Pengaruh Kompetensi Perawat terhadap Kinerja Perawat

4.6. Pengaruh Kompetensi Perawat terhadap Kinerja Perawat

Pengaruh Kompetensi Perawat mencakup Pengetahuan, Sikap dan Keterampilan dilakukan dengan menggunakan uji regresi linear ganda pada taraf kepercayaan 95. Hasil penelitian dapat di lihat pada Tabel 4.11. Tabel 4.11. Hasil Uji Regresi Ganda No Variabel ß P 1. Pengetahuan 0,139 0,278 2. Sikap 0,311 0,006 3. Keterampilan 0,453 0,000 Konstanta 0,032 Adjusted R Square 0,549 Faktor yang paling dominan Tabel 4.11 di atas menunjukkan bahwa variabel Kompetensi yang mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap Kinerja Perawat adalah variabel Sikap p=0,006, dan variabel Keterampilan p=0,000, sehingga dapat dirumuskan model regresi linear berganda seperti berikut ini: ý= a+ß 2 χ 2 + ß 3 χ 3 ý= 0,032 + 0,311 sikap + 0,453 keterampilan Persamaan regresi linear berganda tersebut di atas menjelaskan bahwa Kinerja Perawat akan meningkat jika dilakukan peningkatan Sikap dan Keterampilan Perawat. Adapun besar pengaruh kedua variabel ini adalah sebesar 0,796, artinya 79,6 Kinerja Perawat dipengaruhi oleh variabel Sikap dan Keterampilan sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak di teliti dalam penelitian ini. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara BAB 5 PEMBAHASAN 5.1. Kinerja Perawat Puskesmas Pada dasarnya Kinerja adalah hasil kerja seseorang dalam suatu organisasi berdasarkan tugas pokok dan fungsinya serta tanggung jawab dalam organisasi. Menurut Prawirosentono, 1999, Kinerja adalah hasil kerja yang dapat di capai seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi sesuai dengan wewenang dan tangung jawabnya dalam rangka upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral dan etika. Kinerja dalam penelitian ini berhubungan dengan Kinerja Perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan pasien dan keluarga di Puskesmas serta pelaksanaan kegiatan Posyandu dan imunisasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 42,1 Perawat Puskesmas mempunyai Kinerja kategori sedang, 31,6 Perawat dengan Kinerja kategori baik dan 26,3 mempunyai Kinerja kategori kurang. Berdasarkan indikator Kinerja Perawat Puskesmas menunjukkan bahwa 26,3 Perawat sangat setuju tentang pemahaman Perawat dalam mengidentifikasi faktor risiko terhadap masalah kesehatan yang dihadapi di masyarakat, 36,8 setuju berkaitan dengan menulis laporan kondisi pasien secara lengkap, dan mayoritas 34,2 Perawat memberdayakan masyarakat. Sedangkan responden yang sangat tidak setuju mayoritas 28,9 harus berpakaian dinas selama melaksanakan Universitas Sumatera Utara pekerjaan, dan menyimpan arsip keperawatan. Keseluruhan indikator tersebut berimplikasi terhadap Kinerja Perawat secara utuh. Hasil penelitian ini memberikan kontribusi informasi bahwa pada kenyataannya Kinerja Perawat Puskesmas di Kabupaten Deli Serdang masih rendah. Selama ini penilaian Kinerja Perawat Puskesmas hanya dilakukan melalui Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan DP3 untuk menilai Kinerja PNS, namun pada kenyataannya penilaian tersebut cenderung subjektif dan hanya berguna untuk pengurusan administrasi kepegawaian saja seperti kenaikan pangkat. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Kristiani 2006, bahwa Kinerja petugas vaksin di Puskesmas dipengaruhi oleh faktor individu seperti: pengetahuan, motivasi, pelatihan dan masa kerja serta faktor organisasi berupa hubungan kerja. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan pengetahuan dan motivasi kerja dengan kinerja petugas vaksin puskesmas p=0,006. Pada era informasi dewasa ini, kelompok “pekerja” yang akan memainkan peran yang dominan adalah yang mahir dalam mencari dan memilih data yang tepat dan mengolahnya menjadi informasi yang akurat, kemudian mentransformasikannya menjadi pengetahuan yang bermanfaat bagi perusahaan serta diminati oleh konsumenpasar. Dengan memiliki pengetahuan yang di tunjang dengan kemajuan teknologi pengolahan data dan informasi, kelompok pekerja ini mampu memberikan “nilai tambah” terhadap produk barang, jasa, solusi yang dihasilkan oleh perusahaan tempatnya bekerja Ruky, 2004. Apabila dihubungkan antara pernyataan di atas Universitas Sumatera Utara dengan hasil penelitian, jelas pengetahuan yang dimiliki oleh petugas Puskesmas sangat bermanfaat bagi kinerjanya dalam pelaksanaan program Puskesmas, bila semakin tinggi pengetahuan petugas maka akan semakin baik Kinerja petugas Puskesmas. Implikasi dari Kinerja Perawat Puskesmas adalah cerminan dari Kinerja Puskesmas secara umum. Keberhasilan organisasi Puskesmas sebagai suatu organisasi dalam mencapai tujuannya, tidak terlepas dari pegawainya, karena pegawai bukan semata-mata menjadi obyek dalam mencapai tujuan organisasi tetapi juga menjadi subyek atau pelaku. Mereka dapat menjadi perencana, pelaksana, pengendali yang selalu berperan aktif dalam mewujudkan tujuan organisasi serta mempunyai pikiran, perasaan, dan keinginan yang dapat mempengaruhi sikapnya terhadap pekerjaannya. Sikap ini akan menentukan prestasi kerja, dedikasi, dan kecintaan terhadap pekerjaan dan tanggung jawab yang dibebankan kepadanya Pendapat lain menyatakan bahwa keberhasilan suatu organisasi sangat ditentukan oleh keberhasilan pegawai dan kelompok pegawai Fathoni, 2006. Pendapat ini mempunyai konsekwensi adanya suatu tuntutan kepada organisasi untuk lebih memperhatikan aspek-aspek kritis yang merupakan faktor penentu keberhasilan Kinerja pegawai sehingga pegawai melaksanakan semua tanggung jawabnya dan memperoleh kepuasan kerja. Pendapat lain juga mengemukakan bahwa kepuasan bawahan dipengaruhi oleh keterbukaan komunikasi dalam kelompok, dan Kinerja pimpinan itu sendiri Ruky, 2004. Universitas Sumatera Utara Kinerja yang sudah baik menjadi potensi untuk mendukung perubahan. Perubahan jam kerja sangat memerlukan kedisiplinan baik disiplin dalam hubungan personal maupun disiplin terhadap tugas dan pekerjaan. Sikap dan profesionalisme dalam pelayanan saat ini menjadi modal dalam meningkatkan mutu pelayanan yaitu dalam pelayanan rawat inap sehingga kepercayaan masyarakat tetap terjaga. Institusi pelayanan kesehatan dapat membantu menciptakan suatu iklim otonomi, fleksibilitas, dan pelajaran berkesinambungan menambahkan nilai kepada mutu jasa dengan memastikan bahwa mereka secara terus-menerus menyesuaikan diri terhadap kebutuhan masyarakat Kandampully, 2000. Perawat sudah banyak memberikan informasi kesehatan serta program penyuluhan kesehatan bagi masyarakat tentang pentingnya hidup sehat dan cara pencegahan penyakit. Perawat mempunyai peran paling depan dalam pelayanan. Intensitas tinggi Perawat berhubungan dengan pasien menjadikan Perawat mempunyai peran strategis terhadap peran Puskesmas dalam fungsi preventif dan promotif Nursalam, 2001.

5.2. Pengaruh Pengetahuan Terhadap Kinerja Perawat Puskesmas