242 243
2013 Annual Report PT Vale Indonesia Tbk
Laporan Tahunan 2013 PT Vale Indonesia Tbk
Catatan atas Laporan Keuangan Notes to the Financial Statements
PT Vale Indonesia Tbk PT Vale Indonesia Tbk
31 Desember 2013 dan 2012 December 31, 2013 and 2012
2. Ikhtisar kebijakan akuntansi yang signifikan lanjutan 2. Summary of significant accounting policies continued
2.10. Penyusutan, deplesi dan amortisasi lanjutan 2.10. Depreciation, depletion and amortization continued
Nilai sisa aset, masa manfaat dan metode penyusutan ditelaah dan jika perlu disesuaikan, pada setiap akhir periode pelaporan.
The assets’ residual values, useful lives and depreciation method are reviewed and adjusted if appropriate, at the end of each reporting period.
Perseroan mengalokasi bagian dari aset tetap yang biaya perolehannya signifikan dan mendepresiasikan komponen tersebut secara terpisah jika
bagian tersebut memiliki masa manfaat yang berbeda. The Company allocates significant parts of the fixed asset costs and
depreciates separately each significant part if those parts have different useful lives.
Amortisasi biaya pemugaran dihitung berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomisnya dengan menggunakan metode garis lurus.
Amortization of refurbishment costs is calculated on the estimated economic useful life of the refurbishment using a straight-line method.
2.11. Penurunan nilai dari aset non-keuangan 2.11. Impairment of non-financial assets
Aset yang memiliki umur manfaat tidak terbatas - sebagai contoh, goodwill atau aset tak berwujud yang belum siap digunakan - tidak diamortisasi
dan dilakukan pengujian penurunan nilai secara tahunan. Aset yang diamortisasi atau disusutkan ditelaah untuk penurunan nilai jika terdapat
kejadian atau perubahan dalam keadaan yang mengindikasikan bahwa jumlah tercatat kemungkinan tidak dapat dipulihkan. Kerugian penurunan
nilai diakui sebesar jumlah dimana jumlah tercatat aset melebihi jumlah terpulihkan. Jumlah terpulihkan merupakan jumlah yang lebih tinggi
antara nilai wajar aset dikurangi biaya untuk menjual dan nilai pakainya. Dalam rangka menguji penurunan nilai, aset dikelompokkan hingga unit
terkecil yang menghasilkan arus kas terpisah unit penghasil kas. Aset non-keuangan selain goodwill yang mengalami penurunan nilai, ditelaah
untuk kemungkinan pembalikan penurunan nilai, pada setiap tanggal pelaporan.
Pemulihan rugi penurunan nilai, untuk aset selain goodwill, diakui jika, dan hanya jika, terdapat perubahan estimasi yang digunakan dalam
menentukan jumlah terpulihkan aset sejak pengujian penurunan nilai terakhir kali. Pembalikan rugi penurunan nilai tersebut diakui segera
dalam laba rugi, kecuali aset yang disajikan pada jumlah revaluasian sesuai dengan standar akuntansi lain. Rugi penurunan nilai yang diakui
atas goodwill tidak dibalik lagi. Assets that have an indefinite useful life - for example, goodwill or
intangible assets not ready to use - are not subject to amortization and are tested annually for impairment. Assets that are subject to
amortization or depreciation are reviewed for impairment whenever events or changes in circumstances indicate that the carrying amount
may not be recoverable. An impairment loss is recognized for the amount by which the asset’s carrying amount exceeds its recoverable
amount. The recoverable amount is the higher of an asset’s fair value less costs to sell and value in use. For the purposes of assessing
impairment, assets are grouped at the lowest levels for which there are separately identifiable cash flows cash-generating units. Non-financial
assets other than goodwill that suffered impairment are reviewed for possible reversal of the impairment at each reporting date.
Reversal of impairment losses for assets other than goodwill would be recognized if, and only if, there has been a change in the estimates used
to determine the asset’s recoverable amount since the last impairment test was carried out. Reversal of impairment losses will be immediately
recognized in profit or loss, except for assets measured using the revalution model as required by other accounting standards. Impairment
losses relating to goodwill would not be reversed.
2.12. Pengeluaran untuk lingkungan hidup
Operasi Perseroan telah, dan di masa akan datang mungkin akan dipengaruhi oleh secara berbeda dari waktu ke waktu perubahan-
perubahan dalam peraturan perundangan mengenai lingkungan hidup. Kebijakan Perseroan adalah memenuhi atau, jika mungkin, melampaui
semua ketentuan yang dikeluarkan oleh Pemerintah tersebut, dengan menerapkan langkah-langkah yang secara teknis telah teruji dan layak
secara ekonomis.
2.12. Environmental expenditures
The operations of the Company have been, and may in the future be affected from time to time to varying degrees by changes in
environmental regulations. The Company’s policy is to meet or, if possible, surpass the requirements of all applicable regulations issued
by the Government by the application of technically proven and economically feasible measures.
