BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian diatas di temukan bahwa dibalik kebiasaan merantau orang Minangkabau di dalamnya terdapat motivasi ekonomi yang kuat dari orang Minangkabau.
Hal ini di tinjau dari pola penyebaran orang Minangkabau yang banyak tersebar di beberapa kota-kota besar, khusunya kota-kota besar di wilayah Indonesia bagian Barat. Dan banyak
dari perantau Minangkabau yang merantau ke kota Medan berasal dari daerah pedesaan, seperti contohnya Pariaman, Agam, Tanah Datar dan Solok. Perantau-perantau Minangkabau
yang berasal dari desa tersebut banyak yang tidak memiliki modal yang memadai untuk dapat beradapatasi di kota Medan. Dalam hal ini, keberadaan kerabat atau saudara di kota Medan
menjadi hal yang sangat berguna serta penting bagi berlangsungnya adaptasi ekonomi dan sosial perantau Minangkabau pada fase awal ia merantau ke kota Medan.
Terkait dengan interaksi di antara orang Minangkabau, jika ditinjau dari aspek sosial- budaya, interaksi diantara orang Minangkabau terjalin dengan dengan baik, hal ini di
tunjukkan dengan kecenderungan orang Minangkabau bermukim secara berkelompok, dan tak hanya itu, terbentuknya beberapa kelompok-kelompok paguyuban Minangakabau di kota
Medan merupakan salah satu bentuk eksisitensi persaudaraan diantara orang Minangkabau di kota Medan. Akan tetapi jika interaksi orang Minangkabau di kota Medan tinjau dari aspek
ekonomi, maka ada jarak diantara orang Minangkabau kelas atas dengan kelas bawah. Orang Minangkabau yang yang berada di strata ekonomi rendah dan menengah lebih mengelompok
dengan orang Minangkabau yang memiliki ekonomi yang sama dengan mereka hal ini tampak dari pola pemukimannya dimana orang Minangkabau yang menempati strata
ekonomi menengah dan bawah bermukim di kawasan-kawasan pinggir kota seperti di
Universitas Sumatera Utara
kecamatan Medan Area, kelurahan Aur, kecamatan Medan Denai, dan kecamatan Medan Perjuangan. Sedangkan orang Minangkabau yang kelas atas bemukim di perumahan-
perumahan elit dan kompleks perumahan yang dekat dengan kawasan pusat kota. Sedangkan dalam perdagangan, sesama orang Minangkabau lebih bersikap individualis dari pada
menunjukkan primordialismenya. Dalam hubungan adat Minangkabau, keterikatan antara adat Minangkabau dengan
perantau Minangkabau tidak terlalu kuat, terlebih lagi pada orang Minangkabau “generasi kedua” yaitu anak dari perantau Minangkabau yang dibesarkan di kota Medan. Banyak dari
mereka yang kurang mengenal bahakan tidak tahu sama sekali mengenai budaya Minangkabau. Amalgamasi yang banyak diakukan oleh orang Minangkabau di kota Medan
merupakan faktor utama yang menyebabkan terjadinya degradasi nilai-nilai pada orag Minangkabau “generasi kedua” di kota Medan.
Bila dapat dikembangkan dengan tepat, keberadaan kelompok paguyuban Minangkabau di kota Medan dapat memberikan kontribusi yang besar dalam pemecahan
permasalahan sosial yang ada pada Masyarakat etnis Minangkabau di kota Medan, seperti halnya kurangnya sikap primordialisme diantara pedagang Minangkabau, lalu jarak kelos
sosial, dan degradasi nilai adat Minangkabau. Dan merevitalisasi kelompok arisan yang lebih dapat mengedepankan pada nilai-nilai agama, Adat Minangkabau, serta kekeluargaan
merupakan salah satu upayanya. Tak hanya mampu membentuk solidaritas diantara penatau Minangkabau di kota Medan, keberadaan kelompok arisan Minangkabau dapat membentuk
modal sosial diantara perantau Minangkabau. Hal mengacu pada pendapat Badaruddin 2005: 49 di mana dalam pembentukan kelompok arisan sebagai suatu jaringan sosial ekonomi,
merupakan asosiasi yang tumbuh dari individu-individu dalam komunitas untuk menghadapi persoalan ekonomi mereka, memerlukan adanya saling percaya di antara sesama anggotanya,
melahirkan norma-norma yang disepakati dan dipatuhi bersama. Potensi modal sosial seperti
Universitas Sumatera Utara
itu yang sudah mulai tererosi, sudah selayaknya untuk dikembangkan dan dikreasikan sedemikian rupa sehingga memberikan manfaat yang lebih besar bagi masyarakat.
5.2 Saran
Ada beberapa point yang menjadi saran dari peneliti untuk kelompok arisan Minangkabau di kota Medan. Pertama, terkait dengan jaringan sosial kelompok arisan, perlu
bagi kelompok arisan membangun ikatan sosial yang lebih erat dengan komunitas Minangkabau, hal ini di karenakan jaringan sosial yang miliki oleh komunitas Minangkabau
lebih luas, sedangkan jaringan sosial pada kelompok arisan Minangakau cenderung lebih terbatas. Sehingga dengan begitu, kelompok arisan dapat membentuk jaringan sosialnya lebih
luas. Kedua, perlunya kelompok arisan secara statis menyelenggarakan kegiatan-kegitan kolektif yang sangat erat kaitannya pada pengenalan nilai dan budaya ettnis Minangkabau.
Tujunnya adalah agar kelompok arisan dapat menjadi wadah yang tepat dalam transformasi nilai dan adat Minangkabau bagi orang Minangkabau “generasi kedua”.
Universitas Sumatera Utara
BAB II METODE PENELITIAN