Latar Belakang dr. Fauzi, S.K.M

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Untuk mencapai kesehatan di atas maka, salah satu dibutuhkan adalah Tenaga Kesehatan atau Sumber Daya Manusia SDM Kesehatan yang profesional. Pengetahuan ilmiah, keterampilan dan tingkah laku profesional dari tenaga kesehatan di peroleh melalui pendidikan Ali, 2002. Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan atau keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan UU Nomor. 36 Tahun 2009. Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan dan atau serangkaian kegiatan yang dilakukan secara terpadu, terintregasi dan berkesinambungan untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dalam bentuk pencegahan penyakit, peningkatan kesehatan, pengobatan penyakit, dan pemulihan kesehatan oleh pemerintah dan masyarakat UU Nomor. 36 Tahun 2009. Pelaksanaan pengobatan dan atau perawatan berdasarkan ilmu kedokteran atau ilmu keperawatan hanya dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan untuk itu UU Nomor. 36 Tahun 2009. Universitas Sumatera Utara Puskesmas sebagai unit pelaksana teknis kesehatan terdepan di tengah-tengan masyarakat memiliki peranan penting dalam mewujudkan masyarakat sehat, yakni menjadikan masyarakat yang hidup dalam lingkungan dan dengan perilaku yang sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu, secara adil dan merata serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya dalam rangka mewujudkan Indonesia Sehat 2010 Depkes RI, 2004. Kondisi Puskesmas dalam aspek pelayanan saat ini adalah: 1 Dokter Puskesmas jarang bisa melayani pasien, 2 Tidak ada pemantauan penerapan standar pelayanan minimal SPM di Puskesmas, 3 Pelayanan di Puskesmas sering berdasarkan pengalaman saja karena keterbatasan sarana dan prasarana, 4 Pelayanan di Puskesmas pembantu hanya bisa ditangani oleh Perawat, 5 Pasien Puskesmas dan Puskesmas Pembantu PUSTU menuntut di layani oleh Dokter, dan 6 Aspek pelayanan kesehatan yang diberikan oleh Puskesmas, belum sepenuhnya memenuhi harapan pasien, karena Dokter sering meninggalkan Puskesmas sehingga pasien hanya dapat dilayani oleh Perawat dan Bidan Depkes RI, 2007. Kondisi Puskesmas dalam aspek Sumber Daya Manusia SDM saat ini, antara lain: 1 Permintaan tambahan tenaga di Puskesmas sulit di penuhi Dinas Kesehatan, 2 Jumlah dan distribusi tenaga tidak merata antara Puskesmas rawat inap dengan Puskesmas non rawat inap, 3 Puskesmas yang letaknya dekat dengan kota, paling sering di supervisi, 4 SDM Puskesmas sulit berubah, 5 Universitas Sumatera Utara SDM Puskesmas membutuhkan pelatihan kepribadian, 6 Puskesmas tidak mampu memantau kompetensi SDM-nya Depkes RI, 2007. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Direktorat Pelayanan Keperawatan Depkes RI bekerja sama dengan WHO Tahun 2000, tentang Pelayanan Keperawatan dan Kebidanan di Propinsi Kalimantan Timur, Sumatera Utara, Sulawesi Utara, Jawa Barat dan DKI Jakarta di dapat gambaran bahwa: 1 70,9 Perawat dan Bidan selama 3 tahun terakhir tidak pernah mengikuti pelatihan, 2 39,8 Perawat dan Bidan masih melakukan tugas-tugas non Keperawatan, 3 47,4 Perawat dan Bidan tidak memiliki uraian tugas secara tertulis, dan 4 Belum dikembangkan sistem monitoring dan evaluasi kinerja Perawat dan Bidan secara khusus KepMenkes Nomor. 