipasok dari berbagai tambang dan keragaman portofolio produk kami memungkinkan Bayan memperluas basis pelanggannya dan mengembangkan basis pelanggan baru.
Pasar-pasar utama
Volume penjualan pada tahun 2010 adalah 12,8 juta MT, lebih tinggi 6,7% daripada tahun sebelumnya yaitu 12 juta MT.
Pengiriman ke negara Asia Utara seperti Taiwan, Korea Selatan, Jepang dan China meliputi 38,2% dari seluruh tonase penjualan. Jepang tetap menjadi pasar yang penting dan stabil bagi Bayan, terutama untuk batubara berkalori tinggi, dan dengan ekspansi yang berkelanjutan di WBM, kami yakin momentum pertumbuhan dapat dipertahankan dalam beberapa tahun mendatang. Fokus terus-menerus pada pasar India telah menghasilkan keuntungan signifikan bagi Perseroan. Pengiriman batubara ke India sejumlah 26,4% dari total volume penjualan, menjadikan negara tersebut sebagai pasar terbesar Bayan. Volume penjualan selebihnya dikirimkan ke negara-negara Asia Tenggara dan Eropa.
Portofolio Kualitas Batubara yang Beragam
Bayan merupakan salah satu pemasok batubara bernilai kalori tinggi terbesar di Indonesia. Meskipun strategi kami tetap dititikberatkan pada pasar batubara kalori tinggi, dengan adanya peningkatan produksi Proyek PIK dan FTB, Perseroan mampu memperluas basis pelanggannya dan berekspansi
end of the year caused further production disruption and pushed coal prices higher. It is also anticipated that coal prices will remain high as the unpredictability of weather conditions persist.
Bayan Marketing Review
Bayan entered 2010 with an increasingly optimistic outlook as demand for coal progressively strengthened throughout the year. Towards the end of the year, the benchmark coal price had surpassed our previously anticipated levels and continued to strengthen. The increased production volume supplied by the different mines and diversity of our product portfolio made it possible for Bayan to expand their existing customer base as well as develop new ones.
Key Markets
Sales volume in 2010 was 12.8 million MT which was 6.7% higher compared to the previous year at 12 million MT.
Shipments to North Asia i.e. Taiwan, South Korea, Japan, and China comprised 38.2% of the sales tonnage collectively. Japan remains a signiicant and stable market for Bayan especially for high caloriic value coal and with the continued expansion at WBM, we believe this will sustain the growth momentum in the years to come. Our continued focus in the Indian market has reaped signiicant beneits for the Company. Coal shipments to India accounted for 26.4% of total sales volume, making it Bayan’s biggest market. Southeast Asia and Europe made up the balance of the sales volume shipped.
Diverse Portfolio of Coal Qualities
Bayan is one of the major suppliers of high caloriic value coal in Indonesia. Whilst the strategy is to continue to emphasize on the high CV coal market, with the ramp up of PIK and FTB Projects, the Company has been able to leverage of its existing market customer base and expand into the lower
(30)
ke pasar batubara rendah kalori yang ramah lingkungan. Di masa mendatang, hal ini akan memperbesar porsi penjualan.
Sekitar 67% total produksi tahun 2010 terdiri dari batubara berkalori 5.800 – 6.301 kcal/kg GAR atau lebih dan sekitar 33% terdiri dari batubara dengan nilai kalori kurang dari 5.800 kcal/kg GAR.
Batubara bituminus berkalori tinggi terus ditargetkan pada pasar Asia Utara dan negara-negara maju di Eropa. Sebagian besar batubara sub-bituminus berkalori rendah dikirimkan ke India dan selebihnya dikirim ke pasar Asia Tenggara lainnya. Menjelang akhir tahun 2010, Bayan menandatangani perjanjian jangka panjang dengan Kepco yang mencakup pengiriman 5 juta MT batubara sub-bituminus berkalori rendah per tahun, yang dimulai pada tahun 2015.
