Sekolah Dasar KAJIAN PUSTAKA

33 seperti guru yang sudah menjalankan tugasnya mendidik siswanya tidak hanya wilayah kognitif saja akan tetapi jua afektif, psikomotorik yaitu sikap saling menghargai, toleransi, terbuka dalam berfikir, membangun kepercayaan, dan saling membutuhkan. Selanjutnya penerapan pendidikan multikultural memiliki tiga pola yang dinamakan kegiatan intrakurikuler, kegiatan ektrakurikuler dan metode pembelajaran. Mencermati beberapa hasil penelitian tersebut akan dijadikan perbandingan dengan penelitian ini. Melalui penelitian ini akan mendeskripsikan mengenai berbagai aspek yang terkait dengan implementasi pendidikan multikultural kebhinnekaan melalui pemahaman, interaksi, penanaman nilai-nilai dan strategi pembelajaran serta faktor pendukung, faktor penghambat dan solusi dalam menangani faktor penghambat.

G. Kerangka Berpikir

Belakangan ini muncul adanya tindak kekerasan yang terjadi di sekolah dasar baik itu antara teman sebaya atau guru dengan siswanya. Hal itu dipicu karena kesalahpahaman, tidak adanya sikap saling menghargai dan saling menghormati satu sama lain. Peran pendidikan sangat penting untuk mengarahkan agar perbedaan yang ada menjadi sebuah kekuatan untuk dikembangkan lagi. Sekolah merupakan tempat yang tepat dalam memperoleh pendidikan, meskipun demikian didalam sekolah ini memiliki kendala tentang adanya penerapan pendidikan multikultural karena belum ada mata pelajaran khusus mengenai pendidikan multikultural. Pendidikan multikultural 34 seharusnya dipahami dan juga dimengerti oleh pendidik dan juga peserta didiknya. Selain itu juga meskipun belum secara khusus ada kebijakan tentang pendidikan multikultural setidaknya sekolah perlu mengintegrasikan nilai-nilai pendidikan multikultural kesetiap mata pelajaran. Keberagaman yang ada di sekolah mulai dari agama, bahasa daerah, dan budaya bisa melahirkan konflik- konflik. Selain adanya pendidikan multikultural di Indonesia sendiri memiliki semboyan Bhineka Tunggal Ika, dimana merupakan pemersatu bangsanya. Berangkat dari kebhinnekaan yang sudah ada, sekolah mengupayakan warga sekolahnya untuk saling toleransi, meskipun toleransi saja tidak cukup untuk menciptakan lingkungan yang harmonis. Adanya keberagaman yang ada di sekolah memerlukan nilai-nilai kebhinnekaan yang berasal dari Pancasila selain nilai-nilai multikultural. Keduanya saling berkaitan dan mendukung untuk menjadikan manusia bersikap positif tanpa ada konflik. Pendidikan ditujukan untuk membenahi kualitas sumber daya manusia untuk lebih baik lagi. Pendidikan multikultural dalam konteks kebhinnekaan diberikan untuk memahami perbedaan yang ada serta mengajarkan untuk menyikapi perbedaan tersebut. Dalam UU SISDIKNAS Nomor 20 Tahun 2003 pasal 4 ayat 1 dijelaskan bahwa pendidikan diselenggarakan secara demokratis dan berkeadilan serta tidak diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai keagamaan, nilai, kultural, dan kemajemukan bangsa. Pendidikan multikultural juga merupakan transformasi pendidikan yang memberikan kritikan dan menunjukan kelemahan, kegagalan dan diskriminasi yang terjadi dalam pendidikan. Selain itu pendidikan multikultural memiliki