Muhammad Idris Panyalai Muhammad Iqbal Tanjung

5. Ismail Jambak

Bapak Ismail Jambak merupakan perantau Minangkabau yang berusia 48 tahun, yang berasal dari dari desa Toboh, Nan Sabarih, Pariaman, dengan jenjang pendidikan tamatan SLTP. Pada sat usia 21 tahun ia merantau ke Jambi dikarenakan ajakan abang kandungnya untuk membantu usaha abangnya yang pada saat itu memiliki usaha santan kelapa. Bapak Ismail Jambak merantau ke Medan pada 1996, dan saat pertama kali merantau ke Medan ia menumpang di rumah Almarhum Mak Katik di Kampung Lalang. Kini bapak Ismail Jambak berpenghasilan dari usaha kelapa santan di pasar Kampung Lalang, dengan peghasilan sekitar 10.000.000 sampai 15.000.000bulannya. Dan di ketahui bahwa bapak Ismail Jambak merupakan keponakannya dari Almarhum Mak Katik yang merupakan ketua pertama dari kelompok arisan Sungai Sarik.

6. Muhammad Idris Panyalai

Bapak Muhammad Idris Panyalai atau yang banyak di kenal sebagai Mak Dirih, merupakan perantau Minangkabau berusia 73 tahun, yang berasal dari Sungai Sarik, VII Koto, Pariaman. Jenjang pendidikan bapak Muhammad Idris sendiri hanya bersekolah sampai kelas 4 SD. Sama seperti dari kebanyakan orang Minangkabau di pedesaan, bapak Muhammad Idris Panyalai merantau pada saat remaja yaitu pada usia 17 tahun. Banda Aceh merupakan kota tempat awal ia merantau, saat itu ia bekerja dengan saudara dari bapaknya sebagai distibutor telur ayang ke pasar-pasar tradisional yang ada di Banda Aceh. Bapak Muhammad Idris merantau ke Medan pada tahun 1974. Pada awal merantau ke Medan, bapak Muhammad Idris berjualan peralatan rumah tangga dengan meggunakan becak yang dibuat sedemikian rupa untuk dapat membawa barang dagangannya. Ia berjualan kaki lima dari pasar ke pasar namun pasar yang jadi prioritas utamanya adalah pasa Petisah. Berselang beberapa tahun ia menyewa toko di pasar petisah dan berjualan yang sama dengan sebelumnya. Dan di pasar Petisah lah ia dan Mak Katik sering bertemu, karena pada saat itu Almarhum Mak Katik berprofesi sebagai tukang emas yang bekeliling dari pasar kepasar lainnya. Dan dari Mak Katik lah bapak Muhammad Idris Panyalai belajar menempah emas. Saat ini bapak Universitas Sumatera Utara Muhammad Idris Panyalai tidak lagi berjualan, dalam pemenuhan kebutuhan hidupnya ia bergantung pada rumah-rumah yang ia kontrakkan dan dari nafkah anak-anaknya. Di kelompok arisan bapak Muhammad Idris Panyalai merupakan salah satu orang yang pertama kali mendirikan kelompok arisan Sungai Sarik dan kini menjabat sebagai ketua kelompok arisan Sungai Sarik.

7. Muhammad Iqbal Tanjung

Bapak Muhammad Iqbal Tanjung merupakan perantau Minangkabau yang berusia 47 tahun, yang berasal dari Bukittiggi, dengan jenjang pendidikan tamatan S1 Ekonomi. Bapak Muhammad Iqbal juga merupakan menantu dari bapak Muhammad Idris Panyalai. Bapak Muhammad Iqbal tanjung awal Merantau ke kota Medan pada tahun 1989 dengan tujuan untuk berkuliah di UMSU Universitas Muhammadiayah Sumatera Utara. Saat ia kuliah di UMSU, ia terkadang menyempatkan diri untuk berjualan sepatu yang ia ambil dari saudaranya yang pembuat sepatu, kemudian ia berjualan di pasar-pasar dan tempat keramaian yang ada di kota Medan, dan terkadang ia membawa beberapa pasang sepatu ke kampus untuk ia jualkan kepada teman-temannya. Saat ini bapak Muhammad Iqbal memiliki usaha grosir pakaian di pasar Sentral dengan penghasilan bersih sekitar 20.000.000 sampai 25.000.000 bulan.

8. Rizal Mandai