Modal Sosial dalam Kelompok Arisan MinangkabauSungai Sarik

lainnya. Sehingga secara emosional, hubungan kekeluargaan tersebut telah ada pada setiap anggota kelompok arisan, dan kelompok arisan hanya tinggal bagaimana mengelola potensi- potensi yang ada pada anggota kelompok arisan Sungai Sarik menjadi hal bermanfaat. Dari hasil uraian di diatas, jika kaitkan dengan kelompok-kelompok arisan yang banyak berkembang di kota-kota besar di Indonesia, kita akan dapati berbagai konsep yang berbeda pada setiap kelompok arisan. Sebab kelompok arisan merupakan salah satu bentuk kelompok sosial yang mana dalam pembentukan dan penetapan sistem, struktur, dan nilai-nilai yang dipakai, akan dikelola sesuai dengan kebutuhan dari anggota kelompok tersebut, hal itulah yang membuat setiap kelompok arisan memiliki konsep yang berbeda-beda, seperti contohnya kelompok arisan sosialita, kelompok arisan Paguyuban, kelompok arisan pemberdayaan masyrakat, dan sebagainya. Ditengah pesatnya industrialisasi dan modernisasi, mengembangkan nilai-nilai sosial dan kearifan lokal masyarakat menjadi hal yang penting untuk dilakukan. Sebab banyak kita temukan beragam berita, baik dari media cetak atau online maupun secara langsung, mengenai beragam penyimpangan sosial dan kriminalitas dalam masyarakat yang semakin mengahwatirkan, khususnya pada kota-kota besar. Salah satu indikasi terjadinya hal tersebut adalah karena masyarakat mengalami anomi terhadap nilai-nilai agama dan budaya. Dan untuk itu, menjadi hal yang penting untuk merevitalisasi kelompok-kelompok arisan yang berkembang dalam masyarakat agar untuk lebih mengedepankan asas agama, budaya, dan modal sosial dalam setiap kegiatan kolektif yang mereka laukan.

4.4.2 Modal Sosial dalam Kelompok Arisan MinangkabauSungai Sarik

Badaruddin 2005: 49 mengamati pembentukan kelompok arisan sebagai suatu jaringan sosial ekonomi, merupakan asosiasi yang tumbuh dari individu-individu dalam komunitas untuk menghadapi persoalan ekonomi mereka, memerlukan adanya saling percaya Universitas Sumatera Utara di antara sesama anggotanya, melahirkan norma-norma yang disepakati dan dipatuhi bersama. Potensi modal sosial seperti itu yang sudah mulai tererosi, sudah selayaknya untuk dikembangkan dan dikreasikan sedemikian rupa sehingga memberikan manfaat yang lebih besar bagi masyarakat. Sedangkan modal sosial merupakan sebuah konsep yang lebih menekankan pada pengembangan potensi-potensi yang ada dalam masyarakat sehingga dapat bermanfaat dalam penanganan masalah sosial yang ada pada masyarakat. Berkaitan dengan kelompok arisan Minangkabau, diperlukan tiga aspek untuk mendukung terbentuknya modal sosial yang ada dalam kelompok arisan.

4.4.2.1 Kepercayaan

Menurut Francois, kepercayaan merupakan komponen ekonomi yang relevan melekat pada kultur masyarakat yang akan membentuk kekayaan modal sosial. Hal ini akan menciptakan suatu siklus sosial yang membuat kepercayaan yang tinggi diwujudkan dalam tindakan untuk mencapai kepentingan bersama berpengaruh terhadap partisipasi masyarakat Hasbullah, 2006: 12. Kepercayaan merupakan aspek paling penting dalam membangun modal sosial dalam sebuah kelompok. Sebab, suatu ikatan sosial yang terjalin tanpa adanya rasa saling percaya dari kedua belah pihak, maka hubungan diantara mereka tidak akan terjalin dengan baik dan tidak akan bertahan lama. Di kedua belah akan pihak saling mencurigai satu dengan yang lainnya, dampak terburuk dari hal ini adalah terjadinya konflik diantara kedua belah pihak, baik itu konflik laten maupun manifest. Dalam sebuah kelompok, kepercayaan menjadi modal penting dalam keberlangsungan dan keefektivan sebuah kelompok. Karena jika dalam sebuah kelompok, dimana kepercayaan antara individu satu dengan lainnya mulai rusak, maka hal ini akan berdampak pada rusaknya kerjasama yang baik antar komponen dalam kelompok tersebut, yang kemudian akan berdampak pada disfungsinya kelompok tersebut. Dan begitu juga sebaliknya, kelompok Universitas Sumatera Utara yang berhasil dalam membangun kepercayaan di antara anggota kelompoknya, akan dapat berfungsi efektif sehingga kelompok tersebut dapat mencapai tujuan yang telah di tetapkan bersama serta dapat