Analisis Pengaruh Sosialisasi, Sanksi dan Faktor-Faktor Demograi Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Pbb Amalia Kurniati dan Sotya Fevriera
163 mengenai semua jenis pajak namun pada mobile tax unit tidak ada kegiatan pembayaran. Berdasarkan hasil
wawancara, kecamatan Banjarsari yang paling banyak dikunjungi oleh mobile tax unit. Kurniawan 2006
7
dalam penelitiannya menyimpulkan sosialisasi PBB berpengaruh positif terhadap kepatuhan Wajib Pajak. Dengan adanya sosialisasi, maka Wajib Pajak yang sebelum ikut sosialisasi tidak
menyadari pentingnya membayar PBB dapat mengerti pentingnya membayar PBB serta diharapkan menjadi patuh dalam melakukan pembayaran PBB, sehingga dalam penelitian ini dirumuskan hipotesis:
Jumlah sosialisasi PBB yang pernah didapatkan oleh Wajib Pajak berpengaruh positif terhadap peluang Wajib
Pajak untuk patuh dalam membayar PBB.
2.4. Sanksi Pajak Bumi dan Bangunan
Sanksi menurut Waluya 2007 adalah suatu bentuk imbalan atau balasan yang diberikan terhadap seseorang atas perilakunya. Dengan demikian, sanksi dapat berupa hadiah reward atau berupa hukuman punishment.
Menurut Undang – Undang No. 12 Tahun 1985 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang No. 12 Tahun 1994 pasal 24 sampai dengan pasal 27 sanksi PBB dapat berupa:
1 Pidana kurungan selama-lamanya 6 bulan atau denda setinggi-tingginya sebesar 2 kali pajak yang terhutang apabila karena kealpaannya menurut pasal 27 ayat 1 tindakan ini termasuk pelanggaran,
Wajib Pajak: a tidak mengembalikanmenyampaikan Surat Pemberitahuan Obyek Pajak kepada Direktorat Jenderal Pajak atau b menyampaikan Surat Pemberitahuan Obyek Pajak, tetapi isinya tidak
benar atau tidak lengkap danatau melampirkan keterangan yang tidak benar; sehingga menimbulkan kerugian pada Negara pasal 24.
2 Pidana penjara selama-lamanya 2 tahun atau denda setinggi-tingginya sebesar 5 kali pajak yang terhutang apabila Wajib Pajak dengan sengaja menurut pasal 27 ayat 2 tindakan ini termasuk
kejahatan: a tidak mengembalikanmenyampaikan Surat Pemberitahuan Obyek Pajak kepada Direktorat Jenderal Pajak, b menyampaikan Surat Pemberitahuan Obyek Pajak, tetapi isinya tidak
benar atau tidak lengkap danatau melampirkan keterangan yang tidak benar, c memperlihatkan surat palsu atau dipalsukan atau dokumen lain yang palsu atau dipalsukan seolah-olah benar, d tidak
memperlihatkan atau tidak meminjamkan surat atau dokumen lainnya atau e tidak menunjukkan data atau tidak menyampaikan keterangan yang diperlukan; sehingga menimbulkan kerugian pada Negara
pasal 25 ayat 1.
3 Pidana kurungan selama-lamanya 1 tahun atau denda setinggi-tingginya Rp 2.000.000 terhadap bukan Wajib Pajak yang bersangkutan, yang tidak memperlihatkan atau tidak meminjamkan surat atau
dokumen lainnya serta tidak menunjukkan data atau tidak menyampaikan keterangan yang diperlukan menurut pasal 27 ayat 1 tindakan ini termasuk pelanggaran.
4 Ancaman pidana seperti disebut dalam butir 2 dapat dilipatkan dua apabila Wajib Pajak melakukan lagi tindak pidana di bidang perpajakan sebelum lewat 1 tahun, terhitung sejak selesainya menjalani
sebagian atau seluruh pidana penjara yang dijatuhkan atau sejak dibayarkan denda pasal 25 ayat 3. Setelah lebih dari 10 tahun sejak berakhirnya tahun pajak yang bersangkutan, tindak pidana sebagaimana
dimaksud dalam pasal 24 dan pasal 25 tidak dapat dituntut pasal 26. Selain sanksi pidana, dalam Undang- Undang No. 12 tahun 1985 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang No. 12 tahun 1994 disebutkan
pula apabila Wajib Pajak tidak atau kurang membayar PBB pada saat jatuh tempo pembayaran, maka akan dikenai denda administrasi sebesar 2 setiap bulan yang dihitung dari saat jatuh tempo sampai dengan hari pembayaran
untuk jangka waktu paling lama 24 bulan pasal 11 ayat 3. Bida 2001 menyatakan adanya sanksi administratif yang akan merugikan Wajib Pajak secara keuangan menyebabkan Wajib Pajak tergugah untuk membayar pajak
. Dalam penelitian ini, setiap indikator sanksi di atas diukur dengan skala likert yang terdiri dari 5 skala, yaitu: 1
sama sekali tidak paham, 2 kurang paham, 3 ragu-ragu, 4 paham dan 5 sangat paham.
7 di-download dari www.pustakaskripsi.compengaruh-sosialisasi-pajak-bumi-dan-bangunan-terhadap-kepatuhan-wajib-pajak-di-kabupaten-kudus-3310. html, 26 Agustus 2011
164
Volume 15, No.2 September 2011
Feriyani 2007 dalam penelitiannya menemukan persepsi Wajib Pajak tentang sanksi perpajakan tidak mempunyai pengaruh terhadap kepatuhan Wajib Pajak dalam memenuhi kewajiban pajak PBB. Hal itu berbeda
dengan temuan Subianto 2006 di mana pemahaman Wajib Pajak mengenai sanksi perpajakan berpengaruh terhadap kesanggupan pembayaran PBB. Hal serupa ditemukan oleh Bida 2001 yang dalam penelitiannya
menyimpulkan pemahaman tentang sanksi denda berpengaruh terhadap keberhasilan penerimaan PBB di kota Salatiga serta Wibowo 2005 yang menyimpulkan persepsi Wajib Pajak terhadap sanksi denda PBB berpengaruh
positif dan signiikan terhadap kesadaran perpajakan Wajib Pajak dalam membayar pajak. Menurut Winkel 1991, pemahaman adalah kemampuan untuk menangkap makna dan arti dari bahan
yang dipelajari. Karena itu, pemahaman Wajib Pajak terhadap sanksi PBB diharapkan akan dapat meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak dalam membayar PBB sehingga sejalan dengan mayoritas temuan hasil penelitian
sebelumnya, dalam penelitian ini dirumuskan hipotesis: Tingkat pemahaman Wajib Pajak mengenai sanksi PBB berpengaruh positif terhadap peluang Wajib Pajak untuk
patuh dalam membayar PBB.
2.5. Faktor-Faktor Demograi