gangguan kulit pada penghuni di Rumah Tahanan Negara Klas 1 Medan dimana terdapat 71,9 penggunaan air bersih yang tidak baik. Penelitian Sidit 2004 di
Pondok Pesantren Assalam dan Darulfatah Kabupaten Temanggung yang menyebutkan bahwa kondisi sanitasi seperti fisik air dapat menimbulkan penyakit
skabies. Hasil penelitian Susi 2002 di Pondok Pesantren di Kecamatan Wanayasa Kabupaten Banjarnegara menunjukkan bahwa jumlah air bersih untuk para santri
sebanyak 86,2 tidak memenuhi syarat dimana terdapat 54 yang santri menderita penyakit skabies.
Hal ini sejalan dengan Riyadi 1984 yang mengatakan bahwa sanitasi lingkungan berprinsip untuk mengurangi faktor-faktor pada lingkungan yang dapat
menimbulkan penyakit. Dimana salah satu kegiatan utamanya ditujukan pada pengendalian sanitasi air dengan prioritas utama penyediaan air bersih. Begitu juga
dengan pendapat Kusnoputranto 1986 yang mengatakan bahwa penularan penyakit berkaitan erat dengan penggunaan air dalam hal kebersihan air, dimana air yang tidak
bersih dan mencukupi akan dapat menimbulkan berbagai penyakit yang salah satunya adalah infeksi kulit.
5.2.2. Hubungan Sanitasi Lingkungan Berdasarkan Ventilasi terhadap
Kejadian Penyakit Skabies pada Warga Binaan Pemasyarakatan yang Berobat ke Klinik di Rumah Tahanan Negara Klas 1 Medan
Luas ventilasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah luas ventilasi yang
meliputi luas lubang angin dan luas jendela rumah dibagi dengan luas lantai. Berdasarkan hasil observasi dan pengukuran bahwa hanya 3 blok yang memiliki
ventilasi yang baik dari 9 blok yang ada di Rumah Tahanan Klas 1 Medan. 80
Universitas Sumatera Utara
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada Hubungan variabel ventilasi terhadap kejadian penyakit skabies pada warga binaan pemasyarakatan yang berobat
ke klinik di Rumah Tahanan Klas I Medan, dengan nilai p = 0,095 p 0,05. Hal ini juga dapat dilihat bahwa blok dengan ventilasi yang baik terdapat 11 orang responden
yang sakit dan blok dengan ventilasi yang tidak baik juga terdapat 11 orang repsonden yang tidak sakit memenuhi syarat kesehatan sebanyak 50 hampir
sebanding dengan yang tidak baik atau tidak memenuhi syarat kesehatan 69,3. Hal ini disebabkan bahwa pada pagi hingga siang dan sore hari warga binaan
pemasyarakatan sebagian besar bisa keluar dari sel atau blok untuk berakfitas di sekitar rumah tahanan. Hal tersebut membuat para warga binaan pemasyarakatan
dapat menikmati sinar matahari dan udara bebas secara langsung yang tentunya dapat menjadikan warga binaan pemasyarakatan mendapatkan sinar matahari langsung
yang membuat lebih sehat atau terhindar dari penyakit skabies. Hal ini tidak sesuai dengan penelitian Ma’rufi 2005 yang menyatakan bahwa
berdasarkan Uji statistik dengan model Regresi Logistik Ganda dengan semua parameter yang secara signifikan berperan dalam penularan penyakit Skabies
menunjukkan bahwa parameter yang paling berperan adalah berturut-turut sanitasi kamar tidur dan ventilasi kamar tidur perilaku sehat serta higiene perorangan.
Indriasari 2010 menyatakan bahwa ada hubungan antara luas ventilasi kamar dengan kejadian skabies di Pondok Pesantren Tradisional Al Badri dan Pondok
Pesantren Modern Darus Sholah Kabupaten Jember. 81
Universitas Sumatera Utara
Suatu ruangan yang terlalu padat penghuninya dapat memberikan dampak yang buruk terhadap kesehatan pada penghuni tersebut, untuk itu pengaturan sirkulasi udara
sangat diperlukan, dalam hal ini luas ventilasi.
5.2.3. Hubungan Sanitasi Lingkungan Berdasarkan Kelembaban terhadap