Implementasi Pendidikan Multikultural Kebhinnekaan Di SD Model
64
tidak menghiraukan perbedaan tersebut, justru yang tercipta adalah sikap saling menghargai. Dalam upaya mewujudkan pendidikan multikultural
dilakukan penanaman nilai yang bersumber dari Pancasila serta nilai- nilai yang mendukung. Hal tersebut dilakukan untuk memberi batasan
pada siswanya terhadap perilaku mereka kepada siswa lainnya yang memiliki latar belakang yang berbeda-beda juga.
Dalam mewujudkannya bukan menjadi tanggung jawab dari pihak sekolah saja, akan tetapi juga perlu dukungan dari berbagai pihak.
Tidak hanya dari sekolah mereka mendapatkan tentang pendidikan multikultural atau kebhinnekaan, pendidikan dari lingkungan keluarga
dan masyarakat juga menjadi pengaruh penting dalam pembentukan perilaku anak. Sekolah merupakan sarana untuk memberikan pemahaman
serta penanaman nilai-nilai kebhinnekaan kemudian bagaimana keluarga dan masyarakat memberikan pemahaman. Mau tidak mau perilaku anak
juga dipengaruhi oleh keluarga dan juga masyarakat yang ada di mana mereka tinggal.
b. Interaksi
Berdasarkan hasil observasi interaksi siswa dengan guru dan kepala sekolah cukup dekat dan tidak membeda-bedakan antara satu
dengan yang lain. Siswa memiliki rasa percaya diri yang tinggi dalam berinteraksi dalam menyampaikan pendapatnya. Hal itu juga dibuktikan
dengan wawancara kepada ibu KM, beliau menyatakan bahwa: “ Kalau disini sangat lebih bisa berkomunikasi dua arah jadi
tidak hanya ke guru tapi mereka bahkan pernah seorang siswa
65
langsung masuk ke ruang kepala sekolah dan langsung minta disediakan sabun diwastafle sekolah. Jadi disini untuk hubungan
komunikasi, interaksi itu sangat tinggi. Bahkan juga komunikasi lewat sms ke orang tua.” WcwKMKamis, 5 Juni 2014
Selain itu ketika di dalam kelas guru selalu membantu siswanya ketika dalam kesulitan, bahkan tidak memandang latar belakang anak
tersebut. Siapa saja siswanya yang mengalami kesulitan langsung dibantu.
Di dalam kelas ada beberapa kelas yang memiliki guru pengampu dua orang, dimana satu guru menjelaskan di depan dan guru yang
satunya lagi yaitu guru pembantu membantu siswa yang kurang paham, terlihat ketika ada siswa yang kurang paham guru pembantu mendatangi
siswa yang merasa kesulitan tanpa melihat latar belakang siswa tersebut. Hal tersebut menunjukan bahwa interaksi yang terjalin di dalam kelas
antara guru dengan siswa tergolong baik. Hal itu juga diperkuat oleh pernyataan ibu YS selaku kepala sekolah SD Model Kabupaten Sleman
bahwa: “Sebagian kelas kami ada dua guru. Ada yang didepan
menyampaikan materi kemudian ada guru yang melihat anak dari aspek perbedaan.”WcwYSKamis, 5 Juni 2014
Interaksi antara kepala sekolah dan guru juga terjalin akrab dimana
setiap berjalan atau bersisipan selalu bertegur sapa dan berjabat tangan. Hal itu dibuktikan dari hasil observasi ketika pagi hari peneliti menunggu
kepala sekolah untuk melakukan wawancara. Selanjutnya interaksi antara guru dengan guru juga baik saling
bertegur sapa tanpa ada suatu pembedaan antara guru yang satu dengan
66
yang lain. Dari hasil observasi guru selalu membantu guru yang lain ketika mengalami kesulitan dalam mengerjakan tugasnya.
Secara keseluruhan interaksi di SD Model Kabupaten Sleman tergolong komunikatif, karena seluruhnya selalu bersikap tidak
membeda-bedakan dari segi agama, suku, bahkan latar belakangnya yang berbeda. Semuanya saling bekerjasama untuk menciptakan kondisi yang
kondusif di dalam sekolah. c.