Tinjauan
Kami yakin bahwa permintaan batubara impor tetap tinggi karena pulihnya permintaan konsumen Asia yang diprakarsai China dan India berikut penimbunan kembali persediaan di negara-negara maju yang terus berlanjut. Sebagian besar konsumsi batubara termal akan terus didukung oleh ekonomi Asia dimana batubara tetap kompetitif secara ekonomi untuk digunakan dalam pembangkitan tenaga listrik sebagai beban dasar; dan dengan demikian mendorong investasi yang berkelanjutan pada kapasitas pembangkit listrik tenaga batubara. Dengan latar belakang pasokan dan permintaan ini, kami yakin harga batubara termal akan terus menguat hingga US$120/MT - US$130/MT. Kami percaya Bayan berpeluang memperoleh keuntungan dari prospek harga batubara yang menjanjikan karena peningkatan produksi batubara yang pesat dan keuntungan besar yang disebabkan kenaikan harga batubara.
Pertumbuhan produksi Perseroan yang diprakirakan berkisar antara 20-25 juta MT pada tahun 2013 dibandingkan
caloriic value market of environmentally friendly coal. Going forward, this will comprise an ever increasing proportion of sales.
Approximately 67% of total production in 2010 consisted of coal with 5,800 - 6,301 kcal/kg GAR or higher caloriic values and approximately 33% consisted of coal with lower than 5,800 kcal/kg GAR caloriic values.
The High CV bituminous coal continues to principally target North Asia and developed countries in Europe. A huge proportion of low CV sub bituminous coal is shipped to India and the balance to other Southeast Asian markets. Towards the latter half of 2010, Bayan signed a long term agreement with KEPCO which comprises an annual shipment of 5 million MT of low CV sub bituminous coal commencing in 2015.
Outlook
We believe that the continued strong demand for imported coal from the recovery in demand from Asian consumers led by China and India combined with the rebuilding of inventories in developed countries will prevail. A large portion of consumption for seaborne thermal coal remains underpinned by Asian economies where coal retains its competitive cost position for base load power plants; thus encouraging continued investment in coal ired power plant capacity. Given this backdrop of supply and demand, we believe thermal coal price outlook will continue to strengthen in the range of US$120/MT - US$130/MT. We believe Bayan stands to beneit with a robust coal price outlook due to the rapid ramp up of coal production and strong earnings generated from increasing coal prices.
The Company’s production growth which is forecast to be 20-25 million MT by 2013 from 11.9 million MT in 2010
(31)
11,9 juta MT pada tahun 2010 akan memperoleh manfaat momentum kenaikan harga batubara. Selain itu, akuisisi IBU dan PMR akan meningkatkan cadangan dan sumberdaya batubara Bayan serta menjadi tumpuan tahap kedua pertumbuhan produksi setelah tahun 2013.
Menimbang prospek peningkatan harga batubara, Bayan telah membatasi jangka waktu kontrak harga-tetap menjadi maksimal satu (1) tahun, yang akan memungkinkan Perseroan memperoleh manfaat dari kenaikan harga, meskipun dengan selang waktu. Sejalan dengan hal tersebut, proporsi kontrak terkait indeks harga yang lebih tinggi daripada kontrak harga-tetap akan memungkinkan Bayan mengambil keuntungan dari harga batubara yang lebih tinggi.
will ride the upward momentum of coal prices. Further, the acquisition from IBU and PMR will increase Bayan’s coal reserve and resources and will set the stage for the second phase of production growth after 2013.
Given the outlook of increasing coal prices, Bayan has limited the terms of ixed price contracts to a maximum of one (1) year which will enable the Company to beneit from rising prices, albeit with a time lag. In conjunction with this, the higher proportion of index linked contracts to ixed price contracts will allow Bayan to avail of higher priced coal.
