Akir Sani Mandai Bashar Koto

Kini anggota kelompok arisan Sungai Sarik berjumlah 39 KK kepala keluarga yang diketuai oleh bapak Muhammad Idris Panyalai, dan sekretarisnya adalah bapak Usman Sikumbang, lalu bapak Bashar Koto sebagai bendaharanya. Kelompok arisan Sungai Sarik melakukan pertemuan setiap sebulan sekali pada hari Minggu di setiap awal bulan. Penetapan tempat pertemuan ditentukan dengan cara diundi. Sebelumnya, mereka telah menuliskan nama-nama-setiap anggota dalam secarik kertas kecil, kemudian kertas-kertas yang berisi nama anggota kelompok arisan Sungai Sarik tersebut di masukkan ke dalam sebuah botol yang kemudian akan dipilih secara acak, dan nama yang terpilih mendapatkan uang arisan sekaligus rumahnya menjadi tempat pertemuan pada bulan depan. Dan pengundian tersebut dilakukan dalam sekali putar, yaitu jika semua anggota sudah mendapat bagian dari undian. Adapun uang yang kumpulkan dari setiap anggota jumlahnya sekarang sebanyak 50.000 rupiah, yang di dalam nya 40.000 untuk uang arisan dan 10.000 untuk uang kas, yang secara rinci diungkapkan dalam wawancara dengan bapak Bashar Koto, “dari 50.000 itu, 10.000 nya dimasukkan ke dalam kas arisan. Yang 10.000 itu gunanya untuk uang bantuan, misalnya nati diantara kita ada yang dapat kemalangan, kayak meninggal, sakit, malahan waktu itu pernah ada yang rumahnya kebakaran, kita juga kasih. Misalnya ada di keluarga dari salah satu anggota arisan yang meninggal, itu di kasih 500.000, terus kalau sakitnya parah biasanya di kasih 750.000. kalau yang kebakaran waktu itu, kalau ngak salah 500.000 juga. Tapi jumlah uang tadi itu, itu cuma dari uang kas aja, nanti ada tambahan dari uang sumbangan dari yang lainnya”

3.3 Profil Informan

1. Akir Sani Mandai

Bapak Akir Sani Mandai Merupakan perantau Minangkabau berusia 48 tahun yang berasal dari desa Sungai Sarik, VII Koto, Pariaman, dan jenjang pendidikannya hanya sampai SD sekolah dasar. Seperti dari kebanyakan dari orang Minangkabau yang hidup di pedesaan lainnya, bapak Akir Sani Universitas Sumatera Utara Mandai merantau pada usia muda, saat itu dia merantau ke Pekanbaru pada umur 19 tahun di karenakan ajakan oleh mamak nya. Selama di Pekanbaru bekerja di tempat mamak nya, yang kebetulan memiliki usaha perternakan ayam. Sebelum merantau ke Medan, ia sempat merantau ke Palembang pada tahun 1989 dengan ajakan eloknya untuk berjualan buah-buahan. Kemudian pada tahun 1993 ia merantau ke Medan bersama dengan adiknya Rizal Mandai. Saat di Medan keduanya menumpang di rumah mandeh nya, sekaligus bekerja dengan mandehnya tersebut berjualan dan menawarkan barang songkok dan berbagai pakaian wanita dari pasar ke pasar. Saat ini bapak Akir Sani mendapatkan penghasilan melalui usaha konveksi tas sekolah, rak sepatu, dan tali pinggang, dengan penghasilan sekitar 10.000.000 sampai 15.000.000bulan. Selain ikut kelompok arisan Sungai Sarik, bapak Akir Sani Mandai juga aktif di komunitas KBTK keluarga besar Tujuh Koto. Dan di ketahui pula bahwa bapak Akir Sani Mandai merupakan adik tiri dari bapak Usman Sikumbang.

2. Bashar Koto

Bapak Bashar Koto merupakan perantau Minangkabau yang berusia 53 tahun yang berasal dari Sungai Sarik, VII Koto, Pariaman, dengan jenjang pendidikan tamatan Tsanawiyah. Sebelum merantau ke Medan, bapak Bashar Koto merantau ke Pekanbaru pada usia 17 tahun, saat itu ia merantau di karenakan ajakan oleh orang yang satu kampung denganya. Dan saat di Pekanbaru ia bekerja di temapat orang sekampung dengannya tersebut, yang saat itu memiliki usaha bumbu- bumbu. Namun, di Pekanbaru ia tidak lama, hanya 3 tahun, setelah itu ia kembali ke kampung. Kemudian pada tahun 1985 ia merantau ke Medan dan bertempat tinggal serta bekerja dengan apak nya. Apak nya memiliki usaha Tailor di jalan Pandu yang di kenal dengan nama “Rahmad” dan ia bekerja sebagai tukang jahit. Kini ia memiliki usaha konveksi baju celemek, sarung bantal dan juga memiliki grosir kauskaki, lobe, sarung tangan, dan sebagainya. dari usahanya tersebut ia memiliki penghasilan sekitar 20.000.000 sampai 25.000.000 bulan. di dalam kelompok arisan bapak Bashar Koto menjabat sebagai bendahara. Universitas Sumatera Utara

3. Basrial EfendiKoto