menangani permasalahan-permasalahan yang timbul, baik itu datangnya dari dalam kelompok maupun datang dari luar kelompok. Dalam membangun kepercayaan diantara individu tidak bisa terjadi begitu saja, perlu langkah yang tepat dalam membangun kepercayaan diantara anggota kelompok. Dalam hal ini sedikitnya ada tiga hal pokok yang ada dalam kelompok arisan Sungai Sarik yang dapat membangun kepercayaan diantara anggota kelompok. Pertama, mengintensifkan kegiatan- kegiatan kolektif. Kegiatan-kegiatan kolektif yang umum dilakukan oleh kelompok arisan, seperti halnya berkumpul secara bergantian dari rumah ke rumah anggota kelompok arisan, memiliki pengaruh yang besar dalam menumbuhkan kepercayaan diatara anggota kelompok arisan, sebab dalam kegiatan kolektif tersebut setiap anggota kelompok arisan akan saling melakukan kontak sosial dengan anggota lainnya. Kontak sosial yang dilakukan oleh kelompok arisan dapat berbagai hal, sebagaimana yang ada dalam kelompok arisan Sungai Sarik, dimana sebelum acara arisan dimulai, yaitu pada waktu setelah shalat Ashar, di pagi harinya ibu-ibu yang rumahnya berdekatan dengan rumah yang akan di selenggarakan arisan akan datang dan ikut membantu dalam menyediakan makan yang akan di sajikan saat arisan. Dan pada saat anggota kelompok mulai berdatangan ke rumah, mereka akan saling berkomunikasi satu dangan yang lainnya. Menurut Setiadi 2006: 96 saat seseorang berkomunikasi satu dengan lainnya, mereka akan berusaha untuk menyampaikan pesan dari satu pihak kepihak lain sebaik mungkin, sehingga akan timbul perasaan saling pengertian. Dan kedekatan sesorang kepada orang lain bisa di lihat dari seberapa intens mereka melakukan kontak sosial, semakin sering ia melakukan kontak sosial dengan orang tersebut itu menunjukkan ada rasa saling kepercayaan yang terbentuk diantara mereka Universitas Sumatera Utara Kedua, kerja sama yang baik antara satu dengan lainnya. Pada setiap kelompok, lembaga, organisasi dan sebagainya, pasti mempunyai struktur anggota, seperti ketua, Sekretaris, bendahara yang setiap komponen tersebut memiliki tanggung jawab yang besar terhadap kelompok. Seperti contohnya pada bagian bendahara yang bertanggung jawab untuk menjaga uang kas kelompok. dalam mengangkat sesorang menjadi pemimpin atau jabatan penting lainnya pada suatu kelompok memerlukan rasa saling kepercayaan satu dengan yang lainnya, agar pada kelompok tersebut terjalin kerjasama yang efektif. Seperti halnya pada kelompok arisan Sungai Sarik, yang dalam penetapan jabatan seseorang dalam kelompok arisan Sungai Sarik di lakukan secara terbuka, yang sebagaimana prosesnya di ungkapkan oleh bapak Muhammad Idris Panyalai, “setelah inyiak Katik Meninggal, semuanya sepakat inyiak yang gantikannya jadi ketua. Sampai sekarang belum ada pemilihan ketua, tapi kalau bendahara setiap 5 tahun sekali diganti. Nanti inyiak sarankan tiga nama yang akan dipilih jadi bendahara, siapa yang setuju si buyung ini jadi bendahara angkat tangan, baru yang paling banyak dapat suara dia yang di pilih jadi bendahara” Dan hal yang serupa juga diungkapkan oleh bapak Muhammad Iqbal Tanjung, “waktu pemilihan abak Muhammad Idris Panyalai jadi ketua bapak enggak tahu, soalnya bapak ikut arisan ini masih baru, tahun 2007 bapak baru ikut arisan. Mungkin karena dia yang paling dituakan arisan makanya di yang tunjuk jadi ketua, lagiankan kemekannya kan banyak di arisan ini, jadi biar gampang ngaturnya, tinggal di suruh aja sama abak” Dan bapak Usman Sikumbang mengungkapkan bagaimana dia diangkat menjadi wakil ketua sekaligus menrangkap jadi sekretaris arisan. “bapak jadi sekretaris karena di suruhnya sama mak dirih, bukan dipilih pake voting gitu. Karena mak Dirih yang ngakat, yang lain setuju ajanya. Tapi kalau milih bendahara baru pake voting. Lagiankan tugas bapak kan Cuma jadi sekretaris, tugasnya ngabarin sama yang lain kalau misalnya anak si itu Nikah, ada yang Meninggal, Sakit, sama gantiin mak Dirih kalau berhalangan datang di arisan. Kalau bendahara kan beda, tugasnyakan megang uang, jadi yang dipilih yang memang bisa di percaya, makanya waktu pemilihan pak Bashar sebagai bendahara arisan dipilihnya dengan cara voting” Universitas