Neraca /Balance Sheet 2009
Neraca 2009-2010 /
Balance Sheet 2009-2010
(Rp miliar/IDR billion)
Pertumbuhan/Growth
Aset Lancar/Current Assets Aset Tetap/Fixed Assets
Aset Tidak Lancar/Non-Current Assets Total Aset/Total Assets
Kewajiban Lancar/Current Liabilities Kewajiban Tidak Lancar/Non-Current Liabilities Total Kewajiban/Total Liabilities
Ekuitas/Equity
2,342.7 1,962.0 4,791.9 7,134.6 2,673.9 1,986.7 4,660.6 2,415.1 2010
2,911.1 1,853.0 5,461.0 8,372.1 2,945.3 2,388.6 5,333.9 2,939.4
24.3% (5.6 %) 14.0 % 17.3 % 10.1 % 20.2 % 14.4% 21.7 %
FINANCIAL REVIEW
Balance Sheet
The Company’s Consolidated Financial Statements for the periods ended 31 December 2010 and 2009 received an unqualiied opinion. The summary of the Company’s Balance Sheet is stated as follows:
TINJAUAN KEUANGAN
Neraca
Laporan Keuangan Konsolidasi Perseroan untuk tahun berakhir 31 Desember 2010 dan 2009 telah memperoleh pendapat wajar tanpa pengecualian. Secara ringkas Neraca Perseroan dapat disajikan sebagai berikut:
(32)
Aset total Perseroan meningkat sebesar 17,3% dari Rp 7.134,6 miliar pada tahun 2009 menjadi Rp 8.372,1 miliar pada tahun 2010. Kenaikan ini disebabkan oleh peningkatan kas dan setara kas, pajak dibayar di muka, piutang usaha yang disebabkan kenaikan pendapatan tahun berjalan yang tinggi dan peningkatan biaya pengupasan tanah yang ditangguhkan akibat selisih rasio pengupasan aktual dan rasio rata-rata selama umur tambang, yang sebagian diimbangi oleh penurunan persediaan.
Kewajiban
Kewajiban total Perseroan meningkat sebesar 14,4% dari Rp 4.660,6 miliar pada tahun 2009 menjadi Rp 5.333,9 miliar pada tahun 2010. Peningkatan ini terutama disebabkan oleh peningkatan jumlah pinjaman jangka panjang karena Perseroan memperoleh pinjaman Club Deal baru untuk membiayai kembali fasilitas tersindikasi sebelumnya. Total kewajiban juga meningkat karena peningkatan investasi pada perusahaan asosiasi; kewajiban pajak tangguhan; dan kewajiban derivatif karena Perusahaan melakukan transaksi derivatif baru. Peningkatan ini sebagian diimbangi oleh penurunan pada hutang usaha dan hutang lain-lain.
Ekuitas
Ekuitas Perseroan meningkat sebesar 21,7% dari Rp 2.415,1 miliar pada tahun 2009 menjadi Rp 2.939,4 miliar pada tahun 2010. Hal ini terutama disebabkan oleh pendapatan bersih tahun berjalan dan kenaikan tipis saldo selisih kurs dari penjabaran laporan keuangan. Penurunan ini sebagian diimbangi penambahan cadangan nilai wajar lindung nilai.
Modal Kerja Bersih
Modal kerja bersih meningkat dari Rp. (331,2) miliar pada tahun 2009 menjadi Rp. (34,2) miliar pada tahun 2010. Hal ini terutama disebabkan oleh meningkatnya kas dan setara kas, peningkatan piutang usaha yang disebabkan oleh pertumbuhan pendapatan usaha beserta penurunan pada persediaan. Kesemuanya itu sebagian diimbangi oleh
The Company’s total assets increased by 17.3% to IDR 8,372.1 billion in 2010 compared to IDR 7,134.6 billion in 2009. The increase was due to an increase in cash and cash equivalents, prepaid taxes, trade receivables; all of which re-sulted from the signiicant increase in revenue for the year and an increase in deferred stripping costs due to the dif-ference between the actual and life of mine stripping ratio, partially offset by a decrease in inventories.
Liabilities
The Company’s total liabilities increased by 14.4% to IDR 5,333.9 billion in 2010 compared to IDR 4,660.6 billion in 2009. The increase was principally due to an increase in long term loans which was caused by the Company obtaining a new Club Deal to reinance the previous Syndicated Facility. Total liabilities also increased as a result of an increase in investment in associate, deferred tax liabilities; and deriva-tive liabilities due to the Company entering into new derivaderiva-tive transactions. This was partially offset by a decrease in trade payables and other payables.
