Puskesmas Non Rawat Inap Pelayanan Kesehatan

2. Fungsi yang berorientasi pada kegiatan teknis terkait instalasi perawatan pasien sakit, instalasi gizi, dan instalasi umum. Juga fungsi yang lebih berorientasi pada kegiatan yang kuratif. Kegiatan puskesmas rawat inap adalah : 1. Melakukan tindakan operatif terbatas terhadap penderita gawat darurat seperti : kecelakaan lalu lintas, persalinan, penyakit lain yang mendadak dan gawat 2. Merawat sementara penderita gawat darurat atau untuk observasi penderita dalam rangka diagnostik dengan rata-rata 3-7 hari perawatan. 3. Melakukan pertolongan sementara untuk pengiriman penderita ke rumah sakit. 4. Melakuakan metode operasi pria dan metode operasi wanita MOP dan MOW untuk keluarga berencana.

b. Puskesmas Non Rawat Inap

Puskesmas non rawat inap adalah puskesmas yang tidak menyelenggarakan pelayanan rawat inap kecuali pertolongan persalinan normal.

2.2. Pelayanan Kesehatan

Menurut Levey dan Loomba 1973 dalam Azwar 2010 pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang diselenggarakan sendiri atau secara bersama- sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, Universitas Sumatera Utara mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perseorangan, keluarga, kelompok dan ataupun masyarakat . Pelayanan kesehatan adalah upaya yang diberikan oleh Puskesmas kepada masyarakat, mencakup perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, pencatatan, pelaporan, dan dituangkan dalam suatu sistem Permenkes RI No 75,

2014. 2.2.1 Syarat Pokok Pelayanan Kesehatan

Azwar 2010 menjelaskan suatu pelayanan kesehatan harus memiliki berbagai kesehatan pokok, yaitu: persyaratan pokok yang memberi pengaruh kepada masyarakat dalam menentukan pilihannya terhadap penggunaan jasa pelayanan kesehatan dalam hal ini puskesmas, yaitu :

1. Tersedia dan berkesinambungan

Pelayanan kesehatan yang baik adalah pelayanan kesehatan yang tersedia di masyarakat available serta berkesinambungan continous. Artinya semua jenis pelayanan kesehatan yang dibutuhkan masyarakat ditemukan serta keberadaannya dalam masyarakat adalah ada pada setiap saat yang dibutuhkan.

2. Dapat diterima dan wajar

Pelayanan kesehatan yang baik adalah yang dapat diterima acceptable oleh masyarakat serta bersifat wajar appropriate. Artinya pelayanan kesehatan tersebut tidak bertentangan dengan keyakinan dan kepercayaan masyarakat. Pelayanan kesehatan yang bertentangan dengan adat istiadat, Universitas Sumatera Utara kebudayaan, keyakinan dan kepercayaan masyarakat, serta bersifat tidak wajar, bukan lah suatu pelayanan kesehatan yang baik.

3. Mudah dicapai

Pengertian kecapaian yang dimaksud disini terutama dari sudut lokasi. Dengan demikian untuk dapat mewujudkan pelayanan kesehatan yang baik, maka pengaturan distribusi sarana kesehatan menjadi sangat penting. Pelayanan kesehatan yang terlalu terkonsentrasi di daerah perkotaan saja, dan sementara itu tidak ditemukan di daerah perdesaan, bukan pelayanan kesehatan yang baik.

4. Mudah dijangkau

Pelayanan kesehatan yang baik adalah yangmudah dijangkau affordable oleh masyarakat, dimana diupayakan biaya pelayanan tersebut sesuai dengan kemampuan ekonomi masyarakat. Pelayana kesehatan yang mahal hanya mungkin dinikmati oleh sebagian masyarakat saja.

5. Bermutu

Mutu quality yaitu menunjukkan tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan yang diselenggarakan dan menunjukan kesembuhan penyakit serta keamanan tindakan yang dapat memuaskan para pemakai jasa pelayanan yang sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.