Nilai-Nilai yang
ditanamkan dalam
Pendidikan Multikultural
Kebhinnekaan Berdasarkan hasil wawancara nilai-nilai pendidikan multikultural
sangat penting untuk ditanamkan kepada warga sekolah. Nilai-nilai yang dikembangkan antara lain tanggung jawab, kedisiplinan, budaya antri,
mencintai lingkungan, toleransi, demokrasi, kerjasama, nasionalisme, dan saling menghormati.
Sejalan dengan pernyataan ibu Kepala Sekolah bahwa: ”Membekali anak dengan nilai tanggung jawab, kedisiplinan,
kemandirian, budaya antri atau tertib itu sudah kami tanamkan, mencintai lingkungan, toleransi apa lagi.”WcwYSKamis, 5 Juni
2014
Sama halnya yang diungkapkan oleh Bapak HD : “Toleransi antar beragama, suku, saling menghormati,
religius, demokrasi, kerjasama, nasionalisme itu selalu kami tanamkan di sekolah ini.”WcwHDSelasa, 11 Juni 2014.
67
Nilai-nilai pendidikan multikultural atau kebhinekaan juga bersumber dari pancasila, dimana pancasila sebagi simbol pemersatu
bangsa. Sejalan dengan pendapat bapak HD bahwa: “Untuk mewujudkan suatu kebhinnekaan itu sendiri di
sekolah ini perlu adanya penanaman nilai, dimana nilai tersebut bersumber dari Pancasila, karena Pancasila merupakan perwujudan
bahwa meskipun kita berbeda dan beragam tetapi kita disatukan dengan adanya Pancasila.”WcwHDSelasa, 11 Juni 2014
Sebagai sekolah percontohan di Kabupaten Sleman pendidikan multikultural perlu untuk diberikan kepada warga sekolah terutama
siswanya. Apalagi di SD ini banyak sekali keragaman mulai dari agama, suku, dan budaya yang dimiliki oleh masing-masing siswa. Perlunya
penanaman nilai-nilai pendidikan multikultural di SD ini untuk membentuk perilaku siswanya mulai sejak dini. Bapak HD menyatakan
bahwa: “Saya rasa sangat perlu sekali nilai-nilai pendidikan
multikultural, dengan adanya nilai-nilai dalam setiap siswa maupun warga sekolah berarti akan mencerminkan perilaku serta sikap
kami.”WcwHDSelasa, 11 Juni 2014
Selain itu berdasarkan hasil observasi dari aktivitas dan kegiatan memiliki nilai-nilai yang dapat dijabarkan sebagai berikut:
1 Tanggung jawab
Di SD Model ditanamkan nilai tanggung jawab melalui kegiatan, kegiatan tersebut berupa menyirami tanaman yang mereka bawa dari
rumah. Pada setiap jam istirahat siswa secara bergantian atau sesuai piket menyirami tanaman selama sepuluh menit. Artinya mereka
bertanggung jawab atas apa yang mereka bawa dari rumah serta
68
bertanggung jawab sesuai jadwal piket yang telah ditentukan. Siswa bertanggung jawab untuk merawat tanaman yang dibawa dari rumah
supaya tanaman tersebut tidak layu. Di dalam kelas juga ditanamkan nilai tanggung jawab melalui materi dalam mata pelajaran PKn, dan di
mata pelajaran lainnya seperti memberikan pekerjaan rumah atau tugas kepada siswanya. Hal tersebut akan membantu siswa untuk
bertanggung jawab akan tugas yang diberikan oleh guru. 2
Kedisiplinan Nilai kedisiplinan ditanamkan dalam proses pembelajaran dengan
materi kedisiplinan di mata pelajaran PKn, dalam proses pembelajaran juga dilaksanakan dengan tepat waktu artinya guru memulai dan
mengakhiri pembelajaran sesuai dengan waktu atau jadwal yang telah ditentukan. Selain itu dapat dilihat dalam aktivitas ketika bel masuk
siswa langsung bergegas untuk masuk kelas dan mengikuti pembelajaran. Meskipun masih ada yang terlihat terlambat ketika
masuk jam sekolah, tetapi di sekolah ini tetap mengupayakan adanya sikap disiplin. Kemudian ketika jam istirahat siswa juga terlihat
bergegas menuju ruang makan untuk makan bersama. Hal tersebut sudah menjadi kebiasaan siswa untuk belajar disiplin memanfaatkan
waktu sebaik mungkin. 3
Budaya antri Budaya antri di SD Model terlihat dalam aktivitas, setiap pagi guru
selalu berdiri di depan pintu masuk untuk berjabat tangan dengan
69
siswanya, ketika berjabat tangan siswa selalu berbaris tertib dan antri tidak berebutan maupun berdesak-desakan. Selain itu ketika siswa
masuk ke dalam kelas jam pertama siswa juga berbaris memasuki ruang kelas.