Equity
The Company’s equity increased by 21.7% to IDR 2,939.4 billion in 2010 compared to IDR 2,415.1 billion in 2009. The primary reason was due to the net income generated in the year and the slight increase in exchange difference from the inancial statement translation. This was partially offset by an increase in the fair value hedging reserve.
Net Working Capital
The Company’s net working capital improved to IDR (34.2) billion in 2010 compared to IDR (331.2) billion in 2009. This increase was primarily caused by the increase of cash and cash equivalents, increase in accounts receivable due to the growth in revenue, coupled with a reduction in inventory. All of which were partially offset by an increase in current maturities
(33)
Uraian/Details 2010 Pendapatan/Revenue
Laba Kotor/Gross Profit
Laba Usaha/Operating Income
Laba Bersih/Net Income
8,745.6 2,043.1 1,307.8 740.8
7,752.9 1,177.3 365.0 136.3 2009
Laba Rugi 2009-2010 /
Statement of Income 2009-2010
(Rp miliar/IDR billion)Pertumbuhan/Growth
12.8% 73.5% 258.3% 443.5% peningkatan pada hutang dan derivatif jangka panjang yang
jatuh tempo dalam satu tahun.
Likuiditas
Tingkat likuiditas Perseroan pada tahun 2010 naik menjadi 98,8% dari 87,6% pada tahun 2009 karena peningkatan saldo kas dan setara kas.
Solvabilitas
Solvabilitas adalah kemampuan Perseroan untuk memenuhi semua kewajibannya, yang diukur dengan membandingkan total kewajiban terhadap total aset dan total kewajiban terhadap ekuitas. Perbandingan total kewajiban terhadap total aset dan total ekuitas Perseroan pada tahun 2010 masing-masing adalah 63,7% dan 181,5%, yang lebih baik dibandingkan dengan rasio pada tahun 2009 yaitu 65,3% dan 193,0%.
Laba Rugi
Kinerja keuangan Perseroan berdasarkan Laba Rugi Perseroan adalah sebagai berikut:
of long term loans and derivatives.
Liquidity
The Company’s liquidity level in 2010 increased to 98.8% from 87.6% in 2009 due to the increase of cash and cash equivalents.
Solvency
The solvency is the Company’s ability to meet all liabilities, measured by comparing total liabilities to total assets and to equity. Total liabilities to total assets and total liabilities to total equity in 2010 was 63.7% and 181.5% respectively, com-pared to 65.3% and 193.0% respectively, in 2009.
Statement of Income
The Company’s inancial performance based on the Statement of Income is stated below:
(1)
195
PT BAYAN RESOURCES Tbk. Laporan Tahunan 2010 Annual ReportDr. Ir. Rozik B. Soetjipto
Ketua Komite Audit
66 tahun, Warga Negara Indonesia
Dr. Ir. Rozik B. Soetjipto ditunjuk sebagai Komisaris Independen pada bulan Maret 2008 selain juga menjabat sebagai Komisaris di PT Freeport Indonesia, Komisaris Independen dan Ketua Komite Audit di PT Inco (s/d April 2010) dan Komisaris Independen di PT Holcim Indonesia Tbk sejak April 2010. Beliau pernah menjabat sebagai Direktur Jenderal Geologi dan Sumberdaya Mineral dari tahun 1997 sampai 1998 dan Direktur Jenderal Pertambangan Umum, Departemen Pertambangan dan Energi Republik Indonesia pada tahun 1998 - 1999, Komisaris Utama PT Aneka Tambang (Persero) Tbk pada tahun 1997-2001 dan Menteri Negara Pekerjaan Umum pada tahun 1999 – 2000. Beliau mendapat penghargaan Satyalancana Karya 30 Tahun pada 17 Agustus 2000, Bintang Jasa Utama Departemen Pertambangan dan Energi pada tanggal 13 Agustus 1999, dan Satyalancana Pembangunan, Koperasi dan UKM tahun 1999 atas kontribusinya kepada Indonesia.
Pendidikannya antara lain adalah Doktor di bidang Applied Science, Extractive Metallurgy, Pasca Sarjana di bidang Metallurgical Engineering dari Department Metaalkunde, Katholieke Universiteit Leuven, Belgium, dan Sarjana Teknik Pertambangan Departemen Teknik Tambang, Institut Teknologi Bandung.