836 Tahun 2005. Berdasarkan Survey Kesehatan Nasional SUSENAS tahun 2001, di dapat hasil bahwa: 23,2 masyarakat yang tinggal di pulau Jawa dan Bali menyatakan tidak atau kurang puas terhadap pelayanan kesehatan rawat jalan. Sesuai dengan hasil survey di atas dapat memberikan gambaran bahwa pelayanan kesehatan bagi masyarakat di Indonesia belum optimal. Ketidakpuasan dari masyarakat di kedua pulau tersebut di dalam menerima pelayanan kesehatan tidak terlepas dari mutu SDM kesehatan yang memberikannya Depkes RI, 2004. Salah satu SDM kesehatan tersebut adalah Perawat, yang masih membutuhkan pembenahan akan kompetensinya, sehingga dengan demikian tujuan pembangunan kesehatan di Indonesia dapat terwujud PP Nomor. 32 Tahun 1996. Universitas Sumatera Utara Tugas pokok Perawat menurut Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara MENPAN Nomor 94 Tahun 2001, tentang Jabatan fungsional Perawat dan Angka Kreditnya adalah: Memberikan pelayanan keperawatan bagi individu, keluarga, kelompok, masyarakat dalam upaya peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, penyembuhan penyakit, pemulihan kesehatan serta pembinaan peran serta masyarakat dalam rangka kemandirian di bidang keperawatan dan atau kesehatan Depkes RI, 2003. Jumlah dan proporsi tenaga Perawat di Indonesia sampai dengan tahun 2009 adalah, sejumlah 284.039 orang atau 51,90 dari total tenaga kesehatan lainnya, dengan ratio jumlah per 100.000 jiwa penduduk adalah sebesar 129,78. Jumlah Perawat yang bertugas di Puskesmas dari jumlah tersebut di atas adalah, sejumlah 37.143 orang sedangkan jumlah Puskesmas 7.669 unit, sehingga setiap Puskesmas hanya dapat dilayani oleh 4 sampai dengan 5 orang Perawat. Jumlah tenaga Perawat di Propinsi Sumatera Utara yang bertugas di Puskesmas sejumlah 4.092 orang. Depkes RI, 2009. Jumlah tenaga Perawat yang bertugas di 31 unit Puskesmas Kabupaten Deli Serdang sampai dengan tahun 2009 sejumlah 564 orang. Jumlah Perawat di atas menggambarkan kekuatan yang mampu memberikan daya ungkit dalam menurunkan dan mencegah serta menanggulangi penyakit menular P2M, menurunkan angka kematian ibu dan anak balita AKI dan AKABA, meretas masalah kurang gizi, Universitas Sumatera Utara meningkatkan kesehatan lingkungan, dan menjaga individu tetap hidup sehat secara optimal Pemerintah Kabupaten Deli Serdang Dinas Kesehatan, 2009. Hasil pembangunan kesehatan di Kabupaten Deli Serdang sampai dengan tahun 2009, dalam pencegahan dan penanggulangan penyakit menular Demam Berdarah Dengue DBD di Kabupaten Deli Serdang pada tahun 2009 terjadi sejumlah 539 kasus. Pada tahun 2008 terjadi sejumlah 433 kasus DBD, sedangkan pada tahun 2007 terjadi kasus DBD sejumlah 197 kasus dengan jumlah yang meninggal dunia 7 orang. Mengacu kepada paparan data di atas maka kasus DBD di Kabupaten Deli Serdang dari tahun ke tahun mengalami peningkatan yang berarti dan bahkan dapat mengakibatkan kondisi yang fatal Pemerintah Kabupaten Deli Serdang Dinas Kesehatan, 2009. Jumlah penderita Diare pada Balita di Kabupaten Deli Serdang tahun 2009 sejumlah 24.973 kasus. Sedangkan pada tahun 2008 jumlah penderita diare pada Balita sejumlah 13.693 kasus. Pada tahun 2007 jumlah penderita diare pada Balita sejumlah 9.526 kasus. Meskipun penanganan penderita diare pada Balita 100, berdasarkan data diatas tampak