Kondisi Fisik Rumah Sanitasi Lingkungan

keberadaan PDAM untuk mencukupi kebutuhan air bersih yang layak untuk dikonsumsi Raini, 2004. Air PDAM adalah air yang diambil dari mata air atau sumber air dan dikelola oleh suatu Perusahaan Daerah Air Minum yang mana air tersebut telah disterilkan dengan bahan kimia yang disebut khlor dan didistribusikan kepada masyarakat dan digunakan untuk berbagai kehidupan sehari-hari termasuk sebagai sumber bahan baku air minum. Akan tetapi dalam kenyataannya pemakaian air PDAM tersebut tidak diiringi dengan usaha-usaha untuk menjaga kebersihan lingkungan sehinggan mengakibatkan terjadinya penurunan terhadap kualitas air sesuai dengan syarat kulitas air yang telah ditetapkan oleh Departemen Kesehatan Raini, 2004.

2.2.2 Kondisi Fisik Rumah

1. Ventilasi Udara segar diperlukan dalam rumah untuk mengganti udara ruangan yang sudah terpakai. Udara segar diperlukan untuk menjaga temperatur dan kelembaban udara dalam ruangan. Menurut Sarudji 2010, rumah harus memiliki sistem pertukaran udara yang baik, karena penghuni memerlukan udara yang segar. Setiap ruangkamar memerlukan ventilasi yang cukup untuk menjamin kesegaran penghuninya. Ventilasi adalah usaha untuk memenuhi kondisi atmosfer yang menyenangkan dan menyehatkan manusia. Ventilasi bermanfaat bagi sirkulasi pergantian udara dalam rumah serta mengurangi kelembaban. Keringat manusia juga dikenal mempengaruhi kelembaban. Semakin banyak manusia dalam satu ruangan, kelembaban semakin 22 Universitas Sumatera Utara tinggi khususnya karena uap air baik dari pernafasan maupun keringat. Kelembaban dalam ruangan tertutup dimana banyak terdapat manusia di dalamnya lebih tinggi dibanding di luar ruangan Sarudji, 2010. Ventilasi mempengaruhi proses dilusi udara, juga dengan kata lain mengencerkan konsentrasi debu ataupun kotoran terbawa keluar dan mati terkena sinar ultraviolet. Ventilasi juga merupakan tempat untuk memasukkan cahaya ultraviolet ke dalam rumah, hal ini akan semakin baik apabila konstruksi rumah menggunakan genteng kaca, maka hal ini merupakan kombinasi yang baik Achmadi, 2008. Menurut persyaratan ventilasi yang baik adalah ≥10 dari luas lantai rumah Kepmenkes, 1999. Secara umum, penilaian ventilasi rumah dengan cara membandingkan antara luas ventilasi dan luas lantai rumah, dengan menggunakan role meter. Menurut indikator penghawaan rumah, luas ventilasi yang memenuhi syarat kesehatan adalah ≥10 luas lantai rumah dan luas ventilasi yang tidak memenuhi syarat kesehatan adalah 10 luas lantai rumah Kepmenkes, 1999. Menurut Sarudji 2010, ventilasi yang baik dalam suatu ruangan memerlukan persyaratan tertentu, diantaranya yang penting adalah luas lubang ventilasi tetap, minimum 5 dari luas lantai ruangan, sedangkan luas ventilasi insidental yang dapat dibuka dan ditutup minimum 5 dari luas lantai. Menurut Notoatmodjo 2003, rumah dengan luas ventilasi yang tidak memenuhi syarat kesehatan akan membawa pengaruh bagi penghuninya. Salah satu fungsi ventilasi adalah menjaga aliran udara dalam rumah tersebut tetap 23 Universitas Sumatera Utara segar. Luas ventilasi rumah yang ≤10 dari luas lantai tidak memenuhi syarat kesehatan akan mengakibatkan berkurangnya konsentrasi oksigen dan bertambahnya konsentrasi karbondioksida yang bersifat racun bagi penghuninya. Disamping itu, tidak cukupnya ventilasi akan menyebabkan meningkatnya kelembaban ruangan karena terjadinya proses penguapan cairan dari kulit. Fungsi kedua ventilasi adalah untuk membebaskan udara ruangan dari bakteri-bakteri, terutama bakteri patogen, karena disitu selalu terjadi aliran udara yang terus menerus. Bakteri yang terbawa oleh udara akan selalu mengalir. Menurut Notoatmodjo 2007, fungsi lainnya adalah untuk menjaga agar ruangan selalu tetap di dalam kelembaban humidity yang optimum. Selain itu luas ventilasi yang tidak memenuhi syarat kesehatan akan mengakibatkan terhalangnya proses pertukaran aliran udara dan sinar matahari yang masuk ke dalam rumah. Kualitas udara di dalam rumah berkaitan dengan masalah ventilasi dan kegiatan penghuni di