TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 1. Teori Keagenan Manajemen Laba
Pengaruh Kondisi Keuangan Perusahaan Terhadap Hubungan Antara Cash Flow Right Leverage dan Manajemen Laba: I Putu Sugiartha Sanjaya
177 Hal ini didukung oleh Leuz et al., 2003 yang menyatakan manajemen laba meningkat atau menurun sangat
tergantung pada penegakan hukum dan perlindungan pemegang saham nonpengendali serta manfaat privat yang diperoleh oleh pemegang saham pengendali. Manajemen laba menurun ketika perlindungan hak pemegang
saham nonpengendali dan penegakan hukum meningkat di negara-negara common law. Sebaliknya, manajemen laba meningkat ketika perlindungan hak pemegang saham nonpengendali dan penegakan hukum menurun di
negara-negara civil law. Manfaat privat juga menyebabkan manajemen laba naik.
Pendapat Leuz et al., 2003 didukung oleh beberapa penelitian empiris yang dilakukan di Asia seperti Haw et al., 2004, Kim dan Yi 2006, Ding et al., 2007, dan Sanjaya 2011b. Akan tetapi, para peneliti ini
tidak mempertimbangkan apakah manajemen laba dilakukan dengan tujuan oportunistik atau eisien. Hal ini juga memotivasi penulis untuk menginvestigasi manajemen laba yang dilakukan oleh pemegang saham pengendali
dengan maksud oportunistik atau eisien. Menurut Scott 2006, manajemen laba dengan maksud oportunistik merupakan manajemen laba yang buruk karena ini hanya menguntungkan diri sendiri. Akan tetapi, manajemen
laba juga dapat dilakukan oleh pemegang saham pengendali dengan maksud eisien atau pensinyalan. Dalam bagian berikutnya, studi ini menjelaskan tentang rerangka teoritis dan pengembangan hipotesis.
Pada bagian tiga, studi ini membahas tentang desain riset dan pada bagian empat studi ini menjelaskan tentang hasil penelitian. Simpulan, keterbatasan, dan saran dijelaskan dalam bagian lima dari tulisan ini.
2. TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2. 1. Teori Keagenan
Teori keagenan adalah teori utama yang digunakan dalam penelitian ini untuk menjelaskan konlik keagenan antara pemegang saham pengendali dan pemegang saham nonpengendali. Shleifer dan Vishny 1997
menjelaskan bahwa pemegang saham mengelompokkan diri menjadi pemegang saham pengendali untuk mengawasi manajer agar manajer menjalankan perusahaan demi kepentingan terbaik para pemegang saham.
Akan tetapi, pemegang saham pengendali meminta manajer untuk membuat keputusan yang menguntungkan diri sendiri seperti pembagian dividen khusus. Hal seperti ini merugikan pemegang saham nonpengendali. Dalam
hal demikian, konlik keagenan yang terjadi adalah antara pemegang saham pengendali dan pemegang saham nonpengendali. Ini yang melandasi studi ini menggunakan teori keagenan sebagai teori utama.
Leuz et al., 2003 menjelaskan bahwa insentif salah menyajikan kinerja perusahaan melalui manajemen laba muncul dari konlik kepentingan antara pemegang saham pengendali dan pemegang saham nonpengendali.
Pemegang saham pengendali dapat menggunakan kontrolnya atas perusahaan untuk menguntungkan diri sendiri yang membebani pemegang saham nonpengendali. Leuz et al., 2003 menegaskan bahwa pemegang
saham pengendali memiliki insentif untuk mengatur laba dalam usaha untuk menyembunyikan manfaat privatnya dari pemegang saham nonpengendali. Menurut Ding et al
., 2007, konlik kepentingan antara pemegang saham pengendali dan pemegang saham nonpengendali menjadi akar penyebab manajemen laba.
2. 2. Manajemen Laba
Schipper 1989 mendeinisikan manajemen laba sebagai suatu intervensi dengan tujuan tertentu dalam proses pelaporan keuangan dengan tujuan menghasilkan beberapa keuntungan pribadi. Menurut Healy dan
Wahlen 1999, manajemen laba terjadi ketika manajer menggunakan judgment dalam pelaporan keuangan dan pengaturan transaksi-transaksi untuk mengubah laporan-laporan keuangan untuk menyesatkan beberapa
stakeholder tentang kinerja keuangan utama perusahaan atau untuk mempengaruhi hasil kontrak yang tergantung
pada angka-angka laporan akuntansi. Manajemen laba dideinisikan oleh Scott 2006 sebagai pemilihan kebijakan akuntansi oleh manajer untuk mencapai beberapa tujuan tertentu.