perkembangan kasus diare pada Balita di Kabupaten Deli Serdang mengalami peningkatan yang signifikan Pemerintah Kabupaten Deli Serdang Dinas Kesehatan, 2009. Dalam hal pencegahan dan penanggulangan penyakit Malaria di Kabupaten Deli Serdang pada tahun 2009 dijumpai kasus malaria klinis sejumlah 36.932 kasus, malaria positif sejumlah 181 kasus. Pada tahun 2008 kasus malaria klinis sejumlah Universitas Sumatera Utara 19.631 kasus, malaria positif sejumlah 348 kasus. Sedangkan pada tahun 2007 dijumpai kasus malaria klinis sejumlah 13.632 kasus. Meskipun penderita malaria di Kabupaten Deli Serdang ditangani keseluruhan atau 100, akan tetapi perkembangan kasus malaria meningkat dari tahun ke tahun Pemerintah Kabupaten Deli Serdang Dinas Kesehatan, 2009. Jumlah kasus TB Paru Klinis di Kabupaten Deli Serdang pada tahun 2009 sejumlah 13.318 kasus. Jumlah kasus TB Paru BTA positif + sejumlah 1.335 kasus dan 601 orang atau 45,02 dinyatakan sembuh. Tahun 2008 kasus TB Paru klinis sejumlah 13.181 kasus. Jumlah kasus TB Paru BTA positif + sebesar 1.249 kasus dan 648 orang atau 51,88 dinyatakan sembuh. Berdasarkan data kejadian TB Paru klinis dan TB Paru BTA positif di Kabupaten Deli Serdang mengalami perkembangan dari waktu ke waktu. Dan mengacu kepada Standar Pelayanan Minimal SPM bidang kesehatan di Kabupaten atau Kota untuk kesembuhan penderita TB Paru BTA positif + adalah lebih dari 85 maka, hasil di atas masih di bawah target nasional Pemerintah Kabupaten Deli Serdang Dinas Kesehatan, 2009. Jumlah kasus Infeksi Saluran Pernafasan Akut ISPA karena Pneumonia di Kabupaten Deli Serdang pada tahun 2009 sejumlah 4.536 kasus. Pada tahun 2008 sejumlah 3.267 kasus, sedangkan pada tahun 2007 terjadi Pneumonia sejumlah 2.216 orang. Meskipun cakupan Balita dengan Pneumonia yang ditangani adalah 100, akan tetapi perkembangan ISPA karena Pneumonia pada Balita mengalami Universitas Sumatera Utara peningkatan yang berarti dalam pembangunan kesehatan di Kabupaten Deli Serdang Pemerintah Kabupaten Deli Serdang Dinas Kesehatan, 2009. Pencegahan dan penanggulangan penyakit Infeksi Menular Seksual IMS dan HIVAIDS di Kabupaten Deli Serdang mengalami peningkatan, pada tahun 2007 kasus IMS pada masyarakat sejumlah 6 kasus. Pada tahun 2008 terjadi peningkatan kasus penyakit IMS sejumlah 27 kasus, sedangkan pada tahun 2009 kasus penyakit IMS sejumlah 358 kasus. Kasus HIVAIDS juga mengalami peningkatan di mana pada tahun 2007 terjadi sejumlah 19 kasus. Pada tahun 2008 terjadi sejumlah 27 kasus dan bahkan pada tahun 2009 terjadi peningkatan kasus menjadi 133 kasus. Kasus HIVAIDS ini merupakan suatu kasus yang sangat fatal di masyarakat, dimana setiap penderita akan berakhir dengan kematian. Pemerintah Kabupaten Deli Serdang Dinas Kesehatan, 2009. Cakupan pelayanan kesehatan pra usia lanjut 45-59 tahun dan usia lanjut ≥60 tahun di Kabupaten Deli Serdang sampai dengan tahun 2009, adalah 25,80 dari 147.979 orang pra usia lanjut dan 23,65 dari 84.877 orang usia lanjut. Mengacu kepada SPM bidang kesehatan di Kabupaten atau Kota untuk cakupan pelayanan kesehatan pra usia lanjut dan usia lanjut adalah 70, maka cakupan pelayanan ini masih di bawah target yang ditetapkan secara nasional Pemerintah Kabupaten Deli Serdang Dinas Kesehatan, 2009. Universitas Sumatera Utara

1.2. Permasalahan