dalamnya. Bertambahnya jumlah penduduk dalam pemukiman di perkotaan maupun di pedesaan, menyebabkan kepadatan bangunan dan sulit membuat ventilasi dan bahkan ada rumah yang tidak mempunyai jendela, tidak ada lubang angin dan tidak pernah ada sinar matahari masuk, menyebabkan keadaan udara dalam rumah terasa pengap Depkes, 2002. Pengaruh buruk berkurangnya ventilasi adalah berkurangnya kadar oksigen, bertambahnya gas CO 2 , adanya bagu pengap, suhu udara ruangan naik, dan kelembaban udara bertambah. Kecepatan aliran udara adalah penting untuk 24 Universitas Sumatera Utara mempercepat pembersih udara ruangan. Kecepatan udara dikatakan sedang jika gerak udara 5-20 cm per detik atau pertukaran udara bersih antara 25-30 cfm cubic feet per minute untuk setiap yang berada di dalam ruangan Depkes, 2002. 2. Kelembaban Kelembaban udara adalah persentase jumlah kandungan air dalam udara. Kelembaban terdiri dari dua jenis yaitu kelembaban absolut dan kelembaban nisbi. Kelembaban absolut berat uap air per unit volume udara. Sedangkan kelembaban nisbi adalah banyaknya uap air dalam udara pada suatu temperatur terhadap banyaknya uap air pada saat udara jenuh pada uap air pada temperatur tersebut Suryanto, 2003. Kelembaban udara berpengaruh terhadap konsentrasi pencemar di udara. Kelembaban berhubungan negatif terbalik dengan suhu udara. Semakin tinggi suhu udara, maka kelembaban udaranya akan semakin rendah. Kelembaban yang standar apabila kelembaban udaranya akan semakin rendah. Kelembaban merupakan sarana baik untuk pertumbuhan mikroorganisme. Kelembaban rumah yang tinggi dapat mempengaruhi penurunan daya tahan tubuh seseorang dan meningkatkan kerentanan tubuh terhadap penyakit terutama penyakit infeksi. Kelembaban juga dapat meningkatkan daya tahan hidup bakteri. Kelembaban dianggap baik jika memenuhi 40-70 dan buruk jika kurang dari 40 atau lebih dari 70 Suryanto, 2003. 25 Universitas Sumatera Utara Kelembaban berkaitan erat dengan ventilasi karena sirkulasi udara yang tidak lancar akan mempengaruhi suhu udara dalam rumah menjadi rendah sehingga kelembaban udaranya tinggi. Sebuah rumah yang memiliki kelembaban udara tinggi memungkinkan adanya tikus, kecoa dan jamur yang semuanya memiliki peran besar dalam patogenesis penyakit pernafasan Krieger dan Higgins, 2002. Rumah yang tidak memiliki kelembaban yang memenuhi syarat kesehatan akan membawa pengaruh bagi penghuninya. Rumah merupakan media yang baik bagi pertumbuhan mikroorganisme, antara lain bakteri, spiroket, ricketsia dan virus. Mikroorganisme tersebut dapat masuk ke dalam tubuh melalui udara. Selain itu kelembaban yang tinggi dapat menyebabkan membran mukosa hidung menjadi kering sehingga kurang efektif dalam menghadang mikroroganisme. 3. Pencahayaan Salah satu syarat rumah sehat adalah tersedianya cahaya yang cukup, karena suatu rumah yang tidak mempunyai cahaya selain dapat menimbulkan perasaan kurang nyaman, juga dapat menimbulkan penyakit Prabu, 2009. Menurut Sukini 1989, sinar matahari berperan secara langsung dalam mematikan bakteri dan mikroorganisme lain yang terdapat di lingkungan rumah, khususnya sinar matahari pagi yang dapat menghambat perkembangbiakan bakteri pathogen. Dengan demikian sinar matahari sangat diperlukan didalam ruangan rumah terutama ruangan tidur. 26 Universitas Sumatera Utara Pencahayaan alami danatau buatan langsung maupun tidak langsung dapat menerangi seluruh ruangan minimal intensitasnya 60 lux dan tidak menyilaukan Kepmenkes, 1999. Menurut Sarudji 2010, cahaya dapat dibedakan menjadi 2 dua, yaitu : a. Cahaya alamiah, yakni matahari. Cahaya matahari ini sangat penting, karena dapat membunuh bakteri-bakteri patogen di dalam rumah. Oleh karena itu, rumah yang sehat harus mempunyai jalan masuk cahaya yang cukup. Seyogyanya jalan masuk cahaya jendela luasnya sekurang-kurangnya 15 sampai 20 dari luas lantai yang terdapat di dalam ruangan rumah. Perlu diperhatikan di dalam membuat jendela diusahakan agar sinar matahari dapat langsung masuk ke dalam ruangan, tidak terhalang oleh bangunan lain. Fungsi jendela disini, disamping sebagai ventilasi, juga sebagai jalan masuk cahaya. Lokasi penempatan jendela pun harus diperhatikan dan diusahakan agar sinar matahari lama menyinari lantai bukan menyinari dinding. Maka sebaiknya jendela itu harus ditengah-tengah tinggi dinding tembok. Jalan masuknya cahaya ilmiah juga diusahakan dengan genteng kaca. Genteng kaca dapat dibuat secara sederhana, yakni dengan melubangi genteng biasa pada waktu pembuatannya kemudian menutupnya dengan pecahan kaca. b. Cahaya buatan, yaitu menggunakan sumber cahaya yang bukan alamiah, seperti lampu minyak tanah, listrik, api dan sebagainya. Kualitas dari cahaya buatan tergantung dari terangnya sumber cahaya brighness of the source. Pencahayaan buatan bisa terjadi dengan tiga cara yaitu direct, indirect dan semi direct atau general diffusing. 27 Universitas Sumatera Utara 4. Kepadatan penghuni Kepadatan hunian sangat berpengaruh terhadap jumlah bakteri penyebab penyakit menular. Selain itu kepadatan hunian dapat mempengaruhi kualitas udara didalam rumah. Dimana semakin banyak jumlah penghuni maka akan semakin cepat udara dalam rumah mengalami pencemaran oleh karena CO 2 dalam rumah akan cepat meningkatkan dan akan menurunkan kadar O 2 yang diudara Sukini, 1989. Manusia dalam kehidupan sehari-hari akan membutuhkan udara 33 m 2 per jam atau 40 litermenit. Dari 40 liter itu jumlah oksigen yang diambil adalah sebanyak 2 liter dan menghasilkan 1,7 liter gas asam arang. Dengan demikian akan meningkatkan kadar CO 2 yang telah ada didalam rumah dan akan menurunkan kadar oksigen di dalam udara. Konsep Departemen Kesehatan RI yang menggunakan luas lantai kamar minimal sebesar 4,5 m 2 dan anak-anak usia 1-10 tahun memerlukan 1,5 m 2 5. Lantai rumah , sedangkan ketentuan luas ruangan untuk setiap orang di lembaga pemasyarakatan menurut Surat Edaran Dirjen Pemasyarakatan tahun 2005 adalah 1,80 x 3,00 morang. Lantai rumah jenis tanah memiliki peran terhadap proses kejadian penyakit, melalui kelembaban dalam ruangan. Lantai merupakan dinding penutup ruangan bagian bawah, konstruksi lantai rumah harus rapat air dan selalu kering agar mudah dibersihkan dari kotoran dan debu. Selain itu dapat menghindari naiknya tanah yang dapat menyebabkan meningkatnya kelembaban dalam ruangan. untuk mencegah masuknya air ke dalam rumah, maka lantai rumah sebaiknya dinaikkan 28 Universitas Sumatera Utara 20 cm dari permukaan tanah. Keadaan lantai rumah perlu dibuat dari bahan yang kedap terhadap air sehingga lantai tidak menjadi lembab dan selalu basah seperti tegel, semen dan keramik Suyono, 2005. Lantai yang tidak memenuhi syarat dapat dijadikan tempat hidup dan perkembang-biakan bakteri terutama vektor penyakit lainnya. Menjadikan udara dalam ruangan lembab, pada musim panas lantai menjadi kering sehingga dapat menimbulkan debu yang berbahaya bagi penghuninya Suyono, 2005. 2.3 Personal Hygiene Kebersihan Perorangan Personal hygiene berasal dari bahasa Yunani, berasal dari kata Personal artinya perorangan dan hygiene berarti sehat. Dari pernyataan tersebut dapat diartikan bahwa kebersihan perorangan atau personal hygiene adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan, baik fisik maupun psikisnya Laily, 2012. Personal hygiene menjadi penting karena personal hygiene yang baik akan meminimalkan pintu masuk port de entry mikroorganisme yang ada dimana-mana dan pada akhirnya mencegah seseorang terkena penyakit. Personal hygiene merupakan perawatan diri, dimana seseorang merawat fungsi-fungsi tertentu seperti mandi, toileting, kebersihan tubuh secara umum dan berhias. Personal hygiene atau kebersihan diri ini diperlukan untuk kenyamanan, keamanan dan kesehatan seseorang. Kebersihan diri merupakan langkah awal mewujudkan kesehatan diri. Dengan tubuh yang bersih meminimalkan resiko seseorang terhadap kemungkinan 29 Universitas Sumatera Utara terjangkitnya suatu penyakit, terutama penyakit yang berhubungan dengan kebersihan diri yang buruk. Personal hygiene yang tidak baik akan mempermudah tubuh terserang berbagai penyakit, seperti penyakit kulit, penyakit infeksi, penyakit mulut, dan penyakit saluran cerna atau bahkan dapat menghilangkan fungsi bagian tubuh tertentu sepertinya halnya kulit Soedarto dalam Saryono, 2011. Personal hygiene kebersihan perorangan meliputi : Laily, 2012 1. Kebersihan Kulit Kulit merupakan salah satu aspek vital yang perlu diperhatikan dalam higiene perorangan. Kulit merupakan pembungkus yang elastik, yang melindungi tubuh dari pengaruh lingkungan, dan bersambungan dengan selaput lendir yang melapisi rongga-rongga dan lubang-lubang masuk kulit. Begitu vitalnya kulit, maka setiap ada gangguan dalam kulit, dapat menimbulkan berbagai masalah yang serius dalam kesehatan. Sebagai organ yang berfungsi sebagai proteksi, kulit memegang peranan penting dalam meminimalkan setiap gangguan dan ancaman yang akan masuk melewati kulit. Kulit sebagai organ terberat dalam tubuh memiliki peranan yang sangat sentral dalam menjaga keutuhan badan. Kulit memiliki fungsi yang beragam yang membantu dan menjalankan sistem kerja tubuh. Kulit merupakan lapisan terluar dari tubuh dan bertugas melindungi jaringan tubuh di bawahnya dan organ-organ yang lainnya terhadap luka, dan masuknya berbagai macam mikroorganisme ke dalam tubuh. Untuk itu diperlukan perawatan terhadap kesehatan dan kebersihan kulit. Menjaga kebersihan kulit dan 30 Universitas Sumatera Utara perawatan kulit ini bertujuan untuk menjaga kulit tetap terawat dan terjaga sehingga bisa meminimalkan setiap ancaman dan gangguan yang akan masuk melewati kulit. Perawat sebagai tenaga kesehatan penting untuk menginformasikan kepada klien di pelayanan kesehatan untuk pentingnya menjaga kebersihan dan perawatan kulit. Setiap kondisi yang mengenai pada kulit misalnya : kelembaban, kerusakan lapisan epidermis, penekanan yang terlalu lama pada kulit, dan sebagainya sudah cukup untuk mengganggu fungsional kulit sebagai organ proteksi. Peranan kulit dalam menjaga keutuhan tubuh tidak selamanya mudah. Sebagai organ proteksi peranan kulit tidak luput dari berbagai masalah-masalah yang bisa membahayakan kulit itu sendiri. Untuk selalu memelihara kebersihan kulit kebiasaan-kebiasaan yang sehat harus selalu memperhatikan seperti: a. Menggunakan barang-barang keperluan sehari-hari milik sendiri b. Mandi minimal 2x sehari c. Mandi memakai sabun d. Menjaga kebersihan pakaian e. Makan yang bergizi terutama banyak sayur dan buah f. Menjaga kebersihan lingkungan 2. Kebersihan Rambut Penampilan dan kesejahteraan seseorang seringkali tergantung dari cara penampilan dan perasaan mengenai rambutnya. Kurangnya perawatan rambut 31 Universitas Sumatera Utara pada manusia akan membuat penampilan rambut menjadi kusut, kusam, tidak rapi dan tampak acak-acakan. Rambut terdiri dari bagian yang terbenam dalam kulit akar rambut dan bagian yang berada diluar kulit batang rambut. Ada dua macam tipe rambut, yaitu lanugo yang merupakan rambut halus, tidak mengandung pigmen dan terdapat pada bayi, dan rambut terminal yaitu rambut yang lebih kasar dengan banyak pigmen, mempunyai medulla dan terdapat pada orang dewasa. Dengan selalu memelihara kebersihan rambut dan kulit kepala, maka perlu diperhatikan sebagai berikut: a. Memperhatikan kebersihan rambut dengan mencuci rambut sekurang- kurangnya 2x seminggu b. Mencuci rambut memakai shampoobahan pencuci rambut lainnya c. Sebaiknya menggunakan alat-alat pemeliharaan rambut sendiri Kesehatan yang baik secara menyeluruh penting artinya bagi rambut yang menarik, dan seperti halnya kulit, kebersihan membantu kita memelihara badan supaya menarik. Penyakit berpengaruh buruk pada rambut, terutama jika terdapat kelainan endokrin, suhu badan yang naik, kurang makan, rasa cemas atau ketakutan. Usaha-usaha yang bisa dilakukan untuk menjaga kesehatan rambut adalah : a. Menghindari sampo yang memiliki kandungan kimia yang tidak jelas b. Menghindari penggunaan air yang terlalu panas saat keramas 32 Universitas Sumatera Utara c. Berhenti atau setidaknya kurangi penggunaan pengering rambut. Usahakan agar selalu mengeringkan rambut secara alami dengan menggunakan handuk dan mengangin-anginkannya di udara terbuka. Saat mengeringkan, gosokkan handuk dengan lembut. d. Menyisir rambut dengan lembut saat rambut masih dalam keadaan agak basah. e. Mengurangi penggunaan gel rambut, krim, minyak rambut, pewarna rambut, dan spray rambut. f. Melindungi kulit kepala dari sinar matahari langsung, misalnya dengan menggunakan topi atau scarf. g. Menghindari ikatan yang kencang pada rambut. Hentikan kebiasaan menarik- narik rambut tanpa alasan yang jelas. h. Saat memotong rambut ke salon atau tukang cukur, pastikan mereka menggunakan gunting yang tajam. Gunting yang kurang tajam hanya akan berefek negatif pada akar rambut dan merusak struktur rambut anda. i. Mengonsumsi makanan bergizi, terutama yang mengandung protein dan zat besi. Bila sedang mengikuti program pengurangan berat badan, perhatikan kandungan nutrisi diet. Kurangi konsumsi kafein dan hentikan kebiasaan merokok. Keduanya memang terbukti tidak baik bagi kesehatan tubuh. j. Menjauhi obat-obatan yang berpotensi mengganggu pertumbuhan rambut. Rajin berolahraga karena olahraga yang teratur akan memperlancar peredaran darah, termasuk peredaran darah ke kulit kepala yang dapat menutrisi akar 33 Universitas Sumatera Utara rambut dan memperlancar pertumbuhan rambut. Beristirahat dengan cukup sehingga pertumbuhan rambut lebih optimal. k. Menghindari stres karena stres akan mengganggu metabolisme tubuh yang berpotensi mempengaruhi pertumbuhan rambut. Sebagaimana struktur tubuh yang lainnya, maka rambut juga tidak akan lepas dari permasalahangangguan yang bisa ditimbulkan akibat dari kurangnya menjaga kebersihan dan perawatan rambut. 3. Kebersihan Tangan, Kaki, dan Kuku Kaki, tangan dan kuku membutuhkan perhatian khusus dalam praktik higiene seseorang, karena semuanya rentan terhadap berabgai macam infeksi. Cidera di kulit misalnya kaki dapat menimbulkan sensasi nyeri serta sangat mengganggu kemampuan untuk bergerak, berjalan dan menyangga beban tubuh, sedangkan tangan lebih bersifat manipulatif daripada suportif. Ketangkasan tangan sangat banyak karena besarnya rentang gerak antara ibu jari dan jari yang lainnya, sehingga setiap kondisi yang mengenai tangan secara otomatis akan mengganggu kemampuan dalam hal perawatan diri klien. Perawatan tangan, kaki dan kuku secara wajar penting artinya bagi manusia dalam usia berapapun dan kapanpun, akan tetapi dengan semakin bertambahnya usia dan terutama pada saat sakit, perawatan tangan, kaki dan kuku akan semakin penting. Perawatan kaki, tangan yang baik dimulai dengan menjaga kebersihan termasuk didalamnya membasuh dengan air bersih, mencucinya dengan sabun 34 Universitas Sumatera Utara atau detergen, dan mengeringkannya dengan handuk. Hindari penggunaan sepatu yang sempit, karena merupakan sebab utama gangguan kaki dan bisa mengakibatkan katimumul kulit ari menjadi mengeras, menebal, bengkak pada ibu jari kaki dan akhirnya melepuh. Hindari juga penggunaan kaos kaki yang sempit, sudah usang, dan kotor, karena bisa menimbulkan bau pada kaki, alergi dan infeksi pada kulit kaki. Sedangkan perawatan pada kuku dapat dilakukan dengan memotong kuku jari tangan dan kaki dengan rapi dengan terlebih dahulu merendamnya dalam sebaskom air hangat, hal ini sangat berguna untuk melunakkan kuku sehingga mudah dipotong. Kuku jari tangan dipotong sedemikian rupa mengikuti alur pada jari tangan sedangkan kuku jari kaki dipotong lurus. Kuku merupakan salah satu dermal appendages yang mengandung lapisan tanduk yang terdapat pada ujung-ujung jari tangan dan kaki. Seperti halnya kulit, tangan kaki dan kuku harus dipelihara dan ini tidak terlepas dari kebersihan lingkungan sekitar dan kebiasaan hidup sehari-hari. Selain indah dipandang mata, tangan, kaki dan kuku yang bersih juga menghindarkan kita dari berbagai penyakit. Kuku dan tangan yang kotor dapat membahayakan kontaminasi dan menimbulkan penyakit-penyakit tertentu. Untuk menghindari hal tersebut maka perlu diperhatikan sebagai berikut: a. Membersihkan tangan sebelum makan b. Memotong kuku secara teratur c. Mencuci kaki sebelum tidur 35 Universitas Sumatera Utara

2.4. Rumah Tahanan Negara

Dokumen yang terkait

Pengaruh Karakteristik Individu dan Mutu Pelayanan Klinik VCT terhadap Pemanfaatan Klinik VCT oleh Warga Binaan Pemasyarakatan Risiko HIV/AIDS di Rumah Tahanan Negara Klas I Medan

1 68 120

Pengaruh Higiene dan Sanitasi Lingkungan terhadap Kejadian Penyakit Tuberkulosis Paru pada Warga Binaan Pemasyarakatan di Blok D Rumah Tahanan Negara Klas I Medan

9 72 139

Pengaruh Sanitasi Lingkungan, Personal Hygiene Dan Karakteristik Anak Terhadap Infeksi Kecacingan Pada Murid Sekolah Dasar Di Kecamatan Blang Mangat Kota Lhokseumawe

6 48 123

PELAKSANAAN REMISI TERHADAP WARGA BINAAN RUMAH TAHANAN KLAS II B MAGETAN Pelaksanaan Remisi Terhadap Warga Binaan Di Rumah Tahanan Klas II B Magetan.

0 3 12

PELAKSANAAN REMISI TERHADAP WARGA BINAAN DI RUMAH UMAH TAHANAN KLAS II B MAGETAN Pelaksanaan Remisi Terhadap Warga Binaan Di Rumah Tahanan Klas II B Magetan.

0 3 19

PEMBINAAN MORAL DAN SPIRITUAL PADA WARGA BINAAN PEMASYARAKATAN Pembinaan Moral Dan Spiritual Pada Warga Binaan Pemasyarakatan (Studi Kasus di Rumah Tahanan Negara kelas IIB Kabupaten Rembang).

0 3 13

GAMBARAN FUNGSI KELUARGA PADA WARGA BINAAN REMAJA DI RUMAH TAHANAN NEGARA KLAS I BANDUNG.

0 1 1

Upaya Pemenuhan Kebersihan Diri (Personal Hygiene) Warga Binaan Pemasyarakatan Dengan Gangguan Integumen di Rumah Tahanan Negara Klas I Kebon Waru Bandung Jawa Barat.

0 0 2

STRATEGI DAKWAH PROFESOR SALMADANIS BAGI WARGA BINAAN PEMASYARAKATAN DI RUMAH TAHANAN NEGARA KLAS IIB PADANG

0 1 155

PROSES PEMBENTUKAN CITRA WARGA BINAAN PEMASYARAKATAN OLEH HUMAS RUMAH TAHANAN NEGARA KLAS II B RANGKASBITUNG

0 0 10