4 Mencintai lingkungan
Di SD Model siswa selalu diajarkan untuk merawat lingkungannya, seperti ketika ada siswa yang memetik daun pada
tanaman langsung ditegur oleh gurunya untuk tidak merusak. Artinya siswa diajarkan untuk selalu merawat lingkungannya, karena hal
tersebut sebagai bentuk kecintaan terhadap lingkungan agar bisa bermanfaat. Selain itu juga ada kegiatan menyirami tanaman selama
sepuluh menit pada saat jam istirahat secara bergantian sesuai dengan jadwal piket. Keadaan lingkungan sekolah juga terlihat asri dengan
tanaman-tanaman hijau yang terawat. Sehingga siapapun yang berada di sekolah tersebut akan merasa nyaman dan sejuk dengan suasana
sekolahnya. 5
Toleransi saling menghormati Nilai toleransi adalah nilai yang paling penting ditanamkan di
SD ini, dengan adanya toleransi antara warga sekolah maka akan tercipta suasana yang harmonis didalam keberagaman yang ada di SD
ini. Nilai toleransi ditanamkan sebelum pembelajaran dimulai dalam berdo’a, dimana masing-masing agama sedang melakukan do’a
sebelum belajar.
70
Senada dengan ibu YD bahwa: “Nilai toleransi paling penting, dengan cara setiap berdo’a
sebelum pelajaran selalu memberi kesempatan anak-anak untuk memimpin berdo’a secara bergantian. setiap agama mau yang
islam dulu ataupun kristen, hindu pokoknya diberi kesempatan seperti
itu disamping
selain toleransi
juga saling
menghargai.”WcwYDSenin, 2 Juni 2014 Selain dalam bentuk kegiatan dan pembiasaan, penanaman nilai-
nilai tersebut juga dilakukan saat pembelajaran seperti melalui pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dan Agama.
Berdasarkan hasil wawancara dengan bapak US : “Yang kita tekankan dalam bhineka tunggal ika dalam PKn
dan Agama bahwa Indonesia terdiri dari berbagai macam suku sehingga
kita tekankan
seperti saling
menghargai, toleransi.”WcwUSSelasa, 3 Juni 2014
Selain nilai-nilai di atas ada nilai-nilai multikultural juga bersumber dari Pancasila, dan ini merupakan nilai pokok yang perlu
ditanamkan pada warga sekolah, berdasarkan hasil observasi nilai-nilai yang ditanamkan seperti:
1 Nilai Religius
Nilai religius yang ada di SD ini yaitu dilakukan dengan kegiatan TPA setiap pagi hari sebelum kegiatan pembelajaran dimulai,
sekolah memfasilitasi guru di masing-masing agama untuk membimbing siswanya. Dalam agama islam satu guru ditugaskan
untuk mengampu 10 siswa dan pembelajaran dilakukan di Mushola, kemudian agama katolik, kristen, dan hindu masing-masing satu guru
saja dan disedikannya tempat atau ruang yang kosong.
71
Seperti yang diungkapkan oleh ibu NR bahwa: “Penanaman nilai-nilai tadi ditanamkan di dalam kelas
saat pembelajaran sesuai dengan tema, kalau di luar kelas TPA dimana kegiatan tersebut dilakukan rutin setiap pagi hari
sebelum pelajaran dimulai.”WcwNRSenin, 2 Juni 2014
2 Nilai Kemanusiaan
Nilai kemanusiaan di SD Model ditanamkan dengan menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia. Dibuktikan dengan hasil observasi bahwa
antar warga sekolah dapat berdampingan dengan menghargai perbedaan yang ada sehingga tercipta kerukunan. Selain itu juga
dalam pembelajaran PKn diajarkan untuk selalu menghargai hak setiap orang.
3 Nilai Persatuan
Nilai persatuan timbul dengan sendirinya, karena dengan kondisi yang beragam warga sekolah berusaha untuk menjadi satu
atau merasa memiliki keluarga yang berbeda-beda dan tidak menjadi masalah. Justru dengan adanya perbedaan ataupun keberagaman
menjadi kekuatan tersendiri dalam mencapai tujuan pendidikan. Seperti yang diungkapkan bapak G:
“Dengan keberagaman kita bisa menimbulkan rasa kebersamaan dan persatuan serta tidak menimbulkan perbedaan
untuk bersama mencapai tujuan.”WcwGSabtu, 7 Juni 2014
Selanjutnya nilai persatuan yang ditanamkan di sekolah ini yaitu kegiatan rutin seperti Upacara, dimana dilakukan setiap hari senin dan
juga pada hari-hari tertentu. Berdasarkan hasil observasi SD Model
72
melakukan upacara setiap hari senin di halaman sekolah. Dengan dilakukannya upacara di SD ini berarti telah menanamkan jiwa
persatuan, nasionalisme kepada siswanya. 4
Nilai demokrasi Nilai demokrasi ditanamkan di dalam kelas, hal itu dilakukan
ketika awal memasuki kelas seperti pemilihan ketua kelas, ketua kelas dipilih dengan cara bermusyawarah. Dengan begitu siswa terlatih
untuk selalu mengambil keputusan secara bersama melalui menerima pendapat atau masukan dari orang lain. Seperti yang diungkapkan oleh
Ibu YD : “Demokrasi dilatih dari awal, diajari untuk musyawarah
atau mufakat
contohnya seperti
pemilihan ketua
kelas.”WcwYDSenin, 2 Juni 2014 Selanjutnya ketika dalam pembelajaran di kelas siswa selalu
diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapat, bertanya serta menjawab pertanyaan dengan mengacungkan jari.
5 Nilai Keadilan
Nilai keadilan juga ditanamkan kepada siswanya. Saat pembelajaran guru berlaku adil dengan siswanya, tidak membedakan
antara yang satu dengan yang lain tidak ada yang diperlakukan dengan istimewa. Begitupun dengan siswanya, siswa yang satu dengan yang
lain tidak terlihat bergerombolan semuanya membaur tidak memilih teman. Di dalam kelas guru menekankan kepada siswa untuk berlaku
adil kepada siapapun.
73
Seperti yang diungkapkan Ibu W: “Menekankan ke anak bahwa kita sama, kita saudara jadi
jangan pernah membeda-bedakan, apalagi tidak mau berteman dengan yang berbeda.”WcwWSabtu, 7 Juni 2014
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa SD Model sudah menanamkan nilai-nilai multikultural yang meliputi tanggung jawab,
disiplin, mencintai lingkungan, budaya antri serta toleransi, selain itu juga nilai-nilai yang bersumber dari pancasila diantaranya nilai religius,
nasionalisme, demokrasi, persatuan dan keadilan. Selain melakukan kegiatan atau aktivitas yang menanamkan nilai-nilai tersebut juga
ditanamkan melalui pembelajaran PKn dan Agama ketika di dalam kelas. d.
Strategi Pelaksanaan Pendidikan Multikultural Kebhinnekaan Pendidikan multikultural merupakan usaha untuk menciptakan
pendidikan yang tidak diskriminatif. Pendidikan ini ditanamkan sejak sedini mungkin kepada siswanya mulai dari TK hingga tingkat perguruan
Tinggi, meskipun masih ada sekolah yang belum menerapkannya secara langsung. Terkait dengan pelaksanaan pendidikan multikultural di SD
Model Kabupaten Sleman proses pendidikan sendiri tidak hanya mentransfer nilai-nilai yang ada dalam pendidikan multikultural, akan
tetapi juga termasuk dalam kegiatan-kegiatan yang mampu membatasi nilai-nilai baru yang belum ada di dalam masyarakat. Sekolah merupakan
lembaga pendidikan yang di dalamnya terdapat berbagai kegiatan mentransfer ilmu dan juga nilai dari pendidik kepada peserta didik.
Bukan berarti hanya tanggung jawab dari pendidik saja, akan tetapi juga
74
pihak-pihak sekolah lainnya yang memiliki kesungguhan serta komitmen. Di SD Model Kabupaten Sleman sangat memperhatikan nilai-
nilai pendidikan multikultural, sebagai sekolah percontohan dimana sekolah ini memiliki siswa yang beragam dan juga sering dijadikan
kunjungan dari universitas di luar negeri, sekolah ini memberikan penanaman nilai pendidikan multikultural guna membentengi siswanya
dari pengaruh luar. Dilihat dari visi sekolah ini yang memiliki wawasan global, maka
sangat penting ditanamkannya nilai-nilai pendidikan multikultural. Siswa harus memiliki pegangan yang kuat agar tidak terlarut dalam arus
globalisasi yang memiliki sifat negatif. Ibu kepala sekolah mengatakan bahwa perlunya diberikan nilai-nilai pendidikan multikultural kepada
siswa dalam rangka menjadikan siswa lebih baik lagi dalam bersikap dan juga berperilaku terhadap orang lain yang berbeda latar belakang.
Apalagi sekolah ini sering mendapat kunjungan dari luar negeri. Dimana sekolah ini juga harus bisa menggunakan bahasa Inggris untuk bisa
berkomunikasi dan memperkenalkan tentang sekolahnya, tidak dipungkiri bahwa siswa di SD model banyak yang fasih menggunakan
bahasa Inggris akan tetapi mereka juga tetap menjunjung tinggi bahasa Indonesia dan juga bahasa Ibu. Dengan mereka bisa untuk berbahasa
Inggris maka mereka dapat memperkenalkan budayanya kepada orang asing dan juga bisa menarik orang asing untuk tertarik belajar tentang
bahasa dan kebudayaan yang kita miliki.
75
Implementasi pendidikan multikultural atau kebhinnekaan di sekolah ini dilakukan dengan cara pembiasaan dalam kegiatan
pembelajaran dan kegiatan sekolah. Berdasarkan studi dokumen pengembangan pembiasaan merupakan kegiatan yang dilakukan secara
terus-menerus dan ada dalam kehidupan sehari-hari, sehingga menjadi kebiasaan yang baik. Pengembangan pembiasaan meliputi perkembangan
moral, nilai-nilai agama, serta pengembangan sosial, emosional, dan juga kemandirian. Dari aspek perkembangan moral dan nilai-nilai agama
diharapkan akan meningkatkan ketaqwaan anak terhadap Tuhan dan membina sikap anak dalam rangka meletakkan dasar agar anak menjadi
warga negara yang baik. Aspek perkembangan sosial dan kemandirian dimaksudkan untuk membina anak agar dapat mengendalikan emosinya
secara wajar dan dapat berinteraksi dengan sesamanya serta dapat menolong dirinya, kaitannya dengan pendidikan multikultural adalah dari
pembiasaan tersebut diharapkan mampu menjalin hubungan yang harmonis ditengah keberagaman baik beda agama, suku dan budaya yang
ada di sekolah. Pembiasaan yang dilakukan di SD Model dibagi menjadi dua, yaitu
1 Pembiasaan Rutin
Pembiasaan rutin yaitu pembiasaan yang bersifat insidental. Pembiasaan rutin yang dilakukan yaitu seperti upacara bendera setiap
hari senin dan juga hari-hari tertentu. Selain itu juga berdo’a sebelum dan sesudah kegiatan.
76
Hal tersebut diperkuat oleh ibu YD bahwa: “Selain dalam pembelajaran juga kegiatan diluar seperti
upacara, kegiatan keagamaan itu pasti ada nilai-nilai yang diberikan kepada siswa itu sendiri.” WcwYDSenin, 2 Juni
2014
2 Pembiasaan terprogram
Pembiasaan terprogram
biasanya bersifat
mendadak. Pembiasaan terprogram yang dilakukan antara lain peringatan hari
besar keagamaan pada masing-masing agama. Di SD model selalu melakukan peringatan hari besar setiap agama, hal itu dilakukan untuk
menghargai setiap agama yang dianut oleh warga sekolah. seperti yang dikatakan oleh ibu Kepala Sekolah bahwa :
“Ada hari besar agama yang dirayakan kemudian juga tidak berhenti disitu akan tetapi realisasinya seperti apa.
Kemudian juga harus mendorong anak untuk mempunyai konsep diri yang jelas.”WcwYSKamis, 5 Juni 2014
Selain itu sebagai contohnya seperti kegiatan outing setiap akhir tema pembelajaran, dimana kegiatan tersebut secara tidak langsung
mengajarkan anak untuk bekerjasama dan juga tanggung jawab, kemudian juga pembiasaan dalam mencintai lingkungan seperti
menyiram tanaman serta kegiatan TPA yang ditujukan untuk semua agama. Selain itu penerapan pendidikan multikultural juga
diintegrasikan ke dalam mata pelajaran dengan memberikan nilai- nilai, seperti yang di ungkapkan oleh ibu Kepala Sekolah bahwa:
“Melalui pembiasaan di sekolah yang disiplin, mandiri dan juga ada outing serta ketika anak membawa apa dari rumah itu
juga harus dipertanggungjawabkan oleh masing-masing anak. Nilai agama dengan adanya TPA kemudian mencintai
77
lingkungan dengan cara membawa tanaman dari rumah kemudian dirawat seperti 10 menit untuk menyirami tanaman
ketika pagi hari dengan jadwal berbeda.”WcwYSKamis, 5 Juni 2014
Hal tersebut juga diperkuat oleh pernyataan ibu NR sebagai berikut:
“Tergantung dengan materi atau tema pembelajaran, jadi multikultural diintegrasikan dengan mata pelajaran yang bisa
disisipi nilai-nilai tersebut seperti PKn, agama, IPS, dan seni budaya juga bisa.”WcwNRSenin, 2 Juni 2014
Berdasarkan beberapa pendapat dari narasumber diatas jelas bahwa sekolah ini sudah menerapkan pendidikan multikultural dengan
metode pembiasaan dan juga mengintegrasikan ke dalam kegiatan sekolah dan juga pembelajaran di kelas. Selain itu sekolah juga
melakukan pembiasaan bersalaman ketika pagi hari dengan guru, kemudian juga berdo’a yang di suarakan keras dengan cara bergantian
setiap agama di awal sebelum pembelajaran dimulai. Selain pembiasaan pendidikan multikultural juga diintegrasikan
dalam kegiatan rutin sekolah seperti dalam upacara bendera yang dilakukan setiap hari senin dan ketika hari-hari tertentu. Kemudian
juga pemberian pujian kepada siswa ketika siswanya melakukan tindakan yang positif serta guru berani menegur siswanya secara
langsung ketika siswanya melakukan tindakan yang tidak terpuji. Selanjutnya dalam keteladanan guru dalam memberikan contoh
kepada peserta didiknya. Guru harus bisa memberikan contoh yang baik kepada siswanya, karena guru itu dijadikan panutan di sekolah
78
seperti dalam memperlakukan siswanya dengan sama rata tanpa membeda-bedakan antara yang satu dengan yang lain baik dari segi
kepintaran, agama, suku, serta budayanya. Sekolah mendukung pendidikan multikultural dengan wujud
penyediaan sarana-prasarana atau fasilitas yang diberikan seperti mencarikan tenaga pendidik dari masing-masing agama, selanjutnya
juga adanya kegiatan ekstrakurikuler yang disediakan sekolah sesuai minat anak.
Berdasarkan dari wawancara dengan kepala sekolah diperoleh data bahwa cara yang dilakukan guru untuk menanamkan nilai-nilai
multikultural atau kebhinnekaan tersebut dengan memasukkan ke dalam mata pelajaran. Pengintegrasian dalam mata pelajaran yaitu
dilakukan di setiap pokok bahasan atau tema dalam pembelajaran dimana nilai-nilai tersebut tercantum dalam RPP ataupun silabus.
Seperti penanaman nilai kerjasama, saling menghargai. Hal tersebut senada dengan pernyataan ibu W bahwa:
“Strateginya kita masukkan dalam pelajaran itu misalnya kita memberi contoh, kemudian anak bercerita kita menanggapi
cerita anak, itu nanti nilai-nilai multikultural bisa masuk ke pada anak.”WcwWSabtu, 7 Juni 2014
Tidak hanya dari segi nilai-nilai saja akan tetapi juga pemahaman siswa terhadap multikultural meskipun tidak secara
langsung, seperti yang diungkapkan oleh bapak G: “Dalam setiap pembelajaran di kelas pasti diberikan
pemahaman tersebut tema tertentu. Kemudian juga ketika awal masuk sekolah itu juga pengenalan kegiatan-kegiatan yang ada
79
di sekolah ini. Dimana kegiatan di sini juga beraneka ragam sesuai dengan minat siswanya.”WcwGSabtu, 7 Juni 2014
Berbagai upaya dilakukan SD Model Kabupaten Sleman untuk mewujudkan perbedaan yang ada dapat hidup berdampingan
memperoleh pendidikan tanpa ada suatu konflik yang terjadi atau ada pembatas antara satu dengan yang lain.