Pengeluaran-pengeluaran yang berhubungan dengan program lingkungan hidup dan reklamasi yang sedang berjalan dibebankan pada
laporan laba rugi pada saat terjadinya, atau dikapitalisasi dan disusutkan tergantung pada masa manfaat ekonomisnya. Cadangan Jaminan
Reklamasi juga telah dibentuk sesuai dengan Peraturan Pemerintah yang berlaku lihat Catatan 22a. Disamping itu, provisi atas penghentian
pengoperasian aset telah diakui sebesar taksiran biaya penutupan area tambang, penghentian dan pembongkaran fasilitas.
Expenditures that relate to ongoing environmental and reclamation programs are charged to profit or loss as incurred, or capitalized and
depreciated depending on their future economic benefits. A Reclamation Guarantee Reserve has also been set up in accordance with applicable
Government requirements refer to Note 22a. In addition, a provision for asset retirement has been recognized for the estimated costs of mine
closure, decommissioning and dismantling of facilities.
Provisi atas penghentian pengoperasian aset dicatat untuk mengakui kewajiban hukum atau konstruktif yang berkaitan dengan penghentian
penggunaan aset tetap yang berasal dari akuisisi, pembangunan atau pengembangan danatau operasi normal aset tetap. Penghentian
penggunaan aset tetap ini adalah penarikan selain penghentian sementara pemakaian termasuk penjualan, penelantaran, pendaur-
ulanganpenghapusan dengan cara lainnya. The provision for asset retirement is provided for legal or constructive
obligations associated with the retirement of a tangible long-lived asset that results from the acquisition, construction or development andor the
normal operation of a long-lived asset. The retirement of a long-lived asset is its other than temporary removal from service including its sale,
abandonment, recycling or disposal in some other manner.
Catatan atas Laporan Keuangan Notes to the Financial Statements
PT Vale Indonesia Tbk PT Vale Indonesia Tbk
31 Desember 2013 dan 2012 December 31, 2013 and 2012
2. Ikhtisar kebijakan akuntansi yang signifikan lanjutan 2. Summary of significant accounting policies continued
2.8. Sewa 2.8. Leases
Penentuan apakah suatu perjanjian merupakan, atau mengandung, sewa dibuat berdasarkan substansi perjanjian itu sendiri dan penilaian apakah
pemenuhan atas perjanjian bergantung dari penggunaan aset tertentu atau aset-aset, dan apakah perjanjian memberikan hak untuk
menggunakan aset. Determination of whether an arrangement is, or contains, a lease is
based on substance of the arrangement and assessment of whether fulfillment of the arrangement is dependent on the use of a specific asset
or assets, and the arrangement conveys a right to use the asset.
Apabila dalam suatu kontrak sewa porsi yang signifikan atas risiko dan manfaat kepemilikan aset tetap berada ditangan lessor, maka sewa
tersebut diklasifikasikan sebagai sewa operasi. Pembayaran sewa operasi dibebankan ke laporan laba rugi atas dasar garis lurus selama
masa sewa. Leases in which a significant portion of the risks and rewards of
ownership are retained by the lessor are classified as operating leases. Payments made under operating leases are charged to profit or loss on
a straight-line basis over the period of the lease.
Sewa aset tetap dimana Perseroan memiliki secara substansi seluruh risiko dan manfaat kepemilikan aset diklasifikasikan sebagai sewa
pembiayaan. Sewa pembiayaan dikapitalisasi pada awal masa sewa sebesar nilai yang lebih rendah antara nilai wajar aset sewaan atau
sebesar nilai kini pembayaran sewa minimum. Leases of fixed assets where the Company has substantially all the risks
and rewards of ownership are classified as finance leases. Finance leases are capitalized at the lease’s commencement at the lower of the
fair value of the leased property and the present value of the minimum lease payments.
Setiap pembayaran sewa dialokasikan antara bagian yang merupakan pelunasan liabilitas dan bagian yang merupakan beban keuangan
sedemikian rupa sehingga menghasilkan tingkat suku bunga yang konstan atas saldo pembiayaan. Aset tetap yang diperoleh melalui sewa
pembiayaan disusutkan dengan metode yang sama dengan metode penyusutan aset tetap yang dimiliki sendiri. Jika tidak terdapat kepastian
yang memadai bahwa Perseroan akan mendapatkan kepemilikan atas aset pada akhir masa sewa, aset tersebut disusutkan selama jangka
waktu yang lebih pendek antara umur manfaat aset dan masa sewa. Each lease payment is allocated between the liability and finance
charges so as to achieve a constant rate of interest on the finance balance outstanding. Fixed assets acquired under finance leases are
depreciated similarly to owned assets. If there is no reasonable certainty that the Company will hold the ownership by the end of the lease term,
the asset is depreciated over the shorter of the useful life of the asset and the lease term.