Abdurrohman M. Sastra
Anggota Komite Audit
66 tahun, Warga Negara Indonesia
Abdurrohman M. Sastra ditunjuk sebagai anggota Komite Audit Perseroan dari bulan Oktober 2008 hingga tanggal 30 Oktober 2010. Beliau menjabat sebagai anggota Komite Manajemen Risiko dan Investasi di PT Timah (Pesero) Tbk sejak tahun 2007.
Karier pertambangannya mencakup Komisaris PT Tambang Timah dari tahun 2005 hingga 2007; Komisaris PT Timah Eksplomin dari tahun 2003 hingga 2005; Direktur Inventaris Sumber Daya Mineral dari tahun 1998 hingga 2004, bekerja untuk Direktorat Jenderal Geologi dan Sumber Daya Mineral tahun 1997 hingga 1998, bergabung dengan Direktorat Batu Bara, Ditjen Pertambangan Umum tahun 1985-1996 dan Direktorat Geologi dan Sumber Daya Mineral tahun 1968-1984.
Pendidikan terakhir beliau adalah Master of Engineering in Mining Engineering, The University of New South Wales, Sydney, Australia, 1985. Diploma in Mining and Mineral Technology, The University of New South Wales, Sydney Australia, 1981.
Dr. Ir. Rozik B. Soetjipto
Audit Committee, Head
66 years of age, Indonesian Citizen
Dr. Ir. Rozik B. Soetjipto was appointed an independent Commissioner in March 2008 and was also a commissioner of PT Freeport Indonesia, an Independent Commissioner of, and Chairman of the Audit Committee for PT Inco (until April 2010) and Independent Commissioner of PT Holcim Indonesia since April 2010. He was the Director General of Geology and Mineral Resources from 1997 to 1998 and Director General of Mines, Ministry of Energy and Mineral Resources of the Republic of Indonesia from 1998 to 1999, the Chairman on the Board of Commissioners for PT Aneka Tambang Tbk from 1997 to 2001 and the State Minister of Public Works, Republic of Indonesia from 1999 to 2000. He was awarded Medal of Honor for Satyalancana Karya 30 Tahun on August 17, 2000, Bintang Jasa Utama Departemen Pertambangan dan Energi on August 13, 1999 and Satyalancana Pembangunan, Koperasi dan UKM in 1999 for his work and contribution to Indonesia.
Mr. Soetjipto has a doctorate degree in Applied Sciences, Extractive Metallurgy and a Master’s degree in Metallurgical Engineering from Department Metaalkunde, Katholieke Universiteit Levven, Belgium and a mining engineering degree from the Department of Mining Engineering, Bandung Institute of Technology (ITB), Indonesia.
Abdurrohman M. Sastra
Audit Committee, Member
66 years of age, Indonesian Citizen
Mr. Abdurrohman M. Sastra was appointed as member of Audit Committee in October 2008 and ended on October 30 2010. He was a member of the Risk Management and Investment Committee in PT Timah (Pesero) Tbk since 2007.
The expanse of his mining career includes: Commissioner of PT Tambang Timah from 2005 – 2007; Commissioner of PT Timah Eksplomin from 2003-2005; Director of Mineral Resources Inventory from 1998 up to 2004; worked for Directorates General of Geology and Mineral Resources from 1997- 1998; joined Directorate of Coal, Directorate General of Mines in 1985-1996 and Directorate of Geology and Mineral Resources in 1968-1984.
Mr. Sastra holds a Masters’ Degree in Engineering with a major in Mining Engineering from the University of New South Wales, Sydney, Australia in 1985, as well as a Diploma in Mining and Mineral Technology, The University of New South Wales, Sydney, Australia, 1981.
(2)
196
PT BAYAN RESOURCES Tbk. Laporan Tahunan 2010 Annual ReportAchmad Ma’mur
Anggota Komite Audit
54 tahun, Warga Negara Indonesia
Achmad Ma’mur menjabat sebagai anggota Komite Audit Perseroan dari bulan Oktober 2008 hingga tanggal 30 Oktober 2010, sebelum diangkat kembali pada bulan November 2010. Aktivitas beliau juga sebagai konsultan manajemen dan keuangan terutama yang terkait dengan industri pertambangan batubara.
