Dewan Komisaris dan Manajemen Laba

148 Volume 15, No.2 September 2011 perusahaan yang dimiliki oleh swasta mempunyai kualitas akrual yang lebih tinggi dan kecenderungan mengatur laba yang lebih rendah dari pada perusahaan yang dimiliki oleh publik. Selanjutnya ditemukan juga bahwa perusahaan yang dimiliki publik melaporkan lebih konservatif dalam hal lebih besar risiko litigasinya dan agency costs nya juga lebih besar. Pengaruh regulasi CG The Mexican Corporate Governance Code terhadap kualitas laba diteliti oleh Machuga dan Teitel 2007. The Mexican Corporate Governance Code, ditetapkan di Meksiko pada Januari 2000. Hasil penelitiannya membuktikan bahwa kualitas laba meningkat setelah implementasi CG Code. Hal ini berarti bahwa CG dapat membatasi perilaku manajemen laba sehingga kualitas laba menjadi meningkat.

2.1. Dewan Komisaris dan Manajemen Laba

Hasil penelitian yang menunjukkan pengaruh dewan komisaris dan manajemen laba antara lain dilakukan oleh Xie et al., 2002. Hasil penelitiannya membuktikan bahwa aktivitas dewan komisaris merupakan faktor penting dalam membatasi kecenderungan manajemen laba. Temuan Xie et al. ini sama dengan hasil penelitian sebelumnya oleh Chtourou et al., 2001 yang membuktikan bahwa efektivitas dewan komisaris membatasi aktivitas manajemen laba. Pengaruh independensi dewan komisaris, kualitas audit dan struktur kepemilikan terhadap manajemen laba juga dilakukan oleh Benkreim 2009. Manajemen laba diukur dengan menggunakan working capital discretionary accruals WCDAC. Dia menganalisis 4 periode dari tahun 2001 sampai 2004 dengan jumlah sampel 239 perusahaan di Prancis yang terdaftar pada Paris Stock Exchange. Hasil penelitiannya membuktikan bahwa auditor the big 4 dapat membatasi penyesuaian diskresionary . Tidak ada hubungan yang signiikan antara struktur kepemilikan terkonsentrasi maupun menyebar terhadap WCDAC. Peranan komisaris independen lebih efektif ketika jumlah anggota dewan komisaris independen setidaknya sepertiga dari jumlah dewan komisaris seperti yang direkomendasikan oleh The Vienot 1999 report. Hasil penelitian tentang pengaruh dewan komisaris terhadap manajemen laba tidak selalu menghasilkan kesimpulan yang sama. Penelitian Huang et al., 2008 tentang manajemen etis, corporate governance dan abnormal accruals yang merupakan proksi dari manajemen laba membuktikan bahwa dewan komisaris yang kuat dan independen hanya sebagai sinyal bahwa laba perusahaan berkualitas. Sementara itu hasil penelitian Zhao dan Chen 2008 sangat berbeda dengan beberapa hasil penelitian di atas. Hasil penelitian Zhao dan Chen 2008 tentang dewan komisaris yang lemah dan manajemen laba, membuktikan bahwa dewan komisaris yang lemah memungkinkan menajer menikmati ketenangan hidup dan menyurutkan motivasi manajer untuk meningkatkan nilai perusahaan, sebagai konsekwensinya manajer tidak termotivasi untuk mengatur laba. Atau dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa kualitas laba perusahaan yang mempunyai dewan komisaris yang lemah malah lebih baik karena manajemen tidak termotivasi untuk mengatur laba. Sivaramakrishnan dan Yu 2008 meneliti tentang hubungan antara CG dan kualitas laba. Penelitian ini bertujuan mengembangkan suatu kerangka yang membedakan antara kekuatan CG dan kecukupan CG yang merupakan cerminan tingkat CG. Mekanisme CG tercermin dari : 1 jumlah anggota komisaris independen, 2 keberadaan pemegang saham institusi yang besar, dan 3 tidak adanya dualitas CEO. Sebuah perusahaan yang memiliki lebih banyak anggota komisaris independen, pemegang saham institusional yang besar, dan tidak adanya dualitas CEO dipandang sebagai memiliki CG yang kuat. Sebaliknya, CG dipandang cukup meskipun tidak mempunyai ketiga mekanisme CG di atas, jika efektif dalam mengurangi biaya keagenan. CG lemah tetapi memadai jika masalah keagenan rendah. Diharapkan kualitas laba dapat mengurangi masalah keagenan. Corporate governance bisa kuat tapi tidak cukup, kalau kualitas labanya masih menjadi masalah. Kualitas laba kemungkinan juga akan menjadi masalah bagi perusahaan yang CG nya lemah dan tidak memadai. Hasil penelitian Sivaramakrishnan dan Yu 2008 menunjukkan bahwa : 1 Suatu perusahaan yang CG nya cukup memadai, tanpa harus memiliki kekuatan dalam CG, kualitas labanya tinggi, 2 Perusahaan yang CG nya cukup memadai cenderung mempunyai kualitas akrual yang tinggi, persistensi laba yang tinggi dan kemampuan Corporate Governance dan Manajemen Laba:pengaruh Presiden Komisaris Independen dan Komite Audit Independen Surifah