Kacang Kedelai Fermentasi Kacang Kedelai

2.6.2. Kacang Kedelai

Kacang kedelai merupakan salah satu tanaman multiguna, karena dapat digunakan sebagai pangan, pakan, maupun bahan baku industri. Kedelai adalah salah satu tanaman jenis polong-polongan yang memiliki kandungan protein nabati. Protein dalam kacang kedelai menyuplai zat-zat yang dibutuhkan tubuh dan manfaatnya bagi kesehatan. Kedelai menjadi bahan dasar makanan seperti kecap, tahu dan tempe Warisno dan Dahana, 2010. Kedelai merupakan sumber gizi yang baik bagi manusia. Kedelai utuh mengandung 35-38 protein tertinggi dari kacang-kacangan lainnya. Sebagian besar kebutuhan protein nabati dapat dipenuhi dari kacang kedelai, salah satu produk olahan kedelai adalah tempe Warisno dan Dahana, 2010. Kandungan kacang kedelai dapat dilihat apada Tabel 2.3. Tabel 2.3. Kandungan Kacang Kedelai No. Kandungan Kacang Kedelai Jumlah Satuan 1. Kalori 331 Kcal 2. Air 7,5 Gram 3. Protein 34 Gram 4. Lemak 18,1 Gram 5. Karbohidrat 34,8 Gram 6. Kalsium 227 Mg 7. Fosfor 585 Mg 8. Besi 8 Mg 9. Vitamin A 110 SI 10. Vitamin B1 1,1 Mg Sumber: Warisno dan Dahana 2010

2.6.3. Fermentasi Kacang Kedelai

Fermentasi adalah suatu proses metabolisme yang menghasilkan produk- produk pecahan baru dan substrat organik karena adanya aktivitas atau kegiatan mikroba. Fermentasi kedelai menjadi tempe oleh Rhizopus Oligosporus terjadi pada kondisi anaerob. Hasil fermentasi tergantung pada fungsi bahan pangan atau substrat mikroba dan kondisi sekelilingnya yang mempengaruhi pertumbuhannya. Fermentasi dapat menyebabkan beberapa perubahan sifat kedelai tersebut. Senyawa yang dipecah dalam proses fermentasi adalah karbohidrat dan protein Wang, 1975. Universitas Sumatera Utara Selain meningkatkan mutu gizi, fermentasi kedelai menjadi tempe juga mengubah aroma kedelai yang berbau langu menjadi aroma khas tempe. Tempe segar mempunyai aroma lembut seperti jamur yang berasal dari aroma miselium kapang bercampur dengan aroma lezat dari asam amino bebas dan aroma yang ditimbulkan karena penguraian lemak. Semakin lama fermentasi berlangsung, aroma yang lembut berubah menjadi tajam karena terjadi pelepasan amonia Hermana dan Sutedja, 1970. Dalam proses fermentasi kedelai, substrat yang digunakan adalah keping-keping biji kedelai yang telah direbus, mikroorganismenya berupa kapang tempe Rhizopus oligosporus, Rhizopus oryzae, Rhizopus stolonifer dapat kombinasi dua spesies atau tiga-tiganya dan lingkungan pendukung yang terdiri dari suhu 30 o C, pH awal 6,8 serta kelembaban nisbi 70-80 Yusuf, 2010. Dengan adanya proses fermentasi itu kedelai yang dibuat tempe rasanya menjadi enak dan nutrisinya lebih mudah dicerna tubuh dibandingkan kedelai yang dimakan tanpa mengalami fermentasi. Keuntungan lain dengan dibuat tempe adalah bau langu hilang serta cita rasa dan aroma kedelai bertambah sedap Nurita Puji Astuti, 2009.

2.6.4. Faktor yang Mempengaruhi Fermentasi Kacang Kedelai