156
Volume 15, No.2 September 2011
Tabel 9. Coeficients
a
Model Unstandardized Coeficients
Standardized Coeficients
T Sig.
B Std. Error
Beta
1 Constant
.047 .041
1.154 .250
Kom-Dit-Ind -.233
.090 -.186
-2.582 .011
Preskomind -.009
.053 -.012
-.171 .864
a. Dependent Variable: DA
4.3.2. Pengaruh Komite Audit Independen Terhadap Manajemen Laba
Tabel 9 menunjukkan bahwa koeisien regresi komite audit independen sebesar -0,233 dengan tingkat signiikansi 0,011. Koeisien tersebut bertanda negatif menunjukkan arah hubungan negatif, sesuai dengan teori
yang dihipotesiskan. Memperhatikan besarnya tingkat signiikansi 0.011 maka hipotesis kedua yang menyatakan bahwa komite audit independen berpengaruh signiikan terhadap manajemen laba dapat diterima, artinya hasil
penelitian ini mendukung hipotesis. Hasil penelitian ini bermakna bahwa komite audit independen dapat menjadi mekanisme corporate governance dalam rangka pengendalian terhadap tindakan manajemen laba di perusahaan.
Keberadaan komite audit independen dapat membatasi perilaku oportunis manajemen dalam bentuk manajemen laba.
Hasil temuan ini juga sesuai dengan peran komite audit yang cukup penting berkaitan dengan laporan keuangan, yaitu melakukan evaluasi terhadap penyajian laporan keuangan, membahas temuan-temuan audit
dengan manajemen dan memastikan bahwa laporan keuangan yang disajikan telah memenuhi ketentuan yang berlaku. Dengan peran yang diembannya tersebut komite audit yang independen dapat lebih berfungsi dalam
membatasi perilaku oportunis manajemen daripada komite audit yang tidak independen.
4.3.3. Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Manajemen Laba
Penelitian ini juga menguji variabel lain yang tidak masuk dalam hipotesis sebagai variabel kontrol, yaitu ukuran perusahaan. Nuryaman 2008 menemukan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh negatif signiikan
terhadap manajemen laba. Ukuran perusahaan dalam penelitian ini menggunakan nilai log total aktiva pada akhir tahun pengamatan. Hal ini tidak sama dengan yang digunakan oleh Nuryaman 2008, yang menggunakan nilai log
total penjualan perusahaan pada akhir tahun.
Berdasar pada tabel 10, 11, dan 12, menunjukkan bahwa Adjusted R Square negatif, nilai F = 0.296 dengan signiikansi 0,587, hal ini berarti bahwa variabel ukuran perusahaan tidak dapat digunakan sebagai mekanisme
pengendalian manajemen laba. Berdasar pada koeisien regresi menunjukkan arah negatif yang berarti semakin besar perusahaan semakin rendah tingkat manajemen labanya, arah ini sesuai dengan teori yang dihipotesiskan.
Namun tingkat signiikansi yang menunjukkan angka 0,587 berarti bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh signiikan terhadap manajemen laba. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan hasil penelitian sebelumnya Nurya-
man, 2008, barangkali karena proksi yang digunakan untuk mengukur ukuran perusahaan berbeda.
Tabel 10.
Model summary
Model R
R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 .040
a
.002 -.004
.303912141189 a. Predictors: Constant, LOGTA
Corporate Governance dan Manajemen Laba:pengaruh Presiden Komisaris Independen dan Komite Audit Independen Surifah
157
Tabel 11. ANOVA
b
Model Sum of Squares
df Mean Square
F Sig.
1 Regression
.027 1
.027 .296
.587
a
Residual 17.457
189 .092
Total 17.484
190 a. Predictors: Constant, LOGTA
b. Dependent Variable: DA
Tabel 12. Coeficients
a
Model Unstandardized Coeficients
Standardized Coeficients
t Sig.
B Std. Error
Beta
1 Constant
.151 .358
.423 .673
LOGTA -.016
.029 -.040
-.544 .587
a. Dependent Variable: DA
5. PENUTUP 5.1. Kesimpulan
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa komite audit independen berpengarush negatif signiikan terhadap manajemen laba, sedangkan presiden komisaris independen tidak berpengaruh secara signiikan pada manajemen
laba. Diketahui pula bahwa pada perusahaan yang presiden komisarisnya independen diskresionari akrualnya lebih rendah 0,009 dibandingkan dengan diskresionary akrual pada perusahaan yang presiden komisarisnya
tidak independen. Variabel kontrol ukuran perusahaan menggunakan log total aktiva tidak berpengaruh signiikan terhadap manajemen laba.
5. 2. Keterbatasan dan saran penelitian lanjutan
1 Penelitian ini menggunakan sampel 55 perusahaan selain bank, asuransi dan keuangan non bank, yang diambil secara acak, dengan tahun pengamatan dari tahun 2006 sampai dengan 2009. Hal ini
merupakan keterbatasan karena jenis industri tertentu biasanya mempunyai karakteristik tertentu, sedangkan dalam penelitian ini perusahaan dagang dianalisis bersamaan dengan perusahaan real
estate, perusahaan pertambangan maupun pada perusahaan industri makanan. Penelitian selanjutnya bisa menguji dengan memilah-milah jenis sampel berdasarkan pada industri tertentu.
2 Melihat adjusted R square yang sangat rendah baik pada penelitian ini yaitu sebesar 0,025 maupun
pada penelitian sebelumnya Nuryaman, 2008 dan Wardhani dan Joseph, 2010 berarti bahwa terdapat faktor-faktor lain yang lebih dapat digunakan sebagai faktor penjelas terdapatnya manajemen laba.
Oleh karena itu penelitian selanjutnya sebaiknya menggali faktor-faktor lain tersebut.
5.3. Implikasi Penelitian
1 Implikasi pada praktik Hasil penelitian menunjukkan bahwa komite audit yang independen berpengaruh signiikan terhadap
manajemen laba. Sementara itu pada annual reports 2009 masih banyak perusahaan yang belum mengungkapkan tentang independensi komite audit, meskipun sudah ada peraturan tentang hal
tersebut. Oleh karena itu kepada yang mempunyai otoritas pasar modal BAPEPAM pelaksanaan peraturan tentang komite audit independen ini masih harus terus dipantau dan ditingkatkan.