Kerangka Berpikir KAJIAN PUSTAKA

36 Adapun kerangka pikirnya sebagai berikut : Gambar. 1. Kerangka Berfikir Penelitian Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 4 ayat 1 Implementasi Pendidikan Multikultural Kebhinnekaan Kepala Sekolah Guru Siswa Strategi Penerapan Pendidikan Multikultural kebhinnekaan Faktor Penghambat Faktor Pendukung Solusi 37

H. Pertanyaan Penelitian

1. Bagaimana pemahaman mengenai pendidikan multikultural kebhinnekaan? 2. Bagaimana interaksi yang dibangun melalui pendidikan multikultural kebhinnekaan? 3. Bagaimana penanaman nilai-nilai pendidikan multikultural kebhinnekaan? 4. Bagaimana strategi pembelajaran pendidikan multikultural kebhinnekaan? 5. Dukungan apa yang diberikan dalam pelaksanaan pendidikan multikultural? 6. Hambatan apa yang dihadapi dalam penerapan pendidikan multikultural? 7. Solusi apa yang digunakan dalam mengatasi hambatan yang ada dalam pelaksanaan pendidikan multikultural? 38

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif, yaitu penelitian yang berusaha mendekripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi saat sekarang. Menurut Bodgan dan Taylor Moleong, 2002: 4 penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang teretentu melalui perilaku yang diamati. Dalam penelitian ini telah diamati unsur-unsur multikultural dalam sekolah dimana sudah dilakukan pengamatan terhadap kejadian yang ada sekolah tersebut serta mendiskripsikan keterangan-keterangan data yang didapat dari wawancara saat penelitian. Dengan adanya penelitian ini telah diperoleh hasil mengenai implementasi pendidikan multikultural yang ada di SD Model Kabupaten Sleman. B. Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah orang-orang yang dipandang memiliki pemahaman mengenai situasi yang ada di lingkungan sekolah yang diteliti. Hal ini dilakukan agar memiliki keefektifan waktu, tenaga, dan biaya. Informan didapatkan melalui key informant. Key informant dalam penelitian ini peneliti menemui pertama kali di SD Model Kabupaten Sleman adalah Kepala Sekolah. Berdasarkan dari informasi tersebut, maka peneliti menemukan tentang kondisi dan situasi yang ada di sekolah tersebut terutama dalam hal multikultural. 39 Karakteristik subjek atau informan pada penelitian ini adalah: 1. Berjenis laki-laki atau perempuan. 2. Mengetahui tentang pendidikan multikultural kebhinekaan. 3. Berinteraksi langsung dengan siswanya. Pada penelitian ini, informan berjumlah 9 orang. Untuk mendapatkan data yang akurat, maka peneliti menggali informasi langsung dari kepala sekolah SD Model serta beberapa guru dari masing-masing tingkat kelas sebagai orang yang memberikan proses belajar mengajar di dalam kelas serta siswa. Subjek penelitian yaitu kepala sekolah, guru, serta siswa sebagai informan untuk memperoleh data tentang hal-hal yang berkaitan dengan pendidikan multikultural yang ada disekolahan tersebut.

C. Setting Penelitian

Penelitian ini sudah dilaksanakan di SD Model Kabupaten Sleman yang berada di Blotan Wedomartani Ngemplak Sleman Yogyakarta. Adapun alasan dipilihnya SD Model Kabupaten Sleman sebagai setting penelitian ini karena SD Model merupakan SD yang dijadikan percontohan di Kabupaten Sleman serta kondisi siswanya yang memiliki keragaman menjadi daya tarik tersendiri karena berbeda dari sekolah pada umumnya yang biasanya kondisi siswanya homogen. Dengan kondisi di atas mempermudah peneliti dalam menemukan dan mendapatkan data informasi yang dibutuhkan mengenai implementasi pendidikan multikultural kebhinekaan di SD Model Kabupaten Sleman. 40 Untuk memperoleh informasi tentang implementasi pendidikan multikultural kebhinekaan di SD Model Kabupaten Sleman, peneliti mengamati langsung dengan melakukan penelitian di SD Model kabupaten Sleman.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian karena sebagai alat untuk mengumpulkan atau mendapatkan data. Sugiyono, 2011: 308. Data dalam penelitian ini, dikumpulkan dengan melakukan observasi, wawancara dan dokumentasi. 1. Observasi Observasi adalah metode pengumpulan data dimana peneliti mencatat berbagai informasi yang mereka saksikan selama penelitian. Kegiatan observasi dalam penelitian ini meliputi pencatatan secara sitematik kejadian-kejadian, perilaku, objek-objek yang dilihat dan hal-hal lain yang diperlukan dalam mendukung penelitian yang sedang dilakukan Jonathan, 2006: 224. Observasi dalam penelitian ini untuk mengamati unsur pendidikan multikultural dalam bentuk fasilitas dan alat penunjang maupun dari segi pembelajaran serta interaksi yang ada dalam proses pembelajaran. 2. Wawancara Wawancara ialah percakapan dengan maksud tertentu. Sumber data yang paling utama dalam penelitian kualitatif adalah manusia dalam posisi narasumber atau informan. Untuk mengumpulkan informasi dari sumber data di perlukan metode wawancara. Dalam wawancara digunakan pedoman