Meskipun temuan penelitian ini tidak menunjukkan pengaruh siginifikan terhadap Kinerja namun secara parsial pengetahuan perawat di nilai sangat penting
untuk ditingkatkan, maka salah satu upaya untuk meningkatkan SDM keperawatan adalah melalui pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, mengikuti pelatihan
keterampilan teknis keperawatan atau keterampilan dalam hubungan interpersonal.
5.3. Pengaruh Sikap Terhadap Kinerja Perawat Puskesmas
Sikap Perawat Puskesmas dalam penelitian ini adalah berkaitan dengan tanggapan Perawat terhadap keseluruhan tugas pokok dan fungsi dalam memberikan
asuhan keperawatan di Puskesmas dan pelayanan kesehatan lainnya yang berhubungan dengan kesehatan masyarakat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 39,5 Perawat mempunyai Sikap kategori kurang, 36,8 mempunyai Sikap yang baik, dan 23,7 mempunyai Sikap
kategori sedang. Hal ini mengindikasikan bahwa Sikap Perawat sudah mengarah ke arah yang lebih baik dan relatif sama dengan Sikap sedang.
Sikap Perawat Puskesmas tersebut diindikasikan dari beberapa hal yang menyangkut seluruh tugas pokok dan fungsi dalam pelayanan keperawatan di
Puskesmas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 15,8 Perawat sangat setuju jika Perawat harus mampu mengkaji kebutuhan pasien, 31,6 juga sangat
setuju jika Perawat harus mampu identifikasi semua masalah kesehatan dan solusinya. 38,6 setuju mengkoordinir semua pelayanan keperawatan di Puskesmas,
Universitas Sumatera Utara
dan terdapat 39,5 Perawat setuju bahwa perawat penting melakukan supervisi terhadap asuhan keperawatan di Puskesmas.
Selain itu Perawat masih ada 21,1 perawat yang tidak setuju berkaitan dengan deteksi dan menemukan kasus suatu penyakit dan terdapat 36,8 sangat tidak
setuju jika Perawat harus memberikan nasehat dan pelayanan informasi kepada pasien dan masyarakat.
Keseluruhan indikator Sikap tersebut berimplikasi terhadap sikap secara keseluruhan. Hasil penelitian melalui uji chi square menunjukkan terdapat hubungan
signifikan Sikap Perawat dengan Kinerja Perawat Puskesmas di Kabupaten Deli Serdang p=0,034. Hal ini menunjukkan bahwa variabel Sikap adalah salah satu
faktor penting dalam Kompetensi Perawat yang berhubungan dengan hasil kerja Perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan di Puskesmas.
Secara proporsi menunjukkan bahwa proporsi Perawat dengan Sikap baik 57,1 mempunyai Kinerja baik dibandingkan Perawat dengan Sikap kurang 6,7,
sedangkan Perawat dengan Sikap kurang 46,7 mempunyai Kinerja kurang. Keadaan ini memberikan fenomena bahwa Sikap Perawat sangat penting diperhatikan
untuk meningkatkan Kinerja Perawat di Puskesmas. Secara serempak melalui uji regresi linear berganda menunjukkan bahwa
variabel Sikap mempunyai Pengaruh terhadap Kinerja Perawat dengan nilai p=0,006 dan nilai ß sebesar 0,31 artinya terdapat 31,1 variabel Sikap mempengaruhi Kinerja
Perawat Puskesmas di Kabupaten Deli Serdang.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Gibson 1997 dalam Natoatmodjo 2003, sikap merupakan faktor penentu perilaku. Sikap menggambarkan suka atau tidak sukanya seseorang terhadap
obyek. Sikap di peroleh dari pengalaman sendiri atau orang lain yang paling dekat. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas akan tetapi merupakan
predisposisi tindakan atau perilaku. Artinya sikap Perawat dalam pelaksanaan asuhan keperawatan di Puskesmas tidak serta merta hadir, tetapi dilandasi oleh faktor lain
seperti: pengetahuan, dan pengalaman sebelumnya, dan jika sikap tersebut sudah terbentuk secara positif maka akan berimplikasi terhadap Kinerja Perawat di
Puskesmas. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Iriani 2007 bahwa: Sikap
Perawat mempunyai peran penting terhadap pelaksanaan asuhan keperawatan dan secara statistik menunjukkan bahwa Sikap Perawat berpengaruh terhadap Kinerja
Perawat dalam memberikan perawatan pada pasien rawat inap p=0,002.
5.4. Pengaruh KeterampilanTerhadap Kinerja Perawat Puskesmas