Rentang kariernya meliputi Direktur Keuangan di PT Kalimantan Energi Lestari dan PT Supra Bara Energi tahun 2002-2004 dan Direktur Keuangan tahun 1994-1999 di PT Tambang Batubara Bukti Asam (PTBA), di mana beliau memulai karier pertambangannya tahun 1984.
Pendidikan terakhir beliau adalah MBA dari Sekolah Tinggi Manajemen (IPMI) di Jakarta tahun 1993.
Umar Juoro
Anggota Komite Audit
51 tahun, Warga Negara Indonesia
Umar Juoro ditunjuk sebagai anggota Komite Audit Perseroan dari bulan Desember 2009 sampai akhir Oktober 2010 sebelum diangkat kembali pada bulan November 2010. Saat ini beliau juga menduduki posisi sebagai Komisaris Bank International Indonesia, Ketua Pusat Informasi dan Studi Pengembangan, Rekan Senior di Habibie Center, dan Penasehat Castle Asia. Sebelumnya beliau merupakan Penasehat Barclays Capital, Singapura dan Credit Suisse, Singapura. Beliau juga menjabat sebagai Asisten Ekonomi, Keuangan dan Industri pada masa pemerintahan Presiden Habibie.
Pendidikan terakhir beliau adalah Advance Studies in International Economics, Kiel Inst for World Economics; Master of Arts in Political Economy, Boston University; Master of Arts in Economics, University of the Philippines; dan Sarjana Ilmu Fisika dari Institut Teknologi Bandung, Indonesia.
Achmad Ma’mur
Audit Committee, Member
54 years of age, Indonesian Citizen
Mr Achmad Ma’mur was appointed as member of Audit Committee of the Company in October 2008 and ended on October 30 2010. Then appointed again in November 2010 as member of Audit Committee. He is also a management and inancial consultant mainly related to coal mining industry.
The span of his career includes: Director of Finance in PT Kalimantan Energi Lestari and PT Supra Bara Energi from 2002 – 2004; Director of Finance 1994 – 1999 at PT Tambang Batubara Bukit Asam (PTBA), where he started his mining career in 1984.
Mr. Achmad Ma’mur has an MBA from Indonesian Development Management (IPMI) in Jakarta, 1993.
Umar Juoro
Audit Committee, Member
51 years of age, Indonesian Citizen
Mr. Umar Juoro was appointed as member of Audit Committee of the Company in December 2009 and ended on October 30 2010. Then appointed again in November 2010 as member of Audit Committee. Currently, he also holds the following positions: Commissioner at Bank International Indonesia, Chairman of Center for Information and Development Studies, Senior Fellow at the Habibie Center, and Adviser to Castle Asia. Previously, he was Adviser to Barclays Capital, Singapore, and Credit Suisse, Singapore. He was also the Assistant for Economic, Finance, and Industry to President Habibie.
Mr. Umar Juoro has Advance Studies in International Economics, Kiel Inst for World Economics; Master of Arts in Political Economy, Boston University; Master of Arts in Economics, University of the Philippines; and Physics Degree from Bandung Institute of Technology, Indonesia.
(3)
197
PT BAYAN RESOURCES Tbk. Laporan Tahunan 2010 Annual Report(4)
198
PT BAYAN RESOURCES Tbk. Laporan Tahunan 2010 Annual ReportSERTIFIKASI DAN PENGHARGAAN/
AWARDS AND CERTIFICATIONS
Perseroan terus berupaya memenuhi semua aturan pemerintah pusat dan daerah dan bangga atas pengakuan kinerja oleh pemerintah dan badan-badan independen seperti yang ditunjukkan oleh sertifikat dan penghargaan berikut ini:
Bayan continues to strive to comply with all central and local governmental regulations and is proud of the fact that the company’s efforts had been recognized with certiications and awards received from Government and Independent Institutions.
