Model Penelitian Deinisi Operasional Dan Pengukuran Variabel

150 Volume 15, No.2 September 2011 Wardhani dan Joseph 2010 meneliti hubungan antara karakteristik ketua komite audit dengan praktik manajemen laba pada suatu perusahaan. Karakteristik ketua komite audit di investigasi dengan umur, latar belakang pendidikan akuntansi dan keuangan, pengalaman menjadi patner dalam kantor akuntan, pengalaman menjadi bagian dari manajemen, dan tingkat pendidikan ketua komite audit. Sedangkan manajemen laba dihitung dengan menggunakan akrual diskresionari model kaznik. Hasilnya menunjukkan bahwa latarbelakang akuntansi dan keuangan berhubungan negatif terhadap manajemen laba. Pengalaman sebagai patner kantor akuntan berhubungan positif signiikan terhadap manajemen laba. Variabel kontrol ukuran perusahaan berpengaruh positif dan kesempatan bertumbuh berpengaruh negatif terhadap manajemen laba Bukit dan Iskandar 2009 menemukan bahwa surplus free cash low berhubungan positif terhadap manajemen laba dan komite audit independen memoderasi hubungan tersebut sehingga secara efektif menekan atau mengurangi praktik manajemen laba. Penelitiannya menggunakan sampel 155 perusahaan yang terdafta di bursa Malaysia pada tahun 2001. Carcella 2006 membuktikan bahwa komite audit independen berhubungan negatif non linear terhadap manajemen laba. Tugas dan tanggungjawab Komite Audit sesuai dengan lampiran keputusan ketua BAPEPAM no. Kep-29 PM2004 adalah membantu Dewan Komisaris dalam melaksanakan fungsi-fungsi pengawasan. Dalam aktiitasnya Komite Audit melakukan evaluasi terhadap penyajian laporan keuangan dan kinerja perseroan secara menyeluruh, serta membahas temuan-temuan audit dengan Manajemen dan memberikan masukan kepada Manajemen dan Dewan Komisaris. Komite Audit juga melakukan interaksi yang intensif dengan Manajemen, Auditor Internal dan Auditor Eksternal, dimana Komite Audit mengandalkan sepenuhnya informasi dari pihak pihak tersebut. Tugas dan tanggung jawab Komite Audit adalah sebagai berikut : 1 memastikan bahwa laporan keuangan yang dipublikasikan telah memenuhi ketentuan dan standar akuntansi yang berlaku. 2 memeriksa bahwa risiko-risiko telah dikelola dengan baik dan sistem pengendalian internal telah dilaksanakan secara memadai. 3 memastikan bahwa aktivitas usaha telah dilaksanakan sesuai dengan etika dan ketentuan yang berlaku. 4 membahas dan memberikan masukan kepada Auditor Internal dalam penyusunan program dan perencanaan audit. 5 membahas temuan-temuan audit Auditor Internal dengan Manajemen. Berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya dan berdasarkan pada tugas dan tanggungjawab komite audit tersebut di atas maka dapat diketahui bahwa peranan komite audit berkaitan erat dengan kualitas informasi keuangan yang akan disajikan kepada publik. Oleh karena itu sangat beralasan apabila komite audit berpengaruh signiikan dalam membatasi praktik manajemen laba. Penelitian ini akan memperdalam lagi mengenai pengaruh komite audit terhadap manajemen laba, dilihat dari sisi independensi komite audit, dengan demikian hipotesis kedua penelitian ini adalah: H2 : komite audit independen berpengaruh negatif signiikan terhadap manajemen laba 3. METODE PENELITIAN 3.1. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel Populasi penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI pada industri selain bank, asuransi dan keuangan non bank. Teknik pengambilan sample menggunakan random sampling. Sampel penelitian di ambil dari laporan tahunan 2006 sampai 2009, sebanyak 55 perusahaan. Jadi jumlah sampel seluruhnya 55x4 = 220. Namun setelah dilakukan penghilangan data yang tidak lengkap dan tidak normal sampel seluruhnya menjadi 192 observasi. Daftar sampel dapat dilihat pada lampiran 1. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data skunder, yaitu data yang diperoleh melalui media perantara yang telah dipublikasikan. Data berupa annual report dikumpulkan dari Bursa efek Indonesia www.idx. co.id Data pendukung lainnya diperoleh dan dikumpulkan dari berbagai buku, jurnal ilmiah, mass media, serta sumber-sumber lain yang relevan dengan penelitian ini.

3.2. Model Penelitian

Model penelitian ini dinyatakan dalam persamaan sebagai berikut: Corporate Governance dan Manajemen Laba:pengaruh Presiden Komisaris Independen dan Komite Audit Independen Surifah 151 ML = α + β 1 PKI + β 2 KAI+ e ...................................................................................................................... 1 Keterangan : ML = Manajemen laba PKI = Presiden Komisaris Independen KAI = Komite audit independen

3.3. Deinisi Operasional Dan Pengukuran Variabel

Variabel penelitian ini terdiri dari variabel independen yaitu CG yang diproksi dengan presiden komisaris independen dan komite audit independen. Sedangkan variabel dependennya adalah manajemen laba yang diproksi dengan discretionary accruals. Untuk mengetahui besarnya discretionary accruals perlu diketahui terlebih dahulu berapa besarnya total akrual dan non-discretionary accruals. Total akrual dapat diukur dengan menggunakan dua pendekatan, yaitu pendekatan neraca dan pendekatan arus kas Shah et al., 2009. Menurut Shah et al., 2009 yang mengutip pendapat Healey 1985 dan Jones 1991, total akrual pada pendekatan neraca dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut: TA = ΔCA − ΔCash − ΔCL + ΔDCL – DEP ..........................................................................................2 Keterangan : TA : adalah total akrual ΔCAt : adalah perubahan aktiva lancar pada tahun t ΔCasht : adalah perubahan dalam kas dan ekuivalen kas pada tahun t. ΔCLt : adalah perubahan hutang lancar pada tahun t ΔDCLt : adalah hutang termasuk hutang lancar pada tahun t DEPt : adalah biaya depresiasi dan amortisasi dalam tahun t Total akrual dengan pendekatan laporan arus kas dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut: TAt = N.It – CFOt .....................................................................................................................................3 Keterangan: TAt : adalah total akrual pada tahun t N.It : adalah laba bersih pada tahun t CFOt : adalah arus kas dari aktiitas operasi pada tahun t Shah et al., 2009 menyatakan bahwa para peneliti lebih mengutamakan pendekatan arus kas daripada pendekatan neraca. Pendekatan neraca lebih rendah mutunya daripada pendekatan arus kas, namun beberapa peneliti menggunakan pendekatan neraca karena pendekatan arus kas belum tersedia pada periode pengamatan mereka. Penelitian ini juga akan menggunakan pendekatan arus kas dalam menghitung total akrual. Total akrual TACC terdiri dari discretionary accruals akrual kelolaan dan nondiscretionary accruals. Untuk memperoleh besarnya discretionary accruals DA, maka harus mengurangkan total akrual dengan non- descretionary accruals NDA. Berdasar pada Modiied Cross Sectional Jones Model Shah et al.2009, discretionary accruals dapat dihitung dengan mengurangkan nondiscretionary accruals dari total accruals. Non discretionary accruals NDA dapat dihitung sebagai berikut: 152 Volume 15, No.2 September 2011 NDA it = α 1 1TA

i,t-1