a. Jenis Usaha
Saladin dan Marty 2002 mengemukakan bahwa karakter sebuah perusahaan terkait dengan karakteristik karyawannya yang dalam hal ini berperan sebagai
konsumen layanan kesehatan sebuah rumah sakit. Sehingga dengan jenis usaha tertentu memberikan gambaran terhadap pola penyakit dan jenis layanan kesehatan
yang dibutuhkan. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa untuk karyawan perusahan A
yang berada di lokasi jalan tol lebih sering terserang penyakit ISPA infeksi saluran nafas atas, sedangkan untuk karyawan yang bekerja di kantor tidak tampak
perbedaan yang bermakna untuk suatu penyakit. Sehingga tidak memerlukan rumah sakit khusus. Sedangkan untuk perusahaan B, karyawan lapangan yang memerlukan
perawatan rumah sakit medan adalah karyawan yang berhubungan dengan mesin dan alat berat yang beresiko kecelakaan kerja, sehingga perlu rumah sakit dengan
perlengkapan operasi dan dokter sub spesialis di bagian bedah. Karyawan lapangan yang sering melakukan penyemprotan zat kimiawi pembasmi hama dan rumput perlu
diberikan pemeriksaan tahunan untuk mengukur kadar cholinesterase dalam darah mereka. Kasus batu ginjal juga cukup banyak karena kualitas air sumur yang jelek
dan tidak disaring, sehingga butuh rumah sakit dengan peralatan laser untuk batu ginjal.
Jenis usaha yang berbeda antara satu perusahaan dengan perusahaan lainnya mengakibatkan pula sebuah perusahaan memiliki kebutuhan akan pelayanan
kesehatan yang berbeda pula. Oleh sebab itu sebuah perusahaan akan mengirimkan
Universitas Sumatera Utara
karyawannya ke rumah sakit yang memiliki fasilitas pelayanan kesehatan yang sesuai dengan kebutuhannya.
b. Angka Kesakitan
Grover dalam Sorkin 1997 mengatakan bahwa salah satu faktor utama yang dapat mempengaruhi permintaan terhadap layanan kesehatan adalah kebutuhan akan
pelayanan kesehatan yang disebabkan rasa sakit baik secara fisik maupun psikis yang dirasakan perlu upaya penyembuhannya. Angka kesakitan sebuah perusahaan yang
besar akan memberikan pasar yang besar juga bagi rumah sakit. Akan tetapi hal ini tidak berlaku untuk perusahaan B karena perusahaan B mempunyai lokasi yang jauh
dari kota Medan dan kebijakan mempunyai klinik rawat inap sendiri sehingga hanya sebagian kecil pasien dengan kasus berat yang akan dirujuk ke rumah sakit di Medan.
c. Jumlah Karyawan