No. Lokasi/Site
GBP
WBM
FSP TSA FKP DPP
Penghargaan/Award Periode/Period
2010 2010 2010 2010 2009-2010 2010 2010 2009-2010 2010 2010 2010 2009-2010 2009-2010 2009-2010 2010
1
2
3 4 5 6
Dianugerahkan oleh/ Awarded By
Directorate General of Mineral, Coal and Geothermal SGS United Kingdom Ltd SGS United Kingdom Ltd PT SGS Indonesia Government of East Kalimantan
Minister of Man Power Directorate General of Mineral, Coal and Geothermal
Government of South Kalimantan SGS United Kingdom Ltd SGS United Kingdom Ltd PT SGS Indonesia Government of East Kalimantan Government of East Kalimantan Goverment of East Kalimantan Minister of Man Power PRATAMA:Pengelolaan Lingkungan Pertambangan
ISO 9001: 2008 ISO 14001 : 2004 OHSAS 18001 : 2007 PROPERDA - Green Category Penghargaan Kecelakaan Nihil UTAMA Pengelolaan Lingkungan Pertambangan PROPERDA – Blue Category ISO 9001:2008 ISO 14001:2004 OHSAS 18001:2007 PROPERDA – Green Category PROPERDA - Blue Category
PROPERDA-Blue Category Penghargaan Kecelakaan Nihil
(5)
199
PT BAYAN RESOURCES Tbk. Laporan Tahunan 2010 Annual Report(6)
200
PT BAYAN RESOURCES Tbk. Laporan Tahunan 2010 Annual ReportDAFTAR SINGKATAN/
ABBREVIATIONS USED
Singkatan /Abbreviations
Bayan DPP IP PIK WBM BE FKP TSA MP KOTR FSP BT BAS GBP BI JSI Muji KSC BCT KFT KEPCO IBU PMR KRL Buma
Kepanjangan / In Full
PT Bayan Resources Tbk. PT Dermaga Perkasapratama PT Indonesia Pratama PT Perkasa Inakakerta PT Wahana Baratama Mining
PT Bayan Energy PT Firman Ketaun Perkasa PT Teguh Sinarabadi PT Metalindo Prosestama PT Kaltim OTR Tyres PT Fajar Sakti Prima PT Bara Tabang PT Brian Anjat Sentosa PT Gunungbayan Pratamacoal Bayan International Pte Ltd PT Jaya Sumpiles Indonesia PT Muji Lines PT Kaltim Supacoal Balikpapan Coal Terminal Kalimantan Floating Transfer Station Korea Electric Power Corporation PT Ilthabi Bara Utama Prime Mine Resources Ltd Kangaroo Resources Limited PT Buma Makmur Mandiri Utama
INFORMASI PERSEROAN/
CORPORATE INFORMATION
Board of Commissioners
President Commissioner : Dato Low Tuck Kwong
Commissioners : Michael Sumarijanto
Mauro Montenero Independent Commissioners : Dr. Ir. Rozik B Soetjipto
Djanadi Bimo Prakoso
Registered Office
Gedung Graha Irama, Lantai 12, Jl. HR Rasuna Said Blok X-1, Kav. 1–2, Jakarta 12950, Indonesia
Telepon : (021) 526 9868 Faksimili : (021) 526 9866 Website : www.bayan.com.sg
Board of Directors
President Director : Chin Wai Fong
Directors : Lim Chai Hock
Jenny Quantero
Engki Wibowo
Russell John Neil
Alastair McLeod
Low Yi Ngo
Non Affiliated Director : R. Soedjoko Tirtosoekotjo
Share Registrar
PT Raya Saham Registra Gedung Plaza Sentral Lt.2 Jl. Jend Sudirman Kav. 47-48 Jakarta 12930
Audit Committee
Chairman : Dr. Ir. Rozik B Soetjipto
Member : Abdurrohman M. Sastra
Achmad Ma’mur
Umar Juoro
Investor Relations
Jocelle Concio
Shares Listed
Bursa Efek Indonesia Indonesia Stock Exchange
Corporate Secretary
Jenny Quantero
Auditor
Kantor Akuntan Publik Tanudiredja, Wibisana & Rekan (PricewaterhouseCoopers) Jl. HR Rasuna Said Kav. X-7 No.6 Jakarta 12940
Tel : (62 21) 521 2901