pemasyarakatan yang berobat ke klinik di Rumah Tahanan Negara Klas I Medan dan didapat nilai p = 0,305 p0,05.
Dari data dapat diketahui bahwa responden yang tinggal di dalam ruangan yang pencahayaan memenuhi syarat kesehatan dan yang ruangannya tidak memenuhi
syarat kesehatan menunjukkan bahwa angka kejadian penyakit skabies sama-sama tinggi, hal ini berarti bahwa kejadian penyakit skabies tidak dipengaruhi oleh
pencahayaan, namun kemungkinan dipengaruhi oleh faktor lainnya, seperti ketersediaan air bersih yang kurang, personal hygiene yang rendah, yang dapat
menyebabkan resiko untuk terjadinya penyakit skabies akan meningkat. Pencahayaan dirumah Tahanan untuk sinar matahari relatif kurang karena
hanya berasal dari lubang ventilasi. Sinar matahari berperan secara langsung dalam mematikan bakteri dan mikroorganisme lain yang terdapat di lingkungan rumah,
khususnya sinar matahari pagi yang dapat menghambat perkembangbiakan bakteri patogen Sukini,1989. Dengan demikian sinar matahari sangat diperlukan didalam
ruangan rumah terutama ruangan tidur dan ruangan lainnya.
5.2.5. Hubungan Sanitasi Lingkungan Berdasarkan Kepadatan Penghuni
terhadap Kejadian Penyakit Skabies pada Warga Binaan
Pemasyarakatan yang Berobat ke Klinik di Rumah Tahanan Negara Klas 1 Medan
Kepadatan hunian dalam penelitian ini adalah perbandingan antara luas lantai ruangan dengan jumlah orang yang tinggal dalam satu ruangan tersebut, memenuhi
syarat kesehatan jika luas lantai rumah ≥ 9 m
2
orang atau dalam kategori baik. 84
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel sanitasi lingkungan berupa kepadatan penghuni di dapat nilai p = 0,001 p0,05 ada Hubungan
signifikan kepadatan penghuni terhadap kejadian penyakit skabies pada warga binaan Pemasyarakatan yang berobat ke Klinik di Rumah Tahanan Klas 1 Medan.
Rumah tahanan yang memiliki kepadatan penghuni baik, mayoritasnya tidak sakit atau tidak menderita skabies yaitu sebanyak 11 orang karena kepadatan
penghuni merupakan salah satu syarat untuk kesehatan rumah, dengan kepadatan hunian yang tinggi terutama pada kamar tidur seperti ruang tahanan maka akan
memudahkan penularan penyakit skabies secara kontak langsung dari satu orang ke orang lain begitu juga sebaliknya Soejadi,2003.
Hal ini sesuai dengan penelitian Ma’rufi 2005 yang menyatakan bahwa santri yang tinggal di pemondokan dengan kepadatan hunian tinggi 8 m2 untuk 2
orang sebanyak 245 orang mempunyai prevalensi penyakit Skabies 71,40, sedangkan santri yang tinggal di pemondokan dengan kepadatan hunian rendah 8
m2 untuk 2 orang sebanyak 93 orang mempunyai prevalensi penyakit Skabies 45,20.
Sesuai dengan pendapat Sukini 1989 bahwa kepadatan hunian sangat berHubungan terhadap jumlah bakteri penyebab penyakit menular, selain itu
kepadatan hunian dapat mempengaruhi kualitas udara didalam rumah, dimana semakin banyak jumlah penghuni maka akan semakin cepat udara dalam rumah
mengalami pencemaran oleh karena CO2 dalam rumah akan cepat meningkat dan akan menurunkan kadar O2 yang di ruangan
85
Universitas Sumatera Utara
5.2.6. Hubungan Sanitasi Lingkungan Berdasarkan Kondisi Lantai terhadap