2.9. Aset tetap dalam penyelesaian 2.9. Construction in progress
Akumulasi biaya dari konstruksi bangunan dan instalasi mesin dikapitalisasi sebagai aset tetap dalam penyelesaian. Biaya-biaya ini
direklasifikasi kedalam aset tetap ketika konstruksi telah selesai. Depresiasi dibebankan sejak tanggal dimana aset tersebut siap
digunakan sesuai dengan tujuan yang diinginkan manajemen. The accumulated costs of the construction of buildings and the
installation of machinery are capitalized as construction in progress. These costs are reclassified to fixed assets when the construction is
complete. Depreciation is charged from the date the assets are ready for use in the manner intended by management.
Biaya keuangan dan biaya pinjaman lain, seperti biaya diskonto atas pinjaman baik yang secara langsung ataupun tidak langsung digunakan
untuk mendanai proses pembangunan aset tertentu yang memenuhi syarat, dikapitalisasi sampai proses pembangunan tersebut selesai. Untuk
pinjaman yang dapat diatribusi secara langsung pada suatu aset tertentu yang memenuhi syarat, jumlah yang dikapitalisasi adalah sebesar biaya
pinjaman yang terjadi selama tahun berjalan, dikurangi pendapatan investasi jangka pendek dari pinjaman tersebut. Untuk pinjaman yang
tidak dapat diatribusi secara langsung pada suatu aset tertentu yang memenuhi syarat, jumlah biaya pinjaman yang dikapitalisasi ditentukan
dengan mengalikan tingkat kapitalisasi dengan pengeluaran untuk aset tertentu yang memenuhi syarat. Tingkat kapitalisasi adalah rata-rata
tertimbang seluruh biaya pinjaman atas seluruh pinjaman yang belum dibayarkan, diluar pinjaman yang secara khusus digunakan untuk
perolehan asset dalam penyelesaian tertentu yang memenuhi syarat. Finance and other borrowing costs, such as discount fees on loans
either directly or indirectly used in financing construction of a qualifying asset, are capitalized up to the date when construction is complete. For
borrowings that are directly attributable to a qualifying asset, the amount to be capitalized is determined as the actual borrowing costs incurred
during the year, less any income earned on the temporary investment of such borrowings. For borrowings that are not directly attributable to a
qualifying asset, the amount to be capitalized is determined by applying a capitalization rate to the amount expended on the qualifying asset. The
capitalization rate is the weighted average of the total borrowing costs applicable to the total borrowings outstanding during the period, other
than borrowings made specially for the purpose of obtaining a qualifying asset under construction.
2.10. Penyusutan, deplesi dan amortisasi 2.10. Depreciation, depletion and amortization
Penyusutan aset tetap dihitung dengan metode garis lurus yang didasarkan atas taksiran masa manfaat suatu aset, estimasi masa
produksi cadangan bijih, atau selama masa berlakunya Kontrak Karya yang mana yang lebih dulu. Pengecualian terhadap kebijakan ini adalah
untuk fasilitas bendungan air yang penyusutannya dilakukan selama masa manfaat 40 tahun berdasarkan Keputusan Pemerintah Indonesia
tahun 1975, seperti yang dijelaskan pada Catatan 1 atas laporan keuangan ini.
Depreciation of fixed assets is calculated on the straight-line method based on the earlier of the estimated useful life of the asset, the
estimated period of production from ore reserves, or the period of the CoW. An exception to this policy is the hydroelectric dam facilities, which
are depreciated over a 40-year useful life based on the 1975 Decree of the Indonesian Government, as referred to in Note 1 to these financial
statements.
Estimasi masa manfaat untuk penyusutan aset tetap adalah sebagai berikut:
The estimated useful lives of fixed assets used for depreciation are as follows:
Tahun Bangunan bendungan dan fasilitas PLTA
5 - 40 Jalan dan jembatan
5 - 30 Bangunan
5 - 30 Pengembangan tambang
5 - 30 Pabrik dan mesin
5 - 30 Perabotan dan peralatan kantor
5 Years
Hydroelectric dam buildings and facilities 5 - 40
Roads and bridges 5 - 30
Buildings 5 - 30
Mine development 5 - 30
Plant and machinery 5 - 30
Furniture and office equipment 5
244 245
2013 Annual Report PT Vale Indonesia Tbk
Laporan Tahunan 2013 PT Vale Indonesia Tbk
Catatan atas Laporan Keuangan Notes to the Financial Statements
PT Vale Indonesia Tbk PT Vale Indonesia Tbk
31 Desember 2013 dan 2012 December 31, 2013 and 2012
2. Ikhtisar kebijakan akuntansi yang signifikan lanjutan 2. Summary of significant accounting policies continued
2.14. Pajak penghasilan 2.14. Income taxes