Informasi Faktor Rumah Sakit .1 Akses

”Perusahaan tidak masalah dengan biaya asal sesuai pemakaian obat dan tindakan”. Dr.B2 beranggapan tarif harus sesuai dengan fasilitas. Sedangkan K.B berpendapat : “Tidak masalah karena ditanggung perusahaan”. Tarif tidak menjadi pertimbangan K.B karena segala biaya perobatan dianggung oleh perusahaan Rangkuman: Perusahaan B tidak mempermasalahkan tarif asalkan sesuai dengan fasilitas dan tindakan. Pemeriksaan penunjang, tindakan operasi dan pemakaian obat- obatan harus sesuai dengan indikasi penyakit pasien. Perlu ada kejujuran dalam pemeriksaan penunjang dan tindakan. Harga sangat menentukan dalam keputusan terjadinya kontrak. Perusahaan akan membandingkan harga dan fasilitas dari beberapa rumah sakit. Dokter perusahaan berkewajiban memeriksa perincian biaya agar sesuai dengan terapi dan tidak ada penambahan biaya-biaya yang tidak perlu. Sedangkan bagi karyawan, harga tidak merupakan pertimbangan mereka karena ditanggung sepenuhnya oleh perusahaan.

4.2.2.6 Informasi

Informasi adalah Sekumpulan data fakta yang diorganisasi atau diolah dengan cara tertentu sehingga mempunyai arti dan berguna bagi penerima yaitu dapat memberikan keterangan atau pengetahuan. Universitas Sumatera Utara 4.2.2.6.1 Perusahaan A Hasil wawancara dengan SHO.A mengatakan : ”Pihak rumah sakit pernah memberikan informasi sewaktu permulaan kerja sama sekalian sosialisasi rumah sakit…tapi sekarang jarang-jarang lah…informasi mengenai peralatan pemeriksaan yang terbaru…kebijakan rumah sakit yang terbaru… perubahan harga”. SHO.A beranggapan perlu ada informasi mengenai peralatan pemeriksaan yang terbaru, kebijakan rumah sakit yang terbaru dan perubahan harga. Menurut dr.A yang mengatakan : ”Perlu sekali…kalau pasien masuk rumah sakit, saya harus segera diberitahu…apalagi kalau perlu tindakan khusus…tanpa pemberitahuan…saya akan complain…kalau yang fatal… yah…putus hubungan”. Dr.A menginginkan adanya feedback dan pemberitahuan apabila ada karyawan yang berobat ke rumah sakit tanpa sepengetahuannya,terutama untuk kasus emergensi. Hal ini supaya dokter perusahaan dapat mengawasi setiap tindakan yang akan dilakukan terhadap pasien. K.A berpendapat bahwa : ”Perlu …biar tahu apa penyakit…bagaimana selanjutnya…kalau dokter sini…ditanya baru jawab…bilang tak apa apa”. K.A menginginkan informasi mengenai apa sebenarnya penyakit yang dideritanya serta apa tindak lanjut terhadap penyakit tersebut. Informasi ini sangat penting untuk mendukung kesembuhan penyakit. Universitas Sumatera Utara Rangkuman : Perusahaan A menginginkan informasi mengenai peralatan pemeriksaan yang terbaru, kebijakan rumah sakit yang terbaru dan perubahan harga. Dokter perusahaan menghendaki adanya informasi mengenai pasien yang berobat langsung ke rumah sakit, sedangkan karyawan menginginkan informasi mengenai penyakit yang diderita dan apa tindakan selanjutnya.

4.2.2.6.2 Perusahaan B :

Sedangkan GM.B berpendapat bahwa : ”Ya… rumah sakit perlu memberikan informasi mengenai kesehatan… kalau bisa semacam penyuluhan …mengenai pertolongan pertama pada kecelakaan…bagaimana pola hidup sehat dan lain-lain”. GM.B beranggapan perlu ada informasi tentang kesehatan untuk tindakan preventif terhadap penyakit, berupa penyuluhan pertolongan pertama pada kecelakaan dan pola hidup sehat. Dr.B1 berpendapat bahwa : ”perlu informasi apa fasilitas dan pelayanan unggulan…jadi bisa tahu pasien mau dirujuk kemana”. Dr.B1 beranggapan perlu ada informasi mengenai fasilitas dan pelayanan unggulan untuk mempermudah merujuk pasien. Menurut dr.B2 yang mengatakan : ”Perlu ada feedback ….bagaimana selanjutnya tindakan untuk pasien.” Dr.B2 menginginkan dokter spesialis yang merawat pasien dapat memberikan feed back berupa anjuran terapi dan tindak selanjutnya demi kesembuhan pasien. Universitas Sumatera Utara K.B juga mengatakan bahwa : ” Perlu….supaya tahu kita sakit apa, harus periksa apa, harus makan apa dan apa pantangannya…ada dokter yang mau jawab lebih banyak…tapi ada yang cuma bilang…makan dulu obatnya…nanti kita lihat perkembangannya”. K.B menginginkan informasi berupa apa penyakitnya, apa pantangan dan pemeriksaan lanjutannya? Rangkuman : Perusahaan B menghendaki informasi tentang kesehatan untuk tindakan preventif terhadap penyakit, berupa penyuluhan pertolongan pertama pada kecelakaan dan pola hidup sehat. Dokter menginginkan informasi mengenai fasilitas dan pelayanan unggulan untuk mempermudah merujuk pasien serta konsul balasan dari spesialis mengenai terapi selanjutnya. Karyawan menginginkan informasi berupa informasi penyakitnya, pantangan dan pemeriksaan lanjutannya. Informasi merupakan salah satu cara komunikasi yang baik dalam membina hubungan dengan perusahaan. Pihak marketing rumah sakit menyatakan bahwa mereka telah memberikan informasi kepada perusahaan, akan tetapi pihak perusahaan mengatakan pihak marketing hanya memberikan informasi pada saat pertama menawarkan kerja sama. Informasi berupa seminar tidak pernah dilakukan oleh rumah sakit. Sedangkan informasi dari pihak dokter dan perawat tergantung pada dokter dan perawat masing-masing rumah sakit. Universitas Sumatera Utara

BAB 5 PEMBAHASAN

Pembahasan dilakukan berdasarkan tujuan penelitian yaitu faktor penyebab perusahaan bersedia menjalin kerja sama dengan sebuah rumah sakit dan faktor penyebab perusahaan yang telah menjalin kerja sama tidak mengirimkan pasien ke rumah sakit. Pembahasan hasil penelitian dilakukan secara berurutan dimulai dari pembahasan hasil berdasarkan variabel yang ada pada kerangka pemikiran. Keseluruhannya dibahas berdasarkan hasil pengumpulan data sekunder dan hasil wawancara yang telah dikelompokan dalam matrik pada bab hasil penelitian dan dibandingkan dengan teori yang ada pada tinjauan pustaka.

5.1 Faktor Perusahaan

5.1.1 Karakteristik Perusahaan