Muhammad Idris Panyalai tidak lagi berjualan, dalam pemenuhan kebutuhan hidupnya ia bergantung pada rumah-rumah yang ia kontrakkan dan dari nafkah anak-anaknya. Di kelompok
arisan bapak Muhammad Idris Panyalai merupakan salah satu orang yang pertama kali mendirikan kelompok arisan Sungai Sarik dan kini menjabat sebagai ketua kelompok arisan Sungai Sarik.
7. Muhammad Iqbal Tanjung
Bapak Muhammad Iqbal Tanjung merupakan perantau Minangkabau yang berusia 47 tahun, yang berasal dari Bukittiggi, dengan jenjang pendidikan tamatan S1 Ekonomi. Bapak Muhammad
Iqbal juga merupakan menantu dari bapak Muhammad Idris Panyalai. Bapak Muhammad Iqbal tanjung awal Merantau ke kota Medan pada tahun 1989 dengan tujuan untuk berkuliah di UMSU
Universitas Muhammadiayah Sumatera Utara. Saat ia kuliah di UMSU, ia terkadang menyempatkan diri untuk berjualan sepatu yang ia ambil dari saudaranya yang pembuat sepatu, kemudian ia
berjualan di pasar-pasar dan tempat keramaian yang ada di kota Medan, dan terkadang ia membawa beberapa pasang sepatu ke kampus untuk ia jualkan kepada teman-temannya. Saat ini
bapak Muhammad Iqbal memiliki usaha grosir pakaian di pasar Sentral dengan penghasilan bersih sekitar 20.000.000 sampai 25.000.000 bulan.
8. Rizal Mandai
Bapak Rizal Mandai merupakan perantau Minangkabau berusia 46 tahun , yang berasal dari Sungai Sarik, VII Koto, Pariaman, dengan jenjang pendidikan tamatan SD sekolah dasar. Di ketahui
bahwa bapak Rizal Mandai adalah adik kandung bapak Akir Sani Mandai dan sekaligus adik tirinya dari bapak Usman Sikumbang. Sebelum merantau ke Medan dengan bapak Akir Sani Mandai, bapak
Rizal Mandai merantau ke Bukittinggi pada umur 18 tahun. Pada saat itu ia merantau dengan orang yang satu kampung dengannya dan juga bekerja dengannya. Namun itu tidak berlangsung lama,
hanya sekitar 1,5 tahun ia di Bukittinggi, kemudian kembali ke kampung. Saat dikampung ia memiliki usaha menjual barang-barang rumah tangga dengan berkeliling menggunakan becak dan terkadang
Universitas Sumatera Utara
menjadi supir angkutan umum. Kemudian pada tahun 1993 ia dengan abangnya Akir Sani Mandai merantau ke Medan. Sama seperti abangnya, ia tinggal dan bekerja dengan mandeh nya. Namun ia
tidak tinggal lama dengan mandeh nya di karenakan ia dan mendeh nya berkonflik. Setelah itu ia bermukim di tempat pekerjaannya yang baru di tempat pembuatan prabotan-prabotan rumah
tangga. Kini bapak Rizal Mandai memiliki usaha pembuatan prabotan-prabotan rumah tangga di Bandar Setia, dengan penghasilan 10.000.000 sampai 15.000.000bulan.
9. Usman Sikumbang
Bapak Usman Sikumbang merupakan perantau Minangkabau yang berusia 51 tahun dan berasal dari desa Sungai Sarik, VII Koto, Pariaman, dengan jenjang pendidikan tamatan SD sekolah
dasar. Bapak Usman Sikumbang merupakan kakak tiri dari bapak Akir Sani Mandai dan Rizal Mandai. Dan karena ekonomi keluarga yang sulit pada waktu itu mendorong bapak Usman Sikumbang
merantau pada usia yang sangat muda yaitu pada usia 17 tahun. Oleh sebab itu, orang yang satu kampung dengannya mengajak ia untuk meratau ke Pekanbaru dengan berjualan pakaian wanita
dengan kaki lima di pasar-pasar Pekanbaru. Perantauannya di Pekanbaru tidak lama, kurang lebih hanya 1 tahun, kemudian ia kembali ke kampung. selama di kampung ia bekerja di tempat
pembuatan batu bata dan terkadang berjualan jajanan seperti Es krim, salak, dan sebagainya, di pasar dekat pantai Gondariah. Kemudian pada tahun 1986 ia disuruh oleh Mak Katik untuk ke
Medan, dan selama tinggal dengan Mak Katik, bapak Usman Sikumbang belajar menempah emas. Kini bapak Usman Sikumbang memiliki usaha toko emas di pajak sentral dengan penghasilan
20.000.000 sampai 25.000.000bulan. Di dalam kelompok arisan Sungai Sarik, bapak Usman Sikumbang menjabat sebagai wakil ketua merangkap juga sebgai sekretaris.
10. Zulkarnain Panyalai