Sumatera Utara Ketiga, komposisi anggota yang memiliki ikatan emosional yang kuat. Sebagaimana yang sudah diterangkan sebelumnya, sebagian besar kelompok sosial Minangkabau di kota Medan dibentuk berdasarkan kesamaan tempat asal. Dan pada saat orang Minangkabau merantau ke suatu daerah, ia akan lebih cenderung berteman dekat dengan orang yang memiliki etnis yang sama dengannya, terlebih lagi diketahui lagi mereka berasal dari kebupaten, atau kecamatan, atau desa yang sama. Hal ini sebagaimana yang ada dalam wawancara dengan bapak Basrial Efendi Koto, “kalau ditanya lebih enak temanan sama yang sekampung atau yang se profesi, sebenarnya lebih enak berteman sama yang sekampung, tapi kalau bisa teman sekampung dan se profesi. Lagiankan orang Minang ini usahanyakan hampir rata-rata bedagang, orang-orang kampung pak Bas rata-rata sama kayak pak Bas pedagang juga. Kalau di Batangkuis orang Minang masih sedikit, makanya pak Bas sering main-main ke Bromo, karena di Bromo banyak orang kampung bapak di sana” Selain di karenakan dari tempat yang sama, kepercayaan yang kuat pada kelompok arisan Sungai Sarik atau dari beberapa kelompok arisan Minangkabau lainnya adalah dimana dari beberapa orang dari anggota kelompok arisan tersebut saling bersaudara satu dengan yang lainnya. Dengan begitu, untuk membangun kepercayaan dalam kelompok arisan tidaklah terlalu sulit, di karenakan sudah saling mengenal satu dengan yang lainnya, dan sedikit banyaknya mereka sudah mengenal karakternya masing-masing. Berkaitan dengan kepercayaan diantara anggota kelompok arisan Sungai Sarik, hal sederhana seperti memilih ketua kelompok dan bendahara merupakan sebuah bentuk kepercayaan diantara anggota kelompok sudah mulai terbentuk, hal ini karena adanya rasa percaya dari anggota kelompok arisan bahwa individu yang mereka pilih atau tumjuk menjadi ketua dan bendahara adalah orang dapat mengelola dan mengatur agar kelompok arisan Sungai Sarik ini dapat terus berjalan, termaksud juga dalam mengelola uang iuran, mereka percaya bahwa uang iuran yang mereka kumpulkan akan aman dengan bendahara yang mereka pilih. Universitas Sumatera Utara Pada tahap selanjutnya, kepercayaan itu berkembang dalam skala yang lebih kecil yaitu diantara kedua anggota kelompok arisan Sungai Sarik. Terkadang diantara anggota kelompok ada yang tidak bisa berhadir pada kegiatan arisan, dan sudah menjadi hal yang lumrah dalam kelompok arisan Sungai Sarik, dimana salah satu diantara anggota kelompok membayarkan iuran anggota yang tidak hadir tersebut yang kemudian akan di ganti di lain hari. Hal ini seseuai dengan pernyataan bapak Ismail Jambak, “kalau ada yang tidak datang, biasanya dia menitipkan uang sama yang datang arisan atau dipinjam dulu uangnya buat bayar iuran, nanti baru di gantinya. Titip uang kayak gitu udah biasa, malahan kalau misalnya yang namanya keluar terus orang nya tidak bisa hadir, nanti uang arisan itu di titipkan sama orang yang dekat sama rumahnya atau sama yang bisa mengantarkan.” Dan ternyata rasa saling percaya diantara anggota kelompok arisan Sungai Sarik tak hanya berkembang pada kegiatan kelompok arisan Sungai Sarik saja, hal ini mampu berkembangan di luar dari kegiatan kelompok arisan. Hal ini ditandai dengan, beberapa dari anggota kelompok arisan saling membantu satu dengan lainnya dalam masalah ekonomi, seperti halnya memberikan pinjaman kepada salah satu anggota sebagai membantunya menambah modal, hal ini sebagaimana yang diungkapkan oleh bapak Usman Sikumbang, “Waktu itu bapak pernah meminjam uang sama pak bashar, karena bapak ada keperluan buat ganti emas orang yang di kasihkan sama bapak untuk di tempah, tapi emas itu di curi waktu bapak ke kampung lalang. Bapak pinjam uang sama pak Bashar sebanyak 5 juta, janjinya bapak 5 bulan udah lunas, tapi ternyata molor 3 bulan, karena ada keperluan mendesak juga waktu itu. Tapi untung aja pak Bashar bisa paham dan percaya sama bapak, karena bapak sama pak Bashar udah lama saling kenal, jadi dia tahu bagaimana sifat awak, awak pun tahu bagaimana sifat dia. Kalau berteman ini yang penting jujur, karena kalau orang dah kenal kita bukan orang jujur, orang akan sulit percaya lagi sama kita.”