2.2.2 Pelayanan Promotif, Preventif, Kuratif dan Rehabilitatif

Pelayanan promotif adalah suatu kegiatan dan atau serangkaian kegiatan pelayanan kesehatan yang lebih mengutamakan kegiatan yang bersifat promosi kesehatan UU No 36 tahun 2009. Upaya promotif dilakukan untuk Universitas Sumatera Utara meningkatkan kesehatan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat, dengan cara memberikan: 1. Penyuluhan kesehatan masyarakat. 2. Peningkatan gizi. 3. Pemeliharaan kesehatan perorangan. 4. Pemeliharaan kesehatan lingkungan. 5. Olahraga secara teratur. 6. Rekreasi. 7. Pendidikan seks Effendi,1998 Pelayanan preventif adalah suatu kegiatan pencegahan tehadap suatu masalah kesehatan penyakit UU No 36 tahun 2009. Upaya preventif ditujukan untuk mencegah terjadinya penyakit dan gangguwan kesehatan terhadap individu, keluarga, kelompok dan masyarakat, melalui kegiatan-kegiatan sebagai berikut : 1. Imunisasi massal terhadap bayi dan anak balita serta ibu hamil. 2. Pemeriksaan kesehatan secara berkala melaui posyandu, puskesmas, maupun kunjungan rumah. 3. Pemberian vitamin A, Yodium melalui posyandu, puskesmas ataupun di rumah. Universitas Sumatera Utara 4. Pemeriksaan dan pemeliharaan kehamilan, nifas, dan menyusui Effendi, 1998. Pelayanan kuratif adalah suatu kegiatan dan atau serangkaian kegiatan pengobatan yang ditujukan untuk penyembuhan penyakit, pengurangan penderitaan akibat penyakit, pengendalian penyakit, atau pengendalian kecacatan agar kualitas penderita dapat terjaga seoptimal mungkin UU No 36 tahun 2009. Upaya pengobatan kuratif bertujuan untuk merawat dan mengobati anggota keluarga, kelompok yang menderita penyakit atau masalah kesehatan. Usaha-usaha yang dilakukan yaitu : 1. Dukungan penyembuhan, perawatan, contohnya : dukungan psikis penderita TB 2. Perawatan orang sakit sebagai tindak lanjut perawatan dari puskesmas dan rumah sakit 3. Perawatan ibu hamil dengan kondisi patologis di rumah, ibu bersalin dan nifas 4. Perawatan payudara 5. Perawatan tali pusat bayi baru lahir 6. Pemberian obat : Fe, Vitamin A, oralit. Pelayanan rehabilitatif adalah kegiatan dan atau serangkaian kegiatan untuk mengembalikan bekas penderita ke dalam masyarakat sehingga dapat berfungsi lagi sebagai anggota masyarakat yang berguna untuk dirinya dan Universitas Sumatera Utara masyarakat semaksimal mungkin sesuai kemampuannya UU No 36 tahun 2009. Adapun usaha yang dilakukan, yaitu sebagai berikut : 1. Latihan fisik bagi yang mengalami gangguan fisik seperti, patah tulang dan kelainan bawaan. 2. Latihan fisik tertentu bagi penderita penyakit tertentu misalnya, TBC latihan nafas dan batuk, strokefisioterapi Effendi, 1998.

2.3 Mutu Pelayanan Kesehatan

Dokumen yang terkait

Pengaruh Persepsi Tentang Mutu Pelayanan Terhadap Pemanfaatan Poli Gigi di Puskesmas Gunungsitoli Selatan Tahun 2014

4 92 107

Pengetahuan dan Sikap Lansia Tentang Pemanfaatan Pelayanan Posyandu Lansia di Kelurahan Pasar Teluk Dalam Kabupaten Nias Selatan

27 351 111

Pengaruh Karakteristik Individu, Faktor Pelayanan Kesehatan dan Peran Pengawas Menelan Obat (PMO) Terhadap Kepatuhan Berobat Penderita TB Paru Di Puskesmas Teladan Tahun 2005

1 29 111

Respon Masyarakat Terhadap Jamkesmas Sebagai Upaya Pelayanan Kesehatan (Studi deskriptif di Limbong, kecamatan Sianjur mula-mula, Kabupaten Samosir)

0 37 90

Pengaruh Persepsi Masyarakat Tentang Mutu Pelayanan Kesehatan Terhadap Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas Helvetia Kota Medan Tahun 2016

0 0 15

Pengaruh Persepsi Masyarakat Tentang Mutu Pelayanan Kesehatan Terhadap Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas Helvetia Kota Medan Tahun 2016

0 0 2

Pengaruh Persepsi Masyarakat Tentang Mutu Pelayanan Kesehatan Terhadap Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas Helvetia Kota Medan Tahun 2016

0 0 9

Pengaruh Persepsi Masyarakat Tentang Mutu Pelayanan Kesehatan Terhadap Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas Helvetia Kota Medan Tahun 2016

0 1 25

Pengaruh Persepsi Masyarakat Tentang Mutu Pelayanan Kesehatan Terhadap Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas Helvetia Kota Medan Tahun 2016

0 0 3

Pengaruh Persepsi Masyarakat Tentang Mutu Pelayanan Kesehatan Terhadap Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas Helvetia Kota Medan Tahun 2016

0 0 23