Konsumen Rumah Sakit Perusahaan sebagai Konsumen Rumah Sakit 1. Konsumen

2.4.2. Konsumen Rumah Sakit

Pelayanan kesehatan memiliki 5 jenis konsumen yaitu pasien, dokter, pemilik perusahaan dan serikat buruh, pemerintah dan pembuat kebijakan, serta pekerja Rowland dan Beatrice, 1984. 1. Pasien saat ini lebih sensitive pada pelayanan yang diberikan dan akibatnya bagi mereka untuk itu dibutuhkan pendidikan produk pelayanan kesehatan yang akan diberikan pada pasien dan strategi pemasaran yang baik untuk memenangkan persaingan. Pemasar dianjurkan untuk melihat pelanggan potensial, memelihara hubungan dengan pasien yang berasal dari kelompok yang sering menggunakan jasa rumah sakit dan mempertahankan dengan baik agar dapat meningkatkan pangsa pasar. 2. Dokter adalah sumber daya utama rumah sakit yang memiliki akses terkuat dengan pasien sehingga dalam membuat program pemasaran rumah sakit, masukan dan sarannya menjadi sesuatu hal yang penting. 3. Pemilik perusahaan dan serikat buruh, Pemasar rumah sakit harus mewaspadai berdirinya fasilitas pelayanan kesehatan di industri klinik dokter jaga dalam kawasan industri yang sebelumnya menjadi pelanggan potensial rumah sakit. 4. Pemerintah dan pembuat kebijakan, dalam kegiatannya rumah sakit tidak terlepas dari peraturan dan kebijakan pemerintah sehingga dalam membuat program pemasarannya harus memperhatikan hal tersebut. 5. Pekerja rumah sakit, kepuasan mereka internal sangat berpengaruh pada kepuasan pasien yang terletak pada pelayanan mereka. Universitas Sumatera Utara Sulastomo 2000 mengemukakan bahwa dalam manajemen pelayanan kesehatan ada 3 kelompok yang terlibat dalam proses kegiatan layanan kesehatan: 1. Kelompok penyelenggara kesehatan health provider, misalnya dokter, perawat Health provider akan selalu didesak untuk menggunakan kemampuan, teknologi, maupun obat - obatan mutakhir, hal ini untuk memberikan rasa aman bagi tanggung jawab moralnya dalam menyembuhkan pasien. 2. Kelompok penerima jasa kesehatan pasien Menghendaki pelayanan sebaik mungkin sesuai kebutuhannya. 3. Kelompok pihak ketiga yang secara tidak langsung terlibat, misalnya para administrator baik kalangan perusahaan maupun pemerintahan dan asuransi dll. Kelompok ini memperhatikan pertimbangan biaya, efisiensi dan keefektifan pelayanan kesehatan yang diberikan. Kotler 1996, Perusahaan yang menjual barang ke organisasi misalnya pabrik, grosir, pengecer atau kantor, pemerintah harus memahami benar kebutuhan- kebutuhan, sumber daya, kebijakan, dan prosedur pembelian organisasi. Mereka harus memperhitungkan beberapa pertimbangan yang biasanya tidak dapat dijumpai dalam pemasaran barang konsumsi untuk perorangan berupa: 1. Organisasi membeli barang dan jasa dengan maksud untuk mencari untung, mengurangi biaya, melayani kebutuhan konsumen internal dan melayani kewajiban sosial dan hukum. 2. Dalam keputusan pembelian organisasi, lebih banyak orang yang cenderung berpartisipasi secara resmi daripada pembelian konsumen. Orang yangmengambil Universitas Sumatera Utara keputusan biasanya mempunyai tanggung jawab yang berbeda dalam organisasinya dan memakai kriteria yan berbeda pula dalam keputusan pembelian. 3. Agen penjualan harus mematuhi kebijakan, batasan – batasan, syarat-syarat resmi yang ditetapkan oleh organisasinya. 4. Metode-metode pembelian misalnya, permintaan untuk penawaran harga, usulan, kontrak pembelian menambah dimensi pembelian lain yang biasanya tidak ada dalam pembelian lainnya.

2.4.3. Faktor - faktor yang Memengaruhi Konsumen Organisasi