4.4.2.2 Norma

Norma merupakan sebuah komitmen yang dibentuk bersama dengan tujuan sebagai pengendali hubungan antar individu di dalam masyarakat atau sebuah kelompok. Dan pada sebuah kelompok, peran moral tak hanya berfungsi sebagai pengendali hubungan antar anggota, tapi ia juga yang mengorganisasikan pemikiran, pengalaman, dan tidakan anggota Universitas Sumatera Utara kelompok agar sesuai dengan kesepakatan yang telah ditentukan bersama, sehingga apa yang menjadi tujuan bersama dari kelompok tersebut dapat tercapai. Pada kelompok-kelompok paguyuban Minangkabau, termaksud juga kelompok arisan Minangkabau, dalam pembentukan norma lebih merujuk kepada kaidah-kaidah keagamaan dan adat istidat Minangkabau. Dimana dalam bergama, orang Minangkabau merupakan salah satu etnis yang memiliki prinsip yang kuat dalam beragama, sehingga dalam setiap tindakan, dalam menilainya mereka akan mengacu pada kaidah-kaidah agama Islam. Kokohnya prinsip beragama masyarakat etnis Minangkabau sebagaimana yang ditunjukan oleh Usman Pelly 1994: 183 yang mana pada saat setelah orang Minangkabau berkomitmen kepada Muhammadiyah, komunitas-komunitas Minangkabau dalam berbagai kota di Sumatera Timur berubah dari komunitas-komunitas relegius. Memisahkan diri dari keimanan ulama-ulama Sultan. Mereka mengadakan shalat Jum’at dalam mesjid-mesjid mereka, dan kegiatan ini membawa akibat besar, karena berarti orang Minangkabau telah memisahkan diri dari massa Islam yang besar di Medan. Pengajian-pengajian Muhammadiyah di surau- surau berubah menjadi kelompok-kelompok sosial Minangkabau. Dan pada kelompok arisan Sungai Sarik, kaidah-kaidah agama tersebut diperkuat dengan diundangnya ustadz pada setiap acara arisan tersebut, langkah ini merupakan langkah yang tepat dalm membina anggota kelompok arisan agar pada setiap tindakannya terhadap sesama anggota kelompok sesuai dengan kaidah-kaidah agama. Dan salah satu bentuk dari peran kaidah agama Islam dalam pembentukan norma pada kelompok arisan Sungai Sarik juga tampak dari kebiasaan dari anggota arisan perempuan yang selalu memakai pakaian muslimah pada setiap kegiatan kelompok arisan Sungai Sarik. Berdasarkan dari wawancara bapak Muhammad Idris Panyalai, bahwa hal ini merupakan sebuah bentuk kesadaran dari anggota perempuan sendiri, “sebelumnya kami tidak pernah mengundang ustadz waktu arisan, pertama kali arisan pake ustadz waktu itu arisan di rumah si Usman, karena dia banyak Universitas Sumatera Utara kenalan ustadz di kampung lalang, makanya di usulkan waktu arisan dirumahnya di undang ustadz. Dan sampe sekarang, setiap ada arisan selalu pake ustadz. Amplop uang ustadnya kami yang tanggung, diambil dari uang kas, karena maunya inyiak, arisan ini enggak cuma sekedar tempat berkumpul aja, tapi juga dapat berguna untuk agama kita. Jadi pulang arisan orang enggak cuma bawa perut kenyang aja, tapi juga bertambah agama di hatinya. Buktinya sekarang yang perempuan di arisan semuanya pakai jilbab sekarang, kalau dulu ada yang pake jilbab ada yang enggak pakai jilbab. Enggak adanya inyiak buat aturan kalau arisan yang perempuan harus pakai jilbab, semuanya karena kesadarannya masing-masing.” Dan berkaitan dengan adat istiadat Minangkabau, meskipun orang Minangkabau merantau keluar dari ranah Minangkabau, mereka akan membuat sebuah replika dari lembaga adat Minangkabau di perantauannya sebagaimana yang telah diungkapkan sebelumnya. Hal ini sekaligus membuktikan bahwa walaupun orang Minangkabau merantau keluar dari ranahnya mereka, namun mereka akan berusaha untuk menegakkan adat dan tradisi semampu mereka. Berbeda dengan komunitas paguyuban Minangkabau, kelompok arisan tidak memiliki fungsi lebih vital dari pada komunitas paguyuban Minangkabau yang merupakan replika dari lembaga adat Minangkabau di kota Medan. Meskipun begitu, hal yang paling penting diperhatikan adalah bagaimana transformasi nilai-nilai budaya yang dilakukan oleh kelompok arisan kepada anak-anaknya. Hal yang umum dilakukan oleh kelompok arisan Minangkabau di kota Medan yaitu mengikutsertakan anak-anak mereka dalam beberapa kegiatan kelompok arisan, yang umumnya berumur 5 sampai 13 tahun, khususnya dalam kegiatan arisan. Kegiatan arisan yang dilakukan oleh kelompok arisan merupakan kegiatan yang rutin dilakukan oleh kelompok arisan dan waktunya juga berkala. Dengan mengikutsertakan anak dalam kegiatan arisan, sedikit banyakanya mereka dapat mengenal bahasa etnis Minangkabau. Meskipun dalam hal ini, menjadi hal penting bagi kelompok arisan Minangkabau di kota Medan untuk Universitas Sumatera Utara mengembangkan kegiatan-kegiatan yang lebih bisa memperkenalkan budaya etnis Minangkabau kepada anak-anak mereka.

4.4.2.3 Jaringan Sosial

Menurut Damsar Jaringan sosial merupakan hubungan-hubungan yang tercipta antar banyak individu dalam suatu kelompok ataupun antar suatu kelompok dengan kelompok lainnya. Hubungan-hubungan yang terjadi bisa dalam bentuk yang formal maupun bentuk informal. Hubungan sosial adalah gambaran atau cerminan dari kerjasama dan koordinasi antar warga yang didasari oleh ikatan sosial yang aktif dan bersifat resiprokal, 2002: 157. Secara umum kita dapat menemukan berbagai macam jaringan sosial di dalam masyarakat, seperti contohnya jaringan sosial di dalam pasar yaitu hubungan sosial antar pedagang, lalu di sekolah dimana jaringan sosial saling terhubung antara murid, instasi sekolah, dan orang tua, dan sebagainya. Artinya setiap lini masyarakat memiliki potensi yang besar dalam membentuk jaringan sosialnya sendiri. Dalam menelaah jaringan sosial pada orang Minangkabau di kota Medan kita dapat meninjaunya melalui kelompok-kelompok paguyuban yang mereka bentuk, yang hampir sebagian besar dapat ditemukan di kota-kota besar di Indonesia, khususnya pada wilayah Indonesia bagian barat. Keberadaan kelompok-kelompok paguyuban tersebut merupakan sebuah representasi dari jaringan sosial masyarakat Minangkabau, baik itu berupa komunitas paguyuban maupun berupa kelompok arisan. Baik dari komunitas paguyuban Minangkabau maupun kelompok-kelompok arisan Minangkabau, keduanya memiliki pola jaringan sosial yang berda satu dengan yang lainnya. Pada komunitas paguyuban Minangkabau, umumnya memiliki jaringan sosial yang luas, yang dapat ditinjau dari cakupan wilayah mereka yang tak hanya terbatas pada skala lokal, tapi mampu menembus hingga skala nasional, salah satu contohnya adalah komunias Universitas Sumatera Utara paguyuban Minangkabau PKDP Persatuan Kelaurga Daerah Piaman yang merupakan sebuah komunitas paguyuban Minangkabau Pariaman yang terpusat di Jakarta dan memiliki sejumlah cabang di beberapa kota-kota besar yang banyak menjadi tujuan perantau Minangkabau, seperti halnya kota Medan, Pekanbaru, Jambi, dan sebagainya. Dan sudah tentu, dengan cakupan wilayah yang begitu luasnya, PKDP memiliki jaringan sosial yang sangat luas. Banyak dari orang Minangkabau Pariaman yang terkenal memiliki reputasi yang baik ikut dalam PKDP, seperti contohnya Basrizal Koto yang merupakan pengusaha sukses dalam bidang perdagangan eksport dan import hewan ternak, properti, pertambangan, dan juga dalam media, kemudian ketua BPK badan pemeriksa keuangan priode 2014-2019 yaitu Dr.Harry Azhar Azis, dan tokoh-tokoh besar lainnya yang berasal dari Pariaman. Kemudian komunitas paguyuban Minangkabau lainnya seperti KBTK, yang anggotanya mencakup Sumatera Utara dan Aceh, lalu S3 Solok Saiyo Sakato yang berpusat di Jakarta dan memiliki beberapa cabang di kota besar di Indonesia, dan komunitas-komunitas paguyuban Minangkabau lainnya. Jaringan sosial yang luas pada komunitas paguyuban Minangkabau tak hanya berkisar pada cakuapan anggotanya saja, tapi juga menyentuh hingga ke instansi-instansi pemerintahan, hal ini ditandai dari terjalinnya relasi atau kerja sama diantara instasi pemerintahan dengan beberapa komunitas-komunitas Minangkabau. Seperti halnya pada komunitas Minangkabau KBTK Keluarga Besar Tujuh Koto yang diketahui pada perayaan Maulid Nabi tahun 2015 yang laksanakan di gang, Aman, Jalan Bromo, Medan Denai yang dihadiri oleh Dzulmi Eldin yang pada saat itu masih menjabat sebgai Walikota Medan, kemudian Datuk Dansuar Bandaro Putian yang menjabat sebagai wakil Bupati Padang Pariaman, http:utamanews.com . Dan kemudian pada PKDP yang pada saat pelantikan kepengurusan untuk cabang Medan pada tahun 2014, acara tersebut di hadiri oleh Dzulmi Eldin yang pada saat itu menjabat sebagai Plt. Walikota Medan dan beberapa staf Universitas Sumatera Utara pemerintahan serta anggota anggota DPD RI seperti Rahmad Syah, Perlindungan Purba dan lainnya, http:medan.tribunnews.com . Meskipun begitu, jaringan sosial pada setiap komunitas paguyuban Minangkabau berbeda-beda satu dengan yang lainnya, hal ini sangat bergantung pada kuantitas dan potensi sosial yang dimiliki pada setiap anggota komunitas tersebut, yaitu berupa relasi sosial, kekuasaan dan strata ekonominya. Oleh sebab itu, pada komunitas paguyuban Minangkabau tidak hanya di dorong untuk memiliki anggota yang banyak tapi ia juga harus memiliki anggota yang memiliki potensi sosial yang dapat mendukung perkembangan jaringan sosial komunitas paguyuban Minangkabau tersebut. Berbeda dengan komunitas paguyuban Minangkabau, kelompok arisan Minangkabau seperti halnya pada kelompok arisan Sungai Sarik, tidak memiliki cakupan wilayah yang luas. Keanggotaan kelompok arisan paguyuban Minangkabau hanya sebatas pada satu kota atau kabupaten saja dan hanya memiliki anggota kelompok yang tidak banyak, yang biasanya kurang dari 50 kepala keluarga. Dan kebanyakan dari kelompok-kelompok arisan tersebut dibentuk berdasarkan pada asal desa yang sama di Sumatera Barat, sebagaimana pada kelompok Arisan Sungai Sarik, Kelompok arisan BASIS Batu Basa Saiyo Sakato, dan sebagainya. Berkaitan dengan jaringan sosial, kelompok arisan Minangkabau tidak terlalu terdorong membangun kuantitas anggota tetapi lebih mengedapankan bagaimana membangun rasa kekeluargaan dan solidaritas diantara anggota kelompok, hal ini sebagaimana yang diungkapakan oleh bapak Rizal Mandai, “selama bapak ikut arisan,kayaknya tahun 2004 yang paling banyak, soalnya waktu itu yang ikut arisan hampir 50 kepala keluarga. Kita enggak pernah tergetkan yang ikut arisan tahun depan mesti sekian banyak, enggak ada. Kalau di usahakan bertambah, ada, itulah caranya dari masing-masing kita, ajak saudara atau kawan-kawan supaya ikut arisan sama kita. Semakin rame yang ikut kan bagus, semakin bertambah pula kawan kita. Universitas Sumatera Utara Dan juga diungkapkan oleh bapak Muhammad Idris Panyalai, “tujuan dibuat arisan supaya di arisan ini kita, anak-anak kita bisa dapat saling bersilaturahmi satu sama lainnya, terus bisa saling membantu satu sama lain, apa lagi yang ikut arisan ini rata-rata satu kampung, dari Sungai Sarik, jadi udah saling kenal satu sama lainnya waktu di kampung. Selain itu, dalam perekrutan anggota, kelompok arisan terkesan sedikit lebih ekslusif dari pada komunitas Minangkabau. Jika pada komunitas paguyuban Minangkabau dalam penerimaan anggota lebih kepada kesamaan tempat asal, baik itu berdasarkan kecamatan maupun kabupaten di Sumatera Barat, dan hal itu dipermudah dengan adanya sekretariatnya agar masyarakat bisa mendafatar atau mendapatkan informasi mengenai komunitas paguyuban Minangkabau tersebut. Namun hal ini berbeda dengan kelompok arisan Minangkabau, yang pada beberapa kelompok arisan Minangkabau tidak terlalu memprioritaskan pada kesamaan tempat asal, sebagaimana pada kelompok arisan Sungai Sarik, namun dalam perekrutan anggota mereka lebih kepada ikatan kekerabatan dengan anggota lainnya. Metode perekrutan anggota kelompok arisan Sungai Sarik lebih kepada dengan mengajak kerabat atau teman-temannya, hal ini yang kemudian memunculkan asumsi bahwa seolah-olah kelompok arisan Minangkabau seperti kelompok arisan Sungai Sarik bersifat ekslusif. Dengan menggunakan cara perekrutan demikian, setidaknya ada sisi negatif dan positifnya bagi jaringan sosial kelompok arisan Minagkabau. Dampak positifnya terhadap jaringan sosial pada anggota kelompok arisan Minangkabau Sungai Sarik adalah dimanajaringan sosial yang ada pada kelompok arisan Minangkabau Sarik dibangun dengan rasa persaudaraan yang kuat sehingga memiliki potensi yang besar untuk kemudian di kembangkan menjadi modal sosial yang dapat di jadikan sebuah solusi dalam mengatasi permasalahan sosial dari anggota kelompok arisan Minangkabau tersebut, khususnya yang terkait dengan aspek ekonominya. Akan tetapi di sisi negatifnya, meskipun modal sosial di Universitas Sumatera Utara dalam kelompok arisan tersebut dapat terbentuk, namun modal sosial yang terbentuk dalam kelompok arisan Minangkabau di rasa tidak terlalu efektif dalam menunjang adaptasi perantau Minangkabau, khususnya pada aspek ekonominya, hal ini di karenakan sempitnya dan sangat terbatasnya jaringan sosial pada kelompok arisan Minangkabau. Hal ini mengacu pada komposisi dari anggota kelompok anggota arisan Minangkabau Sungai Sarik yang bersifat homogen, yang anggotanya di dominasi oleh satu kelas sosial yaitu masyarakat Minangkabau kelas Menengah dan sebagian kecil masyarakat Minangkabau upper lower. Hal ini di ketahui berdasarkan dari wawancara dengan beberapa anggota kelompok arisan Sungai Sarik, yang sebagian besar pendapatan dari beberapa anggota kelompok arisan Minangkabau Sungai Sarik yang rata-rata mencapai diatas 5.000.000 bulan. Terkait dari itu semua, baik dari komunitas paguyuban maupun kelompok arisan Minangkabau, kedua-duanya memiliki kontribusi yang besar dalam pengembangan jaringan sosial perantau Minangkabau di kota Medan. Hal ini sejalan dengan apa diungkapkan oleh bapak Rizal Mandai melalui wawancara berikut, “menurut bapak penting untuk kita ikut kelompok persatuan, arisan, STM dan sebagainya itu, karena dari situ kita bisa dapat banyak kenalan, teman. Misalnya kayak di kelompok arisan Sungai Sarik, itu kan usaha orang-orang di arisan Sungai Sarik kan macam-macam, ada yang tukang emas kayak pak Usman, pak Mawi, pak Izul Zulkarnain Panyalai, ada juga yang usaha konveksi, terus ada juga yang grosir, kedai nasi. Kalau mau beli gelang, cincin atau mau tahu pasaran harga emas, bapak tinggal tanya sama pak Usman, pak Mawi atau sama yang lain, terus kalau beli baju anak-anak buat lebaran, bapak biasanya belanja sama apak Ketek bapak Muhammad Iqbal Tanjung di sentral. Jadi dengan begitu setidaknya kita bisa dapat informasi atau barang dengan mudah, karena kita tinggal tanya aja sama siapa orang yang kita kenal yang tahu soal barang yang mau kita beli atau kita cari, siapa tahu mereka tahu atau ada jual barang yang kita lagi cari itu.” Bahkan pada kelompok arisan dan komunitas paguyuban Minangkabau saling mendukung satu dengan yang lainnya dalam pembentukan jaringan sosial pada keduanya Universitas Sumatera Utara yang ditandai dari beberapa kegiatan kolektif, sebagaimana pada kelompok arisan Sungai Sarik dan komunitas paguyuban KBTK yang diungkapkan oleh bapak Akir Sani Mandai, “setelah dapat kabar kalau di Pariaman gempa, orang-orang Tujuh Koto malamnya langsung bermusyawah di mesjid Tujuh Koto, sekalian mengumpulkan dana buat di sumbangkan ke kantor walinagari di Tujuh Koto. Orang-orang arisan pun sama, orang-orang tujuh koto yang di arisan kasih tahu ke semuanya kalau ada yang mau nitip uang buat di kirim ke kampung bisa lewat kami, soalnya ada perwakilan dari orang tujuh koto yang dikirim ke sana buat kasih sumbangan sekaligus lihat gimana keadaan orang-orang di kampung” Selain itu, ikatan jaringan sosial diatara keduanya, yaitu komunitas paguyuban KBTK dan kelompok arisan Sungai Sarik, dapat bisa saling terhubung di karenakan dari beberapa anggota kelompok arisan Sungai Sarik juga ikut serta sebagai anggota komunitas paguyuban KBTK. Dan hal ini yang sebenarnya mempermudah terbentuknya kegiatan kolektif diantara keduanya sebagaimana pada wawancara diatas. Setidaknya dari beberapa informan yang saya wawancarai 7 orang diantaranya terdaftar sebagai anggota komunitas paguyuban KBTK. Dan menurut dari hasil wawancara dengan bapak Akir Sani Mandai, sekitar 28 kepala keluarga di kelompok arisan Sungai Sarik ikut serta sebagai anggota di KBTK. Universitas Sumatera Utara

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian diatas di temukan bahwa dibalik kebiasaan merantau orang Minangkabau di dalamnya terdapat motivasi ekonomi yang kuat dari orang Minangkabau. Hal ini di tinjau dari pola penyebaran orang Minangkabau yang banyak tersebar di beberapa kota-kota besar, khusunya kota-kota besar di wilayah Indonesia bagian Barat. Dan banyak dari perantau Minangkabau yang merantau ke kota Medan berasal dari daerah pedesaan, seperti contohnya Pariaman, Agam, Tanah Datar dan Solok. Perantau-perantau Minangkabau yang berasal dari desa tersebut banyak yang tidak memiliki modal yang memadai untuk dapat beradapatasi di kota Medan. Dalam hal ini, keberadaan kerabat atau saudara di kota Medan menjadi hal yang sangat berguna serta penting bagi berlangsungnya adaptasi ekonomi dan sosial perantau Minangkabau pada fase awal ia merantau ke kota Medan. Terkait dengan interaksi di antara orang Minangkabau, jika ditinjau dari aspek sosial- budaya, interaksi diantara orang Minangkabau terjalin dengan dengan baik, hal ini di tunjukkan dengan kecenderungan orang Minangkabau bermukim secara berkelompok, dan tak hanya itu, terbentuknya beberapa kelompok-kelompok paguyuban Minangakabau di kota Medan merupakan salah satu bentuk eksisitensi persaudaraan diantara orang Minangkabau di kota Medan. Akan tetapi jika interaksi orang Minangkabau di kota Medan tinjau dari aspek ekonomi, maka ada jarak diantara orang Minangkabau kelas atas dengan kelas bawah. Orang Minangkabau yang yang berada di strata ekonomi rendah dan menengah lebih mengelompok dengan orang Minangkabau yang memiliki ekonomi yang sama dengan mereka hal ini tampak dari pola pemukimannya dimana orang Minangkabau yang menempati strata ekonomi menengah dan bawah bermukim di kawasan-kawasan pinggir kota seperti di Universitas Sumatera Utara