24
kesukuan perlu ditekannya suatu sistem nilai baru. Sebagai sistem baru atau paradigma baru dalam suatu sistem perlu diarahkan pada
pengembangan konsep negara-bangsa yaitu NKRI yang didasarkan pada kebudayaan dari berbagai suku bangsa di Indonesia.
c. Konsep pendidikan multikultural normatif, yaitu konsep pendidikan
multikultural yang deskriptif yang hanya mengakui adanya pluralitras budaya dari suku-suku bangsa di Indonesia. Tidak hanya itu saja tetapi
juga mempunyai tugas untuk mewujudkan kebudayaan Indonesia yang dimiliki oleh suatu negara-bangsa. Konsep pendidikan normatif adalah
konsep yang dapat mewujudkan cita-cita tersebut. Namun untuk mewujudkannya tidak boleh jatuh pada kekeliruan masa lalu yang
menjadikan konsep pendidikan multikultural normatif sebagai suatu paksaan dengan menghilangkan keanekaragaman budaya lokal, tetapi
pendidikan multikultural normatif justru memperkuat identitas suatu suku yang dapat menyumbangkan bagi terwujudnya suatu kebudayaan
Indonesia yang dimiliki oleh seluruh bangsa Indonesia. Konsep pendidikan multikultural normatif dengan sendirinya akan menjadi
tuntunan asas hak asasi manusia dan menjadi hak untuk mempunyai dan mengambangkan budaya sendiri.
d. Pendidikan multikultural merupakan suatu rekonstruksi sosial, dimana
upaya untuk melihat kembali kehidupan sosial yang dewasa ini. Salah satu masalah yang timbul akibat berkembangnya rasa kedaerahan,
identitas kesukuan dari perorangan atau suku bangsa Indonesia yang
25
dapat menimbulkan pergeseran horisontal dan menjadikan konflik. Akhirnya pendidikan multikultural yang awalnya memperdalam akan
rasa identitas kesukuan yang kemudian secara terbuka mengenal dan mengerti akan nilai-nilai sosial budaya dan agama dari susku-suku lain
yang bersatu dalam pluralitas suku-suku yang beragam. e.
Pendidikan multikultural di Indonesia memerlukan pedagogik baru. Untuk mewujudkan masyarakat Indonesia baru maka pedagogik
tradisional tidak dapat lagi digunakan. Pedagogik baru yang dibutuhkan yaitu pedagogik pemberdayaan, dan pedagogik kesetaraan sesama
manusia dalam kebudayaan yang beragam. f.
Pendidikan multikultural bertujuan untuk mewujudkan visi Indonesia masa depan serta etika berbangsa. TAPMPR RI Tahun 2001 No. VI dan
VII mengenai visi misi Indonesia masa depan serta etika kehidupan berbangsa perlu dijadikan pedoman yang sangat berharga dalam
mengembangkan konsep pendidikan multikultural.
2. Ciri-Ciri pendidikan Multikultural
Dalam buku Choirul Mahfud 2006: 179 pendidikan multikultural
memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a. Tujuannya membentuk manusia budaya dan menciptakan masyarakat
berbudaya. b.
Materinya mengajarkan nilai-nilai luhur kemanusiaan, nilai-nilai bangsa, dan nilai-nilai kelompok etnis kultural.
26
c. Metodenya demokratis, yang menghargai aspek-aspek perbedaan dan
keberagaman budaya bangsa dan kelompok etnis multikulturalis d.
Evaluasinya ditentukan pada penilaian terhadap tingkah laku anak didik yang meliputi persepsi, apresiasi, dan tindakan terhadap budaya lain.
3. Tujuan Pendidikan Multikultural
Tujuan Multikultural memiliki tujuan awal dan akhir, tujuan awalnya yaitu membangun wacana pendidikan multikultural dikalangan guru, dosen,
ahli pendidikan, pengambil kebijakan pendidikan. Sedangkan tujuan akhirnya adalah agar peserta didik tidak hanya mampu memahami dan
menguasai materi pelajaran yang dipelajarinya akan tetapi peserta didik juga diharapkan mempunyai karakter yang kuat untuk selalu bersikap
domokratis, pluralis, dan humanis Ainul Yaqin, 2005: 26. Sedangkan Menurut Clive Back tujuan pendidikan multikultural
adalah: ”a.Teaching ethnic” student about their own ethnic culture,
including perhaps, heritage language instruction; and b Teaching all student about various tradisional cultures,at home and abroad. While such
studies can be pursuit in a variety of ways, what is unsually missing is systematic treatment of fundamental issues of cultur and ethnicity; c
Promoting acceptance of ethnic diversity in society d Showing that people of differents religions, races,national background and so on are equel worth
e Fostering full acceptance and equitable treatment of the etnic sub- cultures associated with different religions, race, national background,etc.in
one’s own country and in other parts of the world; f Helping student to works toward more adequate cultural form, for themselves and for society.
Ngainun Naim dan Achmad Sauqi 2008 : 52-53
Tujuan pendidikan multikultural diarahkan kepada pengajaran kepada
peserta didik etnik tertentu tentang kebudayaan yang dimiliki, selain itu juga peserta didik diajari tentang keanekaragaman budaya tradisional baik
27
didalam atau diluar negeri seperti pembelajaran yang mengambil isu-isu tentang budaya dan etnik dalam suatu masyarakat. Kemudian
Mempromosikan penerimaan adanya perbedaan keanekaragaman etnik dalam masyarakat. Dengan perbedaan agama, ras, suku kebangsaan setiap
individu memiliki kebebasan yang sama. Menunjukkan penerimaan secara penuh dengan menyeimbangkan budaya sub etnik dengan perbedaan agama,
ras, suku kebangsaan dalam satu negara dan di bagian negara yang lain di dunia. Pendidikan multikultural juga membantu siswa untuk menyesuaikan
bentuk budaya, untuk dirinya sendiri dan untuk masyarakat. Dari beberapa tujuan diatas dikatakan bahwa pendidikan multikultural
berusaha untuk menerima perbedaan yang ada didalam diri manusia dengan menyajikan kemasan pendidikan yang mampu menjadi karakter dalam diri
manusia itu sendiri.
D. Kebhinnekaan
1. Sejarah Bhinneka Tunggal Ika
Semboyan Bhinneka Tunggal Ika diungkapkan pertama kali olehMpu Tantular, pujangga agung kerajaan Majapahit yang hidup pada
masa pemerintahan Raja Hayamwuruk, di abad ke empat belas 1350-1389. Sesanti tersebut terdapat dalam karyanya; Sutasoma yang berbunyi: “Bhinna
ika, tan
hana dharma
mangrwa,” yang
artinya “Berbeda-
beda itu, satu itu, tidak ada pengabdian yang mendua.”
28
Semboyan yang kemudian dijadikan prinsip dalam kehidupan dalam sembilan pemerintahan kerajaan Majapahit itu untuk mengantisipasi adanya
keanekaragaman agama yang dipeluk oleh rakyat Majapahit pada waktu itu. Meskipun
mereka berbeda
agama tetapi
mereka tetap
satu dalam pengabdian. Apabila kita ingin bersatu, persoalan pokoknya bukanlah
menghilangkan perbedaan. Dengan demikian Bhinneka Tunggal Ika merupakan semboyan yang
merupakan kesepakatan bangsa, yang ditetapkan dalam UUD. Oleh karena itu untuk dapat dijadikan acuan secara tepat dalam hidup berbangsa dan
bernegara, makna Bhinneka Tunggal Ika perlu dipahami dengan baik. Dwi ari, dkk, 2013: 8-9
2. Pengertian Kebhinnekaan
Dalam Pasal 36A UUD Tahun 1945 disebutkan bahwa Lambang Negara ialah Garuda Pancasila dengan semboyan Bhineka Tunggal Ika.
Bhineka Tunggal Ika memilili arti berbeda-beda tetap satu. Sedangkan dalam kamus besar bahasa indonesia kebhinnekaan berasal dari kata bi-ne-
ka yang berarti beragam; beranekaragam.
Lawrence Blum 2001: 16 menyatakan:
“Kebhinnekaan meliputi sebuah pemahaman, penghargaan, dan penilaian terhadap kebudayaan-kebudayaan orang lain, bukan dalam
arti menyetujui seluruh aspek dari kebudayaan-kebudayaan tersebut, melainkan mencoba melihat bagaimana kebudayaan tertentu dapat
mengekpresikan nilai bagi anggota-anggotanya sendiri”
Bhineka artinya keragaman yaitu perbedaan budaya, adat istiadat, agama, suku, dan ras yang dimiliki bangsa Indonesia. Keragaman inilah