Penelitian Terdahulu Landasan Teori

elemen ini mempengaruhi pasien dari segi biaya yang dikeluarkan, biasanya semakin mahal harga perawatan maka pasien mempunyai harapan yang lebih besar, Sedangkan rumah sakit yang berkualitas sama tetapi menetapkan harga yang lebih murah, akan memberi nilai yang lebih tinggi kepada pasien.

2.6. Penelitian Terdahulu

Penelitian mengenai pemasaran rumah sakit telah dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya yaitu : 1. Analisis Segmentasi Pasar Pelayanan Kesehatan di RSIA SITI FATIMAH Makassar tahun 2011 yang dilakukan oleh S. Rahmadani 2. Analisis Strategi Pemasaran Dalam Memasarkan Produk Jasa, Studi Kasus Pada Rumah Sakit Karya Bhakti yang dilakukan oleh Sujana dan Mohd Nurwandi pada tahun 2009. 3. Pengaruh Penerapan Bauran Pemasaran Terhadap Tingkat Kepuasan Konsumen Dalam Jasa Pelayanan Di RSU Surya Husada yang dilakukan Anggreni pada tahun 2011. 4. Analisis Faktor Penyebab Perusahaan Yang Menjalin Kerja Sama Melakukan dan Tidak Melakukan Pengiriman Pasien Ke Rumah Sakit Pertamina Di Cirebon yang dilakukan oleh Devi Desianti Pritasari pada tahin 2002. Penelitian tersebut diatas mempunyai banyak perbedaan dengan penelitianpenulis, yakni perbedaan lokus dan metode penelitian. Universitas Sumatera Utara

2.7. Landasan Teori

Salah satu indikator pelayanan di rumah sakit adalah BOR. BOR digunakan untuk mengetahui tingkat pemanfaatan tempat tidur di rumah sakit. BOR optimal adalah diantara 65 sampai dengan 85. Untuk meningkatkan BOR, rumah sakit perlu memperhatikan mutu rumah sakit. Mutu adalah kepatuhan terhadap standar yang telah ditentukan. Dengan demikian mutu pelayanan kesehatan sebagai produk jasa adalah totalitas dari wujud serta ciri dari pelayanan kesehatan yang didalamnya terkandung sekaligus pengertian rasa aman atau pemenuhan kebutuhan para pengguna jasa. Anggreni, 2011. Rumah sakit mengandalkan mutu pelayanan kesehatan yang baik dalam pemasaran rumah sakit. Pemasaran adalah sejumlah aktivitas yang dilakukan oleh manusia yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran Christopher L, 2011.Teori terbaru dari sistem pemasaran adalah bauran pemasaran. Bauran pemasaran jasa pada intinya adalah kombinasi dari tujuh unsur penting dari inti pemasaran jasa antara lain : produk, sistem harga, kegiatan distribusi, promosi, personel, fasilitas fisik dan proses manajemen Yazid,2003. Manajemen pemasaran pelayanan kesehatan adalah proses dari pemahaman kebutuhan dan keinginan pasar sasaran yang bertujuan untuk menyatukan berbagai pandangan mengenai analisis, perencanaan, implementasi organisasi dan pengawasan system distribusi penyampaian pelayanan kesehatan Cooper, 1979 Universitas Sumatera Utara Dalam pemasaran rumah sakit di Indonesia, Departemen Kesehatan RI mengeluarkan beberapa kebijakan yang harus diperhatikan : 1. Pemasaran rumah sakit dapat dilaksanakan agar utilisasi rumah sakit menjadi lebih tinggi sehingga akhirnya dapat meningkatkan rujukan medik dan meluaskan cakupan yang selanjutnya memberikan kontribusi terhadap peningkatan derajat kesehatan penduduk. 2. Pemasaran rumah sakit hendaknya tidak dilepaskan dari tujuan pembanguan kesehatan. 3. Pemasaran tidak boleh lepas juga dari dasar - dasar etik kedokteran dan etika rumah sakit serta ketentuan hukum yang berlaku. 4. Promosi rumah sakit harus senantiasa penuh kejujuran. 5. Cara pemasaran yang diperbolehkan. Pelayanan kesehatan memiliki 5 jenis konsumen yaitu pasien, dokter, pemilik perusahaan dan serikat buruh, pemerintah dan pembuat kebijakan, serta pekerja Rowland dan Beatrice, 1984. Kepuasan pasien adalah hasil penilaian pasien berdasarkan perasaannya, terhadap penyelenggara pelayanan kesehatan di rumah sakit yang telah menjadi bagian dari pengalaman atau yang dirasakan pasien rumah sakit, atau dapat dinyatakan sebagai cara pasien mengevaluasi sampai seberapa besar tingkat kualitas pelayanan di rumah sakit, sehingga dapat menimbulkan tingkat rasa kepuasan Utama, 2003 . Universitas Sumatera Utara Keputusan pembelian barang jasa seringkali melibatkan dua pihak atau lebih. Umumnya ada lima peranan yang terlibat. Kelima peran tersebut meliputi : Pemrakarsa initiator, Pembawa pengaruh influencer, Pengambil keputusan decider, Pembeli buyer, Pemakai user. Assel membagi dalam dua dimensi dalam keputusan pembelian barang yaitu tingkat pengambilan keputusan dan derajat keterlibatan saat membeli. Pada dimensi pertama, konsumen dibedakan berdasarkan tingkat pengambilan keputusan. Pada dimensi kedua, konsumen dibedakan berdasarkan tingkat keterlibatan pemilihan sesuatu merek. Pada saat itu konsumen tidak jarang terlibat terlalu dalam, keterlibatan yang tinggi ini digolongkan sebagai high involvement purchase decision, sedangkan keterlibatan rendah digolongkan low involvement purchase decision. Dari kedua dimensi tersebut, proses pembelian konsumen dapat dibedakan menjadi empat tipe. Yaitu tipe complex decision making, tipe kesetiaan merek brand loyalty . tipe limited decision makingdantipeinertia.Pengambilan keputusan sebagai proses penting yang mempengaruhi prilaku konsumen adalah sangat penting untuk dipahami pasar Suryani.T, 2008. Menurut Kotler dan Amstrong 2001, Harga adalah jumlah uang yang dibebankan atas produk jasa,atau jumlah dari nilai yang ditukar konsumen atas manfaat-manfaat karena memiliki atau menggunakan produkjasa tersebut. Universitas Sumatera Utara

2.8. Kerangka Pemikiran