Nilai-Nilai yang Dikembangkan Dalam Kebhinnekaan

32 heterogenitas kultur, kemampuan dan antusiasme guru dan kepala sekolah, serta keterwakilan setiap kabupatenkota, yaitu: SDN Bangirejo 1, SDN Samirono, SDN Sekarsuli I, SDN Nanggulan I, dan SDN Wonosari I. 2 Sebagian besar guru, kepala sekolah, dan komite sekolah belum mengetahui tentang pembelajaran multikultural, bahkan asing dengan istilah pembelajaran multikultural. 3 Kemampuan guru dalam memahami multikultural dapat meningkat setelah ada sosialisasi. Hal ini dapat dilihat dari hasil pencermatan yang dilakukan pada guru setelah pelaksanaan sosialisasi. 4 Pembelajaran multikultural diberikan terpadu dengan pembelajaan Ilmu Pengetahuan Sosial PKPS, sehingga draf model pembelajarannya dinamakan “Pembelajaran Multikultural Terpadu Menggunakan Model” PMTM. 5 Model manajemen sekolah yang disarankan dan disepakati serta yang mungkin dilaksanakan untuk menunjang implementasi pembelajaran multikultural di sekolah berprinsip pada esensi manajemen berbasis sekolah dengan penekanan pada layanan dan fasilitasi pembelajaran multikultural, sehingga dinamakan Manajemen Berbasis Sekolah dan Multikultural MBS-MK. 6 Draf modul pembelajaran multikultural yang berhasil disusun telah disesuaikan dengan kurikulum Ilmu Pengetahuan Sosial PKPS SD, namun masih merupakan rintisan yang harus ditindaklanjuti untuk penyempurnaan sampai layak dan dapat diterima dan laksanakan oleh sekolah. Penelitian lain menurut hasil penelitian dari Ichsan yang berjudul Pendidikan Multikultural di SMP N 5 Makassar skripsi pada tahun 2010 yaitu pola dan penerapan pendidikan multikultural di SMP tersebut sudah berjalan, 33 seperti guru yang sudah menjalankan tugasnya mendidik siswanya tidak hanya wilayah kognitif saja akan tetapi jua afektif, psikomotorik yaitu sikap saling menghargai, toleransi, terbuka dalam berfikir, membangun kepercayaan, dan saling membutuhkan. Selanjutnya penerapan pendidikan multikultural memiliki tiga pola yang dinamakan kegiatan intrakurikuler, kegiatan ektrakurikuler dan metode pembelajaran. Mencermati beberapa hasil penelitian tersebut akan dijadikan perbandingan dengan penelitian ini. Melalui penelitian ini akan mendeskripsikan mengenai berbagai aspek yang terkait dengan implementasi pendidikan multikultural kebhinnekaan melalui pemahaman, interaksi, penanaman nilai-nilai dan strategi pembelajaran serta faktor pendukung, faktor penghambat dan solusi dalam menangani faktor penghambat.

G. Kerangka Berpikir

Belakangan ini muncul adanya tindak kekerasan yang terjadi di sekolah dasar baik itu antara teman sebaya atau guru dengan siswanya. Hal itu dipicu karena kesalahpahaman, tidak adanya sikap saling menghargai dan saling menghormati satu sama lain. Peran pendidikan sangat penting untuk mengarahkan agar perbedaan yang ada menjadi sebuah kekuatan untuk dikembangkan lagi. Sekolah merupakan tempat yang tepat dalam memperoleh pendidikan, meskipun demikian didalam sekolah ini memiliki kendala tentang adanya penerapan pendidikan multikultural karena belum ada mata pelajaran khusus mengenai pendidikan multikultural